Aku memang bukan apa yang kamu rasa
Bukan kilatan cahaya disaat kamu membuka mata
Juga bukan mentari pagi yang hangat menyelimutimu
Semua pernyataan menyakitkan itu
Membuatku masih ingin bertahan
Tetapi aku tersadar
Dan aku selalu sadar
Dia ada saat kamu tak ada
Dia membuatku tersenyum saat kau buatku menangis
Dia mengisi kekosonganku saat kamu pergi
Dia membuatku berarti saat kamu selalu menyakitiku
Tetapi, mengapa aku masih saja betah
Betah melihat senyum tersimpul di wajahmu
Saat aku tau, senyum itu menyakitkan
Aku percaya,
Ada orang yang lebih baik menggantikan posisiku
Yang terbaik untukmu, walau bukan untukku
Waktu selalu kejam
Aku tau, suatu saat nanti
Kamu pasti akan hanya menjadi sebuah serpihan memori
Memori yang menari-nari dalam otakku
Karena aku yakin,
Aku memiliki hati yang besar
Aku menyayanginya tanpa menghilangkan rasa cinta padamu
Rasa cinta yang membuncah yang membuatku muak
Dan aku tau kini
Walau dia telah bersanding denganku
Kamu masih memiliki sebagian besar hatiku
Aku TIDAK 100% move on
ps: Ditulis saat si penulis menangis, dan langit ikut merasakan kepedihannya. Langit juga ikut menangis. Hidung tersumbat, mata membengkak, tidak membuat si penulis berhenti mencintai sosoknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar