Terkadang suatu 'beautiful nightmare' itu ada. Dan sebaik apapun kata 'beautiful' terkadang ada gerimis di pelupuk mata yang mengimbanginya.
Ah, sial! Lagi-lagi kau berotasi dalam otakku. Tepatnya malam itu. Seperti biasanya, aku tertidur dengan airmata membujur kaku di pipiku. Ya! lagi-lagi aku merindukanmu hingga gerimis dipelupuk mataku tak dapat kubendung. Dan aku bermimpi tentangmu, sosokmu yang begitu nyata dan tak dapat kupercaya.
Entahlah. Yang jelas, dalam mimpiku itu kau menampilkan seringai manismu yang sudah lama kurindukan itu, cara jalanmu, mata bening mu, dan kau berjalan mendekat ke arahku. KEARAH KU! Itu cukup tak nyata bagiku. Di dunia nyata, mana mungkin kau mau menemuiku? Tersenyum manis ke arahku? Tapi entah mengapa, seharusnya aku merasa melayang bukan? Seperti remaja kebanyakan diluar sana. Tetapi dalam mimpi itu aku menangis.
Kadang menangis dapat melegakan hati. Tetapi tidak semua airmata menunjukan kesedihan, bisa saja kebahagiaan. Kemudian kau semakin mendekat dan menghapus airmataku sambil terkekeh lembut "Jangan nangis dong, sejujurnya aku merindukanmu" Kau? Merindukanku? Percayalah, aku jauh LEBIH rindu dibanding kau, dan ini CUMA mimpi kau merindukanku. Di dunia nyata? Kau saja tak peduli padaku.
Di mimpi itu, mataku tetap mengalirkan airmata. Matamu yang bening bulat itu menatap mata sipit ku dengan tajam. Entah apa yang sedang kupikirkan, jemariku ingin saja mengusap pipi mu itu tapi kemudian itu tak terjadi. Aku menarik tanganku kembali. Karena aku tersadar bahwa kau bukan milikku, jadi aku tak punya hak sama sekali. Aku begitu merindukanmu, sungguh.
Kau menunduk memandang sepatumu, kemudian kembali menatapku. Tapi, ada nada sedih saat kau berkata "Maaf, aku harus pergi dan mungkin tak muncul lagi dihadapanmu. Dan maaf, aku mengecewakanmu selama ini. Aku sadar itu" suara mu parau sekali. Aku tak berkedip dan cukup terkejut oleh apa yang kau katakan barusan.
"Bolehkah aku meminta satu hal darimu?" Ucapku tersendat kala itu
"Apa itu? Katakan" tanyanya menatap bola mataku
"Berikan aku pelukan terakhirmu. Kalau kau mengijinkan" jawabku sambil menunduk. Kemudian kau langsung memelukku. Dan aku pun menangis sejadi-jadinya. Kau menghela napas perlahan.
"Aku menyayangimu" Ujarmu
"Aku juga" sahutku dalam tangisku
Kemudian kau melepaskan pelukanmu. dan kata maaf adalah kata terakhir yang kau ucapkan sebelum semuanya menjadi putih dan cukup menyilaukan mataku. Dan aku tersadar, aku masih terbaring di tempat tidur ku. Aku merasa ada yang mengalir di kedua pipi tembam ku. Ya! Itu airmataku. Aku menangis, sekarang aku benar-benar kehilangan dirimu. Tapi aku sadar, itu hanya sebuah mimpi. Benarkah di dunia nyata aku akan benar-benar kehilangan dirimu? It's a beautiful nightmare, maybe..
If I could stay, i would never lose you, hold your hands and never let you go away. Never!