Welcome to iniadalahcurhatku.blogspot.com | Please do not copy anything, hargai karya orang lain. Thankyou.

Sabtu, 26 Mei 2012

Berharap Bahwa Aku Menjadi Dia

"Think about my life, then I realized again. It's like 'how lucky she is.. how unlucky I am'. Yeah, the same quote. Yesterday, now, and maybe... it would be still the same quote forever" -@nindandr

Rasa ini begitu absurd dan sulit untuk di deskripsikan. Rasa sakit ini terus menerus menggerogoti hatiku, menciptakan lubang hitam yang dalam dalam hatiku yang sulit kureka dalam bait kalimat. Aku benci pada perpisahan. Entah mengapa dalam peristiwa itu harus ada yang terluka, sedangkan yang lainnya biasa saja, bahagia, bahkan pula ada yang mentertawakannya. Kamu mungkin bahagia, atau malah tertawa sedangkan aku dalam posisi orang yang terluka.

Ketika itu, aku membuka recent images mu di salah satu sosial media yang kamu punya. Scrolling mouse ku tiba-tiba terhenti dan aku terpaku pada beberapa foto, bukan beberapa.. tapi banyak sekali! Di foto itu, kamu masih rapi dengan seragam batik dan jumper biru favorit mu. Yang kutau dalam foto itu, kamu bersama teman-temanmu. Dan aku mengenal mereka. Ya, semua! Tapi, ada satu gadis yang membuatku terkejut. Aku mengenal gadis itu. Dia teman lama ku. Yang membuatku terkejut adalah kamu di foto-foto itu terlihat sangat dekat dengan dia. Gadis itu. Ku tekan tombol next terus dan terus.

Rasa sakit ini datang lagi. Aku menyesal, mengapa aku harus tertarik untuk stalking akun mu lagi? Padahal aku sudah berjanji dengan diriku sendiri bahwa aku ingin menghapus kebiasaan itu agar aku tak lagi merasakan sakit yang begitu dalam ini. Tapi buktinya apa? Sekarang saja, aku stalking akun mu lagi. Apakah ini sebuah candu? Mengapa dirimu berat untuk dilupakan? Persetan kamu mau bilang aku munafik atau apalah, aku tak peduli.

Jam berganti dengan hari.. dan semua berputar. Tetap berotasi, waktu memang kejam . Ia terus saja berjalan tanpa melihat sekitarnya. Tanpa memperdulikan apapun. Aku menjalani hidupku, yah tentu saja tanpamu. Kamu menjalani hidupmu, yang mungkin AKAN bersama dengan dia. Aku hanya ingin tau, apa saja yang ada didalam otakmu. Apa kau tak pernah memikirkan bagaimana hatiku yang telah kamu rusak dengan segala kebodohanmu?

Tak banyak hal yang bisa kulakukan selain mengikhlaskan. Toh, tak ada hal lagi yang mampu ku perjuangkan, selain membiarkanmu pergi. Kepergian dan sosokmu telah menjadi candu yang kunikmati sakitnya.

Terimakasih,
Terkadang kamu membuatku berpikiran bahwa menjadi dia itu enak
Dan terkadang kamu membuatku ingin menjadi dia
Untuk satu hari saja
Agar aku bisa menikmati genggaman hangat jari-jemarimu
Agar aku bisa menikmati detik-detik bersamamu
Sebelum kamu pergi dan benar-benar menghilang

Terimakasih, telah memberiku candu dengan sakitnya
Itu membuatku menjadi sosok yang lebih kuat

Aku percaya, Tuhan punya rencana lain yang lebih indah. Tanpamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar