Mengapa cinta datang terlambat?
"Lo baru mau berjuang untuk dia sekarang?" tanya Raka setelah mendengar pernyataanku. Aku hanya bisa mengangguk untuk mengiyakan pertanyaan tadi.
"Darimana aja lo? Buta ya? Jelas-jelas dari dulu Raquelle sayang sama lo Dam" sambung Raka lagi. Aku tak mengelak. Aku tau aku telah salah. Seharusnya aku memperjuangkan Raquelle dari awal, ketika Raquelle masih menjadi sahabatku. Tapi kini aku berniat untuk memperjuangkan Raquelle kembali.
***
Bayangan-bayangan semu terus berdatangan, berebut-rebut memasuki otakku. Berbagai kenangan bersama Raquelle terlintas begitu saja dibenakku. Aku tidak mengerti perasaan apa ini. Dulu aku tak pernah merindukannya. Tapi semuanya berubah ketika ia pergi, pergi menjauh dari hidupku.
Gadis itu berjalan dengan anggun memasuki ruangan Prom Night. Dia sungguh mempesona dengan gaun merah selututnya. Ia tampak seperti peri cantik dengan tubuh mungilnya. Aku tidak bisa melepas pandanganku dari sosok itu, tapi kemudian Raka menyikutku seolah segera menyuruhku untuk memperjuangkannya.
Tapi ada seseorang lain. Ia menggandeng tangan mungil milik Raquelle. Bahkan aku mengenal laki-laki itu. Raquelle tersenyum bahagia seolah-olah tanpa beban. Aku telah jatuh cinta padanya. Aku memang menyesal tidak pernah menghiraukan perasaan Raquelle terhadapku dulu. Aku hanya mengingkari apa yang hatiku katakan. Raquelle lelah memperjuangkanku sendirian. Ia kecewa terhadapku. Lalu pergi meninggalkanku, ia menjauh.
Dan kini ia bersama dengan yang lain. Aku sangat menyesal.
Aku terpaku ketika gadis itu tersenyum ramah menghampiriku di ujung ruangan.
"Apa kabar kamu Dam?" tanya Raquelle tersenyum lembut.
"Aku baik. Kamu sendiri bagaimana Raqs?" tanyaku berbasa-basi
"Tidak pernah lebih baik daripada ini. Kamu sendiri aja Dam?" jawabnya
"Raquelle... I need to tell you something to make things are clear" aku tidak menjawab pertanyaannya
"So... what is it?"
"I'm into you, Raquelle Pradipta. It feels so 'right' ketika aku bersamamu. Bentuk perhatian-perhatian kecil kamu yang selalu ada disamping aku. Selalu ada disaat aku butuh kamu. I feel like... I'm in love with my only bestfriend" aku mengungkapkan semuanya.
Ia terdiam untuk sejenak. Termangu sibuk dengan pikirannya "Dulu... Aku perjuangin kamu mati-matian. Tapi aku lelah berjuang sendirian demi kamu. Aku pergi, karena aku kecewa sama kamu yang nggak pernah menghiraukan aku. Aku ada disini Dam. Kenapa kamu baru bilang sekarang?"
Aku menunduk. Sangat menyesal "I'm so sorry... I'm such an idiot. Maaf karena aku nggak pernah mau belajar peka sama kamu. Nggak pernah menghargai perjuangan kamu buat aku. Rasa itu menguap ketika kamu pergi dari hidupku. Maaf karena aku baru mempunyai keberanian untuk mengungkapkan semuanya kepadamu saat ini. I feel so empty without you, Raqs. Aku merindukanmu." ujarku.
"Aku sayang kamu Dam, but it was too late... Kamu tau aku udah bersama Evan sekarang. Jadi tolong ijinkan aku bahagia bersama Evan" ujar Raquelle
"Aku masih sahabatmu Raqs?"
"You are always be my bestfriend, Dam"
Aku salah karena tidak mau berkorban untuknya sehingga kini aku kehilangannya. Aku hanya berharap laki-laki yang Raquelle pilih sempurna. Karena kini Irsando Adam harus belajar mengikhlaskan apa yang bukan miliknya.
Cinta Datang Terlambat - Maudy Ayunda
30 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar