Welcome to iniadalahcurhatku.blogspot.com | Please do not copy anything, hargai karya orang lain. Thankyou.

Rabu, 07 Desember 2011

Ini Baru Romantis

"Ini yang namanya cinta, selalu punya alasan untuk memaafkan meski disakiti." -@nindandr

Aku tahu, aku kini bukanlah ABG yang harus selalu menjadikan jejaring sosial sebuah tempat untuk aku bergalau ria. Seperti dulu maksudku. Aku Disha dan umurku beranjak 18. Tapi, ternyata aku lemah. Arga, laki-laki yang 2 tahun terakhir ini selalu jadi alasan terbesarku saat menggalau di status facebook dan twitter. 2 tahun kami menjalani hubungan tak biasa, tanpa status. Kami sadar kalau kami saling menyayangi, ada usaha untuk saling memiliki, sayangnya semua itu sulit menjadi realita. Aku mencoba lebih mementingkan perasaanku daripada status kami. Kapasitasku memang hanya seorang teman, tapi perasaanku padamu lebih dari sekedar teman.
Dia terpaksa memutuskan untuk meninggalkan kota Yogyakarta untuk melanjutkan kuliahnya di Bandung. Tentu saja aku frustasi. Memang sih dia cuma menumpang kuliah disana.
Sayangnya, hal yang tidak pernah aku harapkan terjadi, dia berubah 180 derajat. Dia begitu cuek dan sering mengabaikan aku. Itu yang menyebabkan aku sebenarnya berat hati melepasnya.

***

1 minggu ini dia tidak memberikan kabar, ini memang bukan hal baru karena beberapa minggu sebelumnya dia juga melakukan hal yang sama. Perasaan campur aduk, khawatir, dan kangen. Kata orang rindu itu indah, namun bagiku ini menyiksa. Bukan cuma nyiksa, tapi nyiksa banget! Dia itu sebenarnya lari kemana?

***

Aku punya rencana entah rencana tolol, idiot, atau malah bagus. Di usianya yang ke-20, aku harus memberi kejutan yang berhasil buat dia! Yaa.. karena 1 tahun yang lalu rencanaku gagal dan 2 tahun yang lalu rencanaku pun juga gagal. Dan selalu saja gagal. Kali ini harus sukses! Telah lama ku memikirkannya, karena dipikirkan dengan matang, maka aku harus merealisasikannya dengan baik! Aku membeli dua tiket kereta api. Taksaka malam, 03 September 2010 , 03.35, dari stasiun Tugu dan di Jakarta, dan aku akan membeli tiket Senja Utama Yogyakarta, 03 September 2010 , 20:45 yang berangkat dari stasiun Senen. Sesuai info online, semoga sesuai perkiraanku. Semoga saja. Hari itu aku pergi, hari itupun aku juga harus pulang.

03 September 2010 , 02:00 WIB. Dengan mata setengah bangun yang masih terkantuk-kantu, aku memeriksa barang-barang bawaanku. Aku tahu ini gila dan agresif, tapi sungguh semua ini aku lakukan hanya untuk melihat senyum Arga lagi. Ya, hanya itu! Aku memang buta jalan, tidak tahu kota Bandung itu seperti apa, memang rencanaku tidak segampang yang aku perkirakan, tapi aku yakin, jika untuk hal yang baik, semua akan berjalan dengan baik. Ya! Keep moving forward! Terus bergerak ke depan!

***
16:00, setelah turun di stasiun, aku bertanya lagi pada petugas stasiun, setelah dari sini aku harus menaiki apa untuk menuju jalan Dago. Di Yogya, aku terbiasa menaiki bis jadi kalau naik angkot, agak sedikit linglung. Aku mencari angkot 06 jurusan terminal Bandung dan bertanya-tanya sedikit tentang toko kue sekitar Bandung. Hebatnya, supir ini tahu! Tepat di sebrang terminal Bandung, ada sebuah toko kue bernama Arga Bakery. Ya, Tuhan, semoga nama yang sama juga membawa kebaikan yang sama. Amin.

***

18:00, aku sampai di kos-kosan Arga di daerah sekitar Dago, dekat dengan warung-warung kaki lima. Catnya cukup bagus. Pagarnya di cat cokelat dan kost itu sendiri di cat krem. Aku membuka pagarnya sambil membawa kue yang memang tidak memakan budget terlalu banyak, yang penting niat ngasihnya bukan harganya. Aku mengirim sms padanya agar segera keluar tanpa memberitahu alasan kenapa dia harus keluar. Dalam jeda waktu itu, aku menyalakan lilin.
Tidak berapa lama kemudian, aku melihat dia berada tidak jauh denganku. Aku gugup, dia terlihat berbeda. Rambutnya, matanya, hidungnya, aku merindukannya. Dia tersenyum dan berjalan ke arahku. Malam itu, pukul 18 lewat, disinari cahaya lilin dan malamnya kota Bandung, aku bahagia. Sangat! Dia make a wish beberapa detik dan meniup lilinnya. Lalu, dia meletakkan kue itu di bangku, tidak jauh dari kami. Gelap. Aku merasa ada tangan hangat yang merangkulku dan memelukku.

“Maaf dan makasih ya Disha” Dia berbisik di telingaku. Aku merasa inilah dia yang dulu, yang tidak mengabaikanku. Tapi.. Woopss! Dia menarik tanganku dan menarikku hingga keluar dari pagar.

“Kamu pulang ya. Ibu kost disini galak banget! Ada mahluk hawa nginjek satu milimeter ke dalam pagar aja, dia udah teriak-teriak minta di timpuk pagar kabupaten. Pliss, jaga diri kamu baik-baik. Makasih sekali lagi.” Dia mengatakan hal yang menurutnya sepele itu dengan terburu-buru. Aku kaget, marah, dan kesal. Tentu saja itu!

“Argaaaaaaaaaa!!” Aku memanggilnya dengan suara lantang. Dia berlari terburu-buru ke arahku. Raut heran terpampang di wajah kuyunya.

“Kenapa lagi?”

“Makan nih!” Sontak, dengan sukses aku membiarkan kue itu mencium wajah Arga dengan agresif. Aku tahu itu sakit, tapi tidak sesakit perasaanku saat dia selalu mengabaikanku.

***

8 bulan berlalu, 30 Mei 2011 , hari itu usiaku menginjak 19 tahun. Mama dan papa lagi dan lagi pergi ke Jepara. Mereka hanya meninggalkan uang dan mengucapkan selamat ulang tahun via telephone. Sebenarnya itu adalah ulangtahunku yang sangat membosankan. Aku mengisi ulang tahunku yang hambar dengan bermain game online seharian di daerah Jalan Laksda Adisucipto, sejak pukul 10 pagi sampai pukul 7 malam.
***
Seusai bosan bermain game dari SierraNet, aku berjalan menikmati udara dinginnya Yogya malam itu. Kemudian aku langkahkan kaki ke toko pernak-pernik untuk cuci mata. Sebenarnya sih hanya ingin mengulur-ulur waktu saja. Setelah lelah, aku menuju shelter DeBritto Trans Jogja. Aku tahu, waktu telah menunjukan pukul 21:00, 30 menit lagi jam operasi Transjogja akan berakhir, aku harus segera menaiki bis sebelum pukul 21:30. Secepatnya..

Sesampainya di shelter DeBritto, shelter terlihat sangat sepi. Aku duduk di bangku shelter, sedangkan di bangku sebrang ada seorang laki-laki yang mengenakan jaket hitam dan penutup kepalanya. Aku perhatikan, laki-laki itu selalu mencuri pandang ke arahku. Ah! orang itu aneh sekali. Tiba-tiba, dia berdiri dan berjalan ke arahku. Aku berdiri berusaha untuk meninggalkan shelter, tapi langkahnya ternyata lebih cepat daripada langkahku, dia menarik tanganku, aku mencoba untuk melepaskan, dan…

“Eh Disha ini aku!” Pria itu membuka tutup kepalanya, ternyata dia adalah Arga. Aku tidak habis pikir, darimana dia tahu kalau aku disini.

“Kamu tau darimana aku ada disini?”

“Dari status foursquare mu. Makanya jangan terlalu eksis! Hehe. Aku tau kebiasaanmu pasti ngegame disekitar sini.”

“Tanganku dilepas aja bisa kali!” Aku berkata sinis, padahal aku merasa senang karena bisa melihat senyumnya lagi.

“Happy birthday ya. Aku gak tau kamu suka apa dan kamu mau apa, jadi aku gak bawa apa-apa deh. Hehe. Maaf yaa”

“Tawa terus aja deh ya! Dateng mendadak, pergi mendadak, berubah mendadak!”

“Aduh, dingin banget sih!”

“Ngaca dulu siapa yang lebih dingin! Kamu kali!” Aku membuang muka tanpa menatap matanya.

“Sorry, Aku gak mau mikir cinta-cintaan dulu deh.”

“Emang aku suka sama kamu? Ge-er dahsyat deh yaaa, pede!”

“Oh, aku kirain datang setiap tahun berturut-turut cuma buat ngasih surprise ke ulang tahunku itu adalah wujud perasaan suka, ternyata enggak ya?” Dia berkata dengan air muka polos, aku terdiam, lemas. Dia menyadari rencana-rencana mahamegaidiot-ku.

“Bukan suka, Ga. Tapi sayang! Kamu tau posisi aku sekarang? Aku terjepit diantara harapan kosong dan rindu yang lebih sering nyiksa.” Dengan jujur aku mengatakannya. Unek-unek selama 2 tahun dan ketahuilah 2 tahun bukan waktu yang sedikit.

Ada rasa saling mencintai namun bertahan untuk tidak saling memiliki. Lebih sakit daripada patah hati. Cen sangar ckck! Kalau 2 tahun kita bisa bertahan, tahun-tahun berikutnya harus lebih semangat dong! Ayolah”

“Semangat palamu! Aku emang gak pernah mentingin status yang penting perasaanku sama kamu dan kamu gak mengabaikannya!”

“Haduh haduh, Mbak, mau tau sesuatu?”

“Apa?”

“Ketika bangun pagi hari, aku memikirkan dirimu. Ketika bersiap-siap tidur, aku memikirkanmu juga. Dan diantara rentan waktu itu, aku memikirkan kita. Kamu gak usah takut, status itu tidak menjamin kesetiaan seseorang” Dia memegang tanganku, menariknya dan memelukku.

“Jadi, mau hadiah apa?” Dia berbisik sambil memelukku.

“Ya, Kamu-lah! You’re my something special. Tak peduli atas nama apa status dan ikatan kita, yang aku tau, aku sayang kamu walau dengan status hanya teman itu” Aku berbisik di telinganya diiringi suara bis yang meninggalkan shelter. Itu bis terakhir tepat pukul 21:30. Ah! ini baru yang namanya romantis!

Romantis bisa datang kapan saja, bahkan di waktu dan tempat yang tak terduga sekalipun.


PS: Dalam bayanganku saat menulis ini, Arga adalah sosok bertubuh 175cm, berhidung mancung, berkulit sawo matang, mempunyai lesung pipi yang manis :D

2 komentar: