Welcome to iniadalahcurhatku.blogspot.com | Please do not copy anything, hargai karya orang lain. Thankyou.

Selasa, 29 Oktober 2013

December: When It's Gone [FLASHFICTION]

Sudah tidak ada lagi yang kupertahankan dari kita, terkecuali hatimu.

***

"Kamu kenapa?" tanya Alyssa yang sedari tadi memperhatikan Clara membolak-balikkan halaman majalah yang baru dibelinya dengan lesu.

"Aku kenapa memangnya?" Clara malah balik bertanya.

Alyssa menghela napas panjang "I know you're not okay. Ada apa Clar? Cerita sama aku" Clara hanya menatap lesu majalahnya, tidak ada tanda-tanda ia ingin bercerita.

"Kamu masih mau nungguin Izhar, Clar?" tanya Alyssa lagi sembari memasukkan buku-bukunya kedalam tas. Clara hanya menunduk.

"Aku.. Aku.. nggak tau Lyss" Clara membuang pandangan ke arah jendela.

Alyssa mendekatkan duduknya "Clar, aku khawatir sama kamu. Aku nggak mau kamu sampai kehilangan kebahagiaanmu lagi seperti dulu. Aku kenal kamu udah lama Clar" ujar Alyssa memeluk bahu sahabatnya itu

"I'm okay Lyss... Hadi menyatakan perasaannya padaku kemarin, dan ia memintaku untuk menjadi kekasihnya" ucap Clara

"Then.. your answer is...?" Alyssa menunggu jawaban Clara.

"Aku bilang, aku belum bisa jawab sekarang. Aku belum siap Lyss"

Alyssa mengerutkan kening tanda heran "Belum siap apa? Belum siap buat nerima kebahagiaan yang datang di hidupmu? Belum siap menerima kenyataan bahwa Izhar nggak akan kembali?!" cerocos Alyssa.

"Izhar pasti akan kembali!"

"Bagaimana jika tidak?"

Clara menggigit bibir "Karena aku percaya sama Izhar"

Alyssa menggelengkan kepala tidak percaya dengan jawaban Clara "Kamu sakit jiwa Clar! Bahkan kamu gila, rela membuang kebahagiaanmu demi seseorang yang bahkan tidak peduli dan meninggalkanmu"

Airmata Clara tumpah seketika, berbaur dengan udara dingin Barcelona.

***

"Hey Clara! Mukamu jelek banget di foto ini! Hahaha" teriak Izhar meledek Clara yang tadi tanpa sengaja Izhar memotret Clara.

"Ih Izhaaar! Hapus!" sahut Clara memecah keheningan taman sore itu.

"Aku nggak mau hahaha" Izhar tertawa puas lalu tawanya tiba-tiba mereda dan menatap Clara.

Clara yang sadar diperhatikan lalu menoleh "Apa?"

Abizhar menerawang keatas. Mencari kata-kata yang tepat "Clara, aku nggak bisa kayak gini terus sama kamu"

"Maksud kamu?"

"Aku harus pergi dari kehidupanmu"

"Jangan bercanda deh Zhar. Maksud kamu apa sih?" tanya Clara bingung

Izhar membuang pandangan, tidak berani menatap Clara "Kita cukup lama untuk temenan, sejak aku pertama kali bertemu kamu di cafe.. Aku tau, ada hal yang berbeda yang aku rasain ketika bersamamu Clar. Aku nyaman ada disamping kamu"

Clara menunggu Abizhar melanjutkan kalimatnya "Aku harus pergi. Aku minta maaf karena aku belum bisa kasih kepastian ke kamu. Aku hanya... belum siap" ia melanjutkan

"Jangan pergi. Aku bisa menunggumu sampai kamu siap" ucap Clara tertahan

"Jangan tunggu aku. Kejar kebahagiaanmu dengan orang yang lebih baik dari aku"

"Tapi.. aku mau kamu tetap disini"

"Aku nggak bisa liat kamu sakit terus-terusan karena aku"

"...are you still with me, Zhar?"


29 Oktober 2013

Senin, 28 Oktober 2013

You happy now?

I never felt this way before. I feel pain, and it's hurt.

You knew I'm into you, Seth. But i realize, I need to move on
Now I have someone else.
Please set me free, Seth. I must learn to love someone who love me.
And I know, it's not you. I know..

Seth, I begging you not to come back in my life.
I feel pain whenever you come around
I don't want to lose my happiness for the second time.

He loves me, Seth. And you need to know that.
I love him. But you're still have most of my heart.

Did you happy now, Seth? :"

Jumat, 18 Oktober 2013

December: Still Here [FLASHFICTION]



Akankah cinta kembali merajut masa lalu?


***

Clara menatap kaku layar ponselnya. Sudah cukup lama ia membeku sejak dering pertama menunjukkan satu pesan masuk di ponsel itu. Nama yang sudah sangat Clara kenal. Hadi. Laki-laki yang baru dikenalnya 3 bulan yang lalu.

From: Hadi
Clara, aku sayang sama kamu.
Can we meet up tomorrow?

Clara tidak kunjung membalas. Ia sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri di sudut cafe malam ini. Sebutir airmata menetes dari mata hazel gadis cantik itu. Perlahan ia menyesap kopinya yang mulai dingin tanpa disekanya airmata tadi. Hatinya tidak menentu dan tersesat tak tentu arah.

Dering ponselnya memecah keheningan yang sempat terjadi. Hadi menelponnya karena sms yang sama sekali tidak dihiraukan oleh gadis itu. Ia tidak menjawab telepon dari laki-laki itu. Matanya menerawang ke arah luar jendela. Tempat orang-orang berlalu lalang dengan senyum dan tawa kebahagiaan mereka. Clara sudah lama menyendiri.

Sejak laki-laki yang pernah berhasil masuk dalam kehidupannya di masa lalu. Laki-laki yang mengajarkan dirinya untuk tidak pernah patah semangat. Laki-laki yang selalu ada disaat ia terpuruk. Laki-laki yang benar-benar membuat Clara merasa dicintai. Kala itu, mungkin ialah gadis paling beruntung. Tidak setelah, laki-laki itu menghilang dari kehidupan Clara tanpa sebab. Hatinya remuk tak bersisa.

Dia Abizhar.

Clara tidak pernah mengira ketika seorang Izhar tidak ada disisinya, ia merasa sangat hampa. Kosong. Lagi-lagi ia menyesap kopinya yang dingin dan satu persatu bulir airmata berjatuhan. Karena disudut tempat inilah, awal mula Clara bertemu dengan Abizhar...

***

Barcelona, 2 tahun yang lalu..

Siang itu, Cafe Ganota sangat ramai dikunjungi orang. Clara memesan secangkir kopi panas dan memilih tempat di sudut cafe. Lalu ia sibuk mengutak-atik laptopnya. Tidak lama, ada seseorang laki-laki datang menghampirinya sambil membawa secangkir capucinno yang masih mengepul.

"Senorita, ould i sit down here? Because there's no more seat" laki-laki itu menyapa Clara
Clara mendongak menatap laki-laki berwajah asia tersebut. Lalu tanpa suara, Clara mempersilahkan laki-laki itu duduk dan kembali sibuk menatap layar laptopnya.
"Are you Asian, senorita?" tanya laki-laki tadi.
Clara menatapnya lalu menjawab "Yes.. I'm Indonesian."
Laki-laki itu tersenyum "Ah! Sama... aku Izhar, Abizhar Evan Dimas. dan kamu..?" tanya Izhar dengan bahasa Indonesia
"Clara. Alexandra Clara.' gadis itu tersenyum menatap Izhar.

***

Clara menangis mengingat semuanya. Mengingat pertemuan singkat mereka yang tak terduga. Clara jatuh cinta dengan Abizhar. Hanya laki-laki itu yang dapat membuatnya jatuh dan mencinta. Bagi Clara, Izhar tidak hanya sekedar indah, laki-laki itu tidak akan pernah terganti dihatinya.

Tapi semua terasa cepat. Tiba-tiba Izhar pergi. Tanpa berbekas, tanpa kabar sedikitpun.



Di bahu kanan jalanan La Rambla, depan cafe Genota, di tempat yang sama sekali Clara tidak sadari ada seseorang yang berdiam diri kaku menatap kaca-kaca jendela cafe. Ia sama sekali tidak menghiraukan lalu lalang orang-orang. Baginya, sosok berambut cokelat sebahu di sudut cafe adalah yang terpenting. Ia terus menatap gadis itu dari kejauhan.

Melihat butiran bening menetes dari mata hazelnya jatuh menuruni pipinya yang putih pucat, hatinya terasa kelu. Ia tidak bisa berdiam terus disini. Lalu ia merapatkan jaket tebalnya karena salju mulai turun. Ia beranjak pergi dari tempatnya ia berdiri tadi. Menatap sekali lagi ke arah gadis itu, lalu ia membalikkan tubuh. Menghilang diantara kerumunan orang.


18 Oktober 2013