"Ketika yang lain datang menyapa dan mengetuk pintu hatiku, mengapa masih dirimu yang kunantikan hadirnya?" -@nindandr
Cinta pertama tak ubahnya lingkaran tak berujung. Memerlukan usaha keras untuk menemukan jawabannya. Saat-saat itu, tak mengerti definisi cinta. Saat melihat sosoknya, terasa ada yang bergemuruh dalam dadamu. Gejolak dalam perutmu yang tak bisa kau deskripsikan. Semua itu karena dia bukan? Cinta pertamamu?
Sebut saja sosok laki-laki itu adalah 'dia'. Laki-laki dengan raut wajah misteriusnya saat memandangku. Bahkan aku lupa bagaimana cara dia bersembunyi untuk melihatku diantara kebisuannya. Bahkan tolol nya aku, aku sendiri pun tak menyadarinya. Ah, betapa konyolnya. Klise bukan?
Aku masih dapat menggambarkan perasaanku kala itu yang meletup-letup kala ia menatapku dalam diam. Semua yang pertama begitu menyenangkan, begitu mengesankan, termasuk cinta pertama. Aku memang tak sepenuhnya percaya pada love at the first sight. Tapi aku yakin, dalam diamnya itu ada sesuatu yang menggelitik hatiku, dia menemukan kunci hatiku yang selama ini kusimpan rapat-rapat.
Dia dan aku memang tidak pernah tau rasanya jatuh cinta. Taukah dia bahwa hanya wajahnya yang menggantung dalam benakku? Taukah dia bahwa dalam diamnya membuatku tak bisa diam? Maka harus seperti apalagi untuk membuatnya mengerti, bahwa aku hanyalah anak ingusan yang baru pertama kali merasakan ini! Aku benci ketika dia membuatku berlari-lari dalam kegelapan mengejarnya untuk mencari jawaban. Tapi ia tidak mempunyai cahaya penerang pelarianku dalam kegelapan!
Dulu dia dan aku masih terlalu dini untuk mengerti cinta. Apalagi untuk menafsirkannya. Dulu cinta yang menyeretku dalam dimensi yang berbeda, dimensi yang tak ku ketahui sebelumnya. Apa yang bisa dilakukan seorang anak yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP kala itu selain bermain dan bermain? Bukankah segala hal yang pertama itu hanyalah permainan sederhana yang biasa kita mainkan? Jika memang cinta pertama itu hanya permainan, mengapa perasaan itu terasa begitu nyata dan kuat melekat? Dan mengapa perasaan itu masih ada hingga kini?
Sejak kepergiannya, ia curi matahariku! Ia gantikan dengan bulan miliknya. Hingga setiap malam hanya redup yang menyelimuti lelapnya tidurku. Kapan ia kembali dan membawa matahariku kembali? Kembalikan matahariku! Ambil saja redup yang menyelimuti harapanku. Aku hanya ingin dia. Dia memang tak pernah pulang dari perginya. Karena ia tak tau rasanya rindu itu. Tapi setidaknya cerita cinta dia dan aku pernah ada. Mungkin hingga kini aku masih merasa cerita cinta itu masih ada, tapi mungkin ia tidak, bahkan mungkin ia lupa akan semua cerita manis itu yang harus ditelan oleh masanya.
Detak jantung tak beraturan ini masih miliknya. Hingga yang lain datang mengetuk pintu hatiku, kunci hatiku masih ada padanya. Rasa gugup yang menyerbu masih menunggu hadirnya.
Hei buat dirimu yang-entah-ada-dimana.. Hanya ada satu harapan yang aku minta, bukalah hatiku dengan kunci yang kau bawa sejak dulu. Aku masih menginginkan kau yang membukanya dan menyimpan kuncinya, bukan orang lain.
Karena aku yakin pasti itu dirimu..