Welcome to iniadalahcurhatku.blogspot.com | Please do not copy anything, hargai karya orang lain. Thankyou.

Sabtu, 08 Juni 2013

Cincin Pertama [FLASHFICTION]



Aku membereskan buku-bukuku yang sedari tadi kubaca. Aku menyesap jus jambuku berjalan menyusuri lorong kampus yang padat akan mahasiswa dan mahasiswinya yang berlalu lalang. Mendadak suara-suara bermunculan dalam kepalaku. Membawaku kembali mengingat-ingatnya.

"Lulus SMA kamu mau lanjut kemana?" tanyanya disela tawa-tawa kami.
"Aku nggak tau, yang jelas aku mau lanjut studi sastra indonesia. Kamu?" tanyaku
"Aku mau lanjutin sekolah di Manchester. Nggak di Indonesia" ujarnya matanya menerawang
Aku menatapnya "Manchester? Itu kan... Jauh" Ia hanya mengangguk "Lalu... kapan kamu pulang?" lanjutku
"Aku belum tau... Ayahku mengizinkan aku pulang jika aku sudah siap" jawabnya. Aku memandang kosong, membatu. Pasti membutuhkan waktu yang sangat lama.

Saat kelulusan tiba, kami saling menatap dalam diam dan tersenyum. Ia menjabat tanganku dan mengucapkan selamat karena aku adalah lulusan terbaik tahun itu dan tersenyum lebar seakan tidak memiliki beban. Lalu ia mengucapkan selamat tinggal. Semuanya terjadi begitu cepat. Terlampau cepat. Semenjak itu, aku tidak pernah bertemu dengannya lagi.

"Riani!" teriak sebuah suara. Aku menoleh. Seorang laki-laki berlari ke arahku
"Kamu Riani kan?" tanyanya lagi. Aku mengganggukan kepala. Menatapnya bingung "Temen SMA nya Abizhar?" lanjutnya
Aku membeku mendengar nama itu disebut lagi. Aku tidak menjawab pertanyaannya "Ada sesuatu hal yang mau aku bicarain. Besok jam 4 sore dateng ya ke Kedai K'meals ya. Bisa kan?"
Kali ini aku hanya bisa mengangguk lagi mengiyakan. "Oke kalo gitu, sampe ketemu besok. Bye" ujarnya berlalu pergi. Ia mengenal Abizhar dan ia juga mengenalku. Bahkan aku sendiri pun tidak tahu namanya siapa.

***

Sudah setengah jam semenjak aku memasuki kedai kopi ini. Orang yang mengajakku kemarin belum menunjukkan kehadirannya. Aku mengaduk-aduk kopiku yang mulai dingin. Mengrutuki diri sendiri, percaya pada orang yang baru dikenal. Seharusnya aku tidak disini. Aku berniat untuk pulang.

Aku menangkap sosok yang sangat ku kenal ketika aku membalikkan badan.

Dia Abizhar Rasyid Ridho.

"Izhar?" gumamku
"Apa kabar... Riani?" tanyanya. Aku tidak menjawab
"Apa yang kamu lakukan disini Zhar?" tanyaku.

Raut muka Izhar terlihat bingung. Izhar berjalan beberapa langkah tepat dihadapanku. Ia menunduk. Wajahnya memerah lalu merogoh saku di celana jeansnya. Tiba-tiba ia berlutut tepat dihadapanku, aku terdiam. Tidak tau harus melakukan apalagi.

"Emmm... Ri, aku.. aku nggak tau harus bilang apa"
Aku tersenyum melihat laki-laki yang ia tunggu selama ini gemetaran begitu hebat. Aku sama sekali tidak menyangka Izhar akan melakukan hal ini. Kotak cincin itu dibuka tepat dihadapanku. Cincin itu sangat indah.  Aku tidak dapat membendung airmataku lagi, aku meneteskan airmata.
"Maaf membuat kamu menunggu terlalu lama sampai aku berani melakukan ini. Aku hanya ingin kita selalu bersama. Faradina Riani... will you marry me?"

Aku terisak dan menganggukan kepalaku sebagai jawaban. Izhar memasangkan cincin berwarna perak tersebut ke dalam jemariku dengan lembut. Pas. Entah mengapa, cincin itu terlihat berkilauan di jari jemariku. Sangat manis. Izhar lalu memelukku erat. "I love you, mrs. Abizhar"

Aku terkekeh, airmataku masih mengalir dan merapatkan pelukanku "I love you too, mr. Abizhar"




Lalu aku terbangun diatas kasurku menatap langit-langit kamar dengan airmata yang terus meleleh dipipiku. Abizhar tidak akan kembali. Itu semua hanya mimpi


Mimpi - Anggun
8 Juni 2013