Senin, 19 September 2011
Kau Anggap Ini Lucu? HAHA!
Dulu, dia yang melengkapi hari-hariku. Merasa berarti di milikimu. Mungki ia berhasil membuatku menyayanginya, kemudian membencinya. HAHA, yaa sangat lucu. Saat sosok dirimu datang dalam hidupku. Kuyakin kau takkan pernah tinggalkan ku. Tapi saat itu pula kau memutar balikkan fakta. Kau membuangku seperti seonggok sampah
Mantan. Saat mendengar kata itu membuatku muak. Cerita cinta masa lalu kadang memang menyakitkan. Kau membuatku membenci untuk jatuh cinta.
Saat mengingatmu, membuatku terbang ke memori masa lalu. Yang selalu membuatku muak akan sebuah perasaan bernamakan "CINTA" itu. Pertemuan yang indah kadang memang tak seindah cerita akhirnya. Sampai aku mengenal kata "BENCI" menjadi suatu yang indah. Kau tertawa? HAHA, silahkan. Aku pun ikut tertawa mengikutimu. Semudah itukah kau menghancurkan sebuah rasa yang kau bentuk untukku? Kau anggap ini lucu?
Semudah itu kau datang, lalu kau tinggalkan. Semudah itu kau mengendalikkan hatiku, lalu kau merusak dan mengobrak-abriknya. Mantan. Masihkah kau pantas ku sebut 'mantan'? Sepertinya tidak. Kau lebih pantas untuk kupanggil 'pengecut'. Aku memang salah. Salah untuk memilihmu. Kau adalah kesalahan di masa laluku.
Setelah aku membenci kata "CINTA" dan berpikir bahwa kata "BENCI" adalah kata yang indah, kini aku tau kata "BARU" adalah yang lebih indah dari segalanya. HAHA, kau pikir aku tak bisa pergi dari bayang sosokmu? Kau salah! SANGAT SALAH! Kau bukanlah satu-satunya jawaban Tuhan yang diberikan padaku. Bukan hanya kau!
Mantan. Apa yang kau pikirkan dari kata itu? Mantan hanyalah seonggok sampah masa lalu yang tak pantas diingingat.
Jumat, 16 September 2011
Saat Mata Teduhmu Menatapku
Aku mengayuh sepedaku cepat-cepat. Sesekali ku melirik jam tanganku, menoleh sebentar ke arah samping, saudara perempuan di sebelahku itu masih berkonsentrasi untuk mengayuh. Aku akan bertemu dengannya sebentar lagi. Beberapa menit lagi. Setelah sekian lama, aku dan dirinya terbatasi oleh layar laptop dalam dunia maya.
Aku tak pernah bertemu dengan dirinya sebelumnya. Dua hari sebelum hari itu. Layar handphone ku berkedip. Dia mengirimku sebuah pesan.
"Dek, besok minggu kita ketemuan di Alkid yaa :) Jam 7 pagi. Gue tunggu, don't be late. Miss you :D"
Sender: Kak Dhika
Aku menahan napas membaca kalimat terakhir tersebut. Miss you. Kalimat itu membuatku melambung tinggi. Aku tersenyum. Membalas pesan itu dengan jawaban ya.
Aku meneruskan kayuhanku, hari itu aku semangat sekali. Saudara perempuanku yang bernama Laras itu pun menghentikan sepedanya. Kini aku berada di Alkid. Beberapa menit lagi. Aku melongok kan kepala, kiri kanan. Aku tak dapat menemukan sosoknya. Aku tak tau dia dimana. Ucapan Laras membuat pencarianku terhenti sejenak.
"Masih mencari cowok itu?" tanyanya. Aku hanya mengangguk dan terus celingukan.
Laras melihatku. "Oh, sudahlah. Sebaiknya kita makan terlebih dulu." Dan aku pun menyetujuinya.
Laras bertemu dengan teman-temannya saat itu. Alhasil, aku pun sendirian. Saat aku duduk di sebuah tempat duduk taman, aku masih mencari sosoknya. Tak mengenal lelah. Pandanganku pun tersita. Laki-laki yang berdiri tepat berada di samping sepedanya, orang itu sedang berbincang dengan teman-temannya. Aku memandangnya dari kejauhan. Aku tak yakin itu Dhika yang selama ini kucari. Kemudian ia melihatku. Ia berjalan mendekat ke arahku. Tentu saja aku panik. Aku merasa tak mengenal siapa laki-laki berkacamata itu.
Ia menatapku. Aku berdiri dari tempat duduk nyamanku. Dibalik kacamatanya itu, ia menatapku teduh. Kemudian laki-laki itu tersenyum menampakan gigi berpagarnya, bahasa gaulnya behel.
"Ninda?" suaranya lembut sekali saat menyebut namaku
Aku menatapnya canggung. "Ya, itu aku. Kau siapa?" tanyaku
Kemudian ia tersenyum. Ternyata dia mempunyai lesung pipi yang manis "Akhirnya gue ketemu juga ama lo. Gue Dhika" ujarnya menampakkan logat Jakarta nya.
"Dhika? Ini beneran kamu?" tanyaku dengan perasaan meluap-luap
"Akhirnya gue bisa ketemu sama lo. Gue kangen lo Nda" ungkapnya jujur. Aku hanya tersenyum simpul. Dia rindu dengan diriku.
Dia Dhika. Orang yang membuatku betah menatap layar handphone ku hanya karena menunggunya mengirimkan sebuah pesan. Pesan-pesan singkat yang membuatku terbang melayang. Ia manis sekali. Oh, apa perasaan yang sedang melandaku ini? Cinta? Ya, kurasa aku mencintai nya. Tidak, lebih tepatnya telah mencintainya sejak aku pertama kali berkenalan dengannya di sebuah jejaring sosial.
Kini, aku merasa aku menyayanginnya. Ingin rasanya kupeluk hangat tubuhnya. Tapi saat itu aku bukan siapa-siapa. hanya belum waktunya. Dan aku yakin, suatu saat aku dapat menyanganginya dan dia menyayangiku.
Dia kembali menatapku. Mata teduhnya membuatku menyunggingkan senyum. Ia juga tersenyum. Senyum yang tulus.
Kamis, 15 September 2011
Sosokmu Disana
Kau tau kalau aku sayang sama kamu?
Emang aku nggak tau gimana perasaanmu
Tapi aku mengerti
Bagaimana aku dapat mengungkapkannya?
Jika sosok dirimu jauh disana
Menyatukan hati
Cinta menjadi jembatan antara kau dan aku
Kau yang kusebut "I LOVE YOU"
Kau yang kusebut "I MISS YOU"
Kau yang kusebut pacarku
Mengusap puncak kepalaku
Belaian sayangmu yang tak usai-usai
Membuatku terbang lebih jauh
Merasakan hangat dirmu saat kau merengkuhku
Membenamkan kepala di dada bidangmu
Sosokmu disana
Bagaimana aku mengungkapkannya padamu?
Kau tau? Kau memang milikku
Tapi entah sampai kapan
Aku dapat mengungkapkan seuntai kalimat
Kalimat penuh makna itu
Bahwa aku mencintai sosok dirimu
Rabu, 14 September 2011
Perasaan Tak Karuan ini Cinta?
Awalnya, semua terasa biasa saja. Kadang, aku memperhatikanmu dari balik dunia maya yang tak tersentuh dan tak terjamah. Sikapku tak lebih, hanya rasa kekaguman biasa yang tak harus memunculkan alasan dan tanda tanya.
Tapi, sejak peristiwa itu, semua berubah. Hanya dengan sapa yang teretas dari mahluk tak bersuara bernama "twitter" itu, kau dan aku tiba-tiba menjadi dekat. Seberapa kuatkah kata “HEY” itu? 1 kata, 3 huruf, tapi bisa mendekatkan aku dan kamu dalam suatu lingkup sempurna bernama cinta. Apa aku terlalu tergesa-gesa untuk menyebutnya cinta? Setidaknya, itulah rasa yang pertama kali aku rasakan padamu sejak percakapan itu. Seperti mercon lebaran yang diledakan di alun-alun selatan, di bawah sinar rembulan, diiringi suara kendaraan yang lalu-lalang, perasaan campur aduk yang bahkan tak bisa aku persepsikan.
Bagaimanakah dengan perjumpaan nyata? Aku tentu merindukanmu, walaupun perkenalan kita berjalan dengan singkat dan instan. Dengan segala kemampuanmu menjentikan jemarimu di keyboard laptop, aku terpikat dan terjerat. Inikah jebakan yang tak sengaja kau ciptakan untuk mengurungku dalam kerinduan semu? seandainya aku dan kamu bisa saling menyentuh dan saling mengenggam tangan, mengisi celah-celah kecil jemarimu lalu kita melihat bulan, sungguh tak adil jika semua itu hanya angan-angan.
Seandainya kamu berada disini, seandainya kotamu tak berjarak ratusan kilometer dari sini, tentu kita bisa segera bertemu, tanpa harus bermimpi. Melihat matahari terbit dan terbenam, bernyanyi diiringi suara gitarmu dan nada-nada hujan yang hanya bisa didengar oleh aku dan kamu, melihat bintang yang berteman dengan bulan, lalu saling berpeluk saat dinginnya hujan.
Tuhan, lirikanlah mataMU pada kisah aku dan dia. Biarkan dia mengendap-endap berlari dari khayalanku lalu memasuki dunia nyataku. Walaupun sebenarnya, aku benci jatuh cinta, terutama dengan dia yang tak pernah kusentuh wajahnya. Saat jantungku harus berdegup kencang karena sapa mayanya, saat mataku rela tak terpejam hanya untuk membalas pesan singkatnya. Tapi, dibalik perasaan canggung, malu, dan rindu itu, aku temukan BAHAGIA :) Sesuatu yang belum tentu dapat diciptakan Einstein dengan kemampuan 10% otaknya, itulah cinta, yang membuat aku rela menatap handphone berjam-jam hanya untuk menunggu kabar darinya
Kau memelukku lewat dunia maya. Dunia maya bertemakan jejaring sosial bernama "twitter" tersebut. Memandangmu lewat layar laptopku. Perasaan tak karuan ini cinta? cinta padamu? Mungkin, dan itu memang terjadi padaku. Cinta yang tak pernah memakai logika, cinta dunia maya.
When You're Gone - Avril Lavigne
Verse 1:
I always needed time on my own
I never thought I'd need you there when I cry
And the days feel like years when I'm alone
And the bed where you lie is made up on your side
Refrain:
When you walk away I count the steps that you take
Do you see how much I need you right now?
Chorus:
When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face that came to know is missing too
When you're gone
All the words I need to hear to always get me through the day
And make it okay
I miss you
I've never felt this way before
Everything that I do remind me of you
And the clothes you left they lied on the floor
And they smell just like you
I love the things that you do
(Repeat refrain and chorus)
We were made for each other
Out here forever, I know we were
Yeah Yeah..
All I ever wanted was for you to know
Everything I do I give my heart and soul
I can hardly breathe, I need to feel you here with me
Yeah..
(Repeat chorus)
PS: Pahami liriknya. Entah kenapa lagu ini nusuk sekali buatku, Dan asal kalian tau saja, lagu ini sudah menjadi top of my playlist song :')
Selasa, 13 September 2011
Ku Sebut Namamu Dalam Doaku
Mungkin kau tak pernah tau, mungkin cinta yang tumbuh menghasilkan sebuah cerita yang indah. Mengeja namamu dalam setiap mimpiku. Aku memilikimu. Seseorang yang selalu membuatku tertawa disaat masalah menghampiri. Tak pernah ku lupa akan hal itu. Kau yang melakukannya.
Aku menangis. Bukan, ini bukan air mata kesedihan. Ini hanyalah luapan hati seorang gadis remaja yang bahagia. Mendekap hangat tubuhku dalam dada bidangnya. Mengusap rambutku dengan perlahan.
"Aku harus pergi. Aku tak bisa janji aku akan kembali" parau melanda suaranya. Aku hanya bergeming. Masih mendekap sosok itu.
Mungkin, kaulupa bahwa ada seseorang yang membiarkan air matanya terbujur kaku dipipinya, hanya karena dia tidak ingin melihat perubahanmu, hanya karena dia MENCINTAIMU.
Meyakini sosok itu bukanlah hal yang sulit bagiku. Aku masih bersamanya walau bulan-bulan yang kosong kulewati tanpa kehadiran sosok dirinya. Tapi ku tau, hatinya masih milikku. Aku yakin itu. Aku memantapkan hatiku padanya.
Dia memang kembali, dengan senyum hangat nya yang selalu menyejukkan hatiku itu. Perasaannya masih sama. Dia mencintaiku sama saat dia mengucap kalimat itu di hadapanku dulu. Aku masih mengingat itu.
Apa kau tau? Aku selalu mengeja nama nya saat aku di alam mimpiku. Menangis karenanya saat mataku terpejam dan terbuka menahan rasa yang menghentak dadaku, aku mengerti, ini perasaan rindu yang menggebu. Dan apa kau tau? Selalu ku sebut namamu dalam setiap doaku. Aku tau itu kata-kata yang terlalu berlebihan menurutmu, tapi ku mencoba menyangkal? tak pernah bisa, karena aku melakukannya.
Bercerita tentang sosok dirimu pada Tuhan dalam setiap ibadahku adalah kebiasaan baruku. Dan Tuhan selalu mendengarkan ceritaku dengan seksama.
Senin, 12 September 2011
Ini perpisahan?
"Ketika Tuhan mengambil orang yang kita cintai, Tuhan pasti akan mengganti dengan seseorang yang baru yang akan lebih kau cintai"
Ya, kata-kata yang kurangkai saat aku kehilangan sosok dirimu dari hidupku itu masih terngiang di kepalaku. Kenyataan terburuk yang harus ku terima adalah orang yang aku cintai itu akan hilang, untuk sementara atau mungkin selamanya. Aku takkan tau. Cinta memang rumit.
Apa kau pernah merasakan? Seseorang yang telah kau cintai sosoknya menghilang begitu saja dari hadapanmu. Dan saat dia kembali melihat dirimu, dia tak mengenalmu. Apa itu sakit? Ya, dan itu sakit! karena aku pernah merasakannya. Merasakan seperti palu godam menghantam hatiku dengan sangat pilu. Meninggalkan luka yang cukup dalam.
Setiap pertemuan pasti menghasilkan rasa. Entah rasa tertarik, rasa benci, rasa mencintai, rasa ingin melindungi, termasuk rasa takut kehilangan. Harus ku akui, kaulah yang menciptakan perasaan itu. Perasaan yang membuatku melambung terlalu jauh dan menghantam ku jatuh kembali ke dunia nyata. Kau kini bukan milikku lagi. Aku memang siapa mengharapkan sosok dirimu kembali? Aku siapa?
Kau melihatku tanpa mengenalku kembali, semudah itukah wahai cinta pertama? Aku tak pernah mengerti jalan pikiranmu. Kini aku pun melanjutkan hidupku. Menata hidupku. Menghapus sosok dirimu. Yang belum pernah terpikirkan dari suatu perpisahan adalah akan ada sebuah pertemuan lagi yang akan menyadarkan kita, bahwa kehilangan adalah tanda kita segera menemukan. Aku sadar, dirimu hanyalah bayangan semu bagiku. Sosokmu tak terlihat jelas dari pandanganku. Aku menemukan sosok baru. Dia yang aku yakini bahwa dia adalah jawaban setiap doaku.
Perpisahan adalah bagian dari rencana Tuhan untuk membuat kita lebih dewasa. Perpisahan memang awalnya pahit. Tapi jika kau yakin bahwa perpisahan adalah hal yang sejenak dapat membuatmu lebih dewasa. Yakinlah, dibalik perpisahan yang pahit itu, akan ada hal baru yang akan kau kenang. Menemukan sosok baru yang lebih kau cintai. Karena aku yakin Tuhan merencanakan hal yang terbaik bagimu.
Sosok itu kian mendekat. Dan kuyakin itu adalah dirimu. Dirimu yang telah membuat hatiku melambung, dan ku takkan takut untuk jatuh terjembap kembali. Karena kau menopang hati yang dibuat melambung olehmu ini :)
Blog Baru :')
Ini blog baruku..
Nantinya aku bakalan curhat banyak disini, so yang gak suka, gak join juga gapapa :)
Ya, aku tau dan aku sadar, aku adalah gadis remaja yang labil. jika tidak pasti tidak normal
Kamu nggak perlu tau aku, yang penting kamu bisa menikmati setiap curhatku yang akan ku post.
Oh, iyaa.. kamu belum tau aku bakal cerita apa?
Aku akan bercerita tentang dia, laki-laki yang telah membuat hatiku melambung.
Dan bercerita tentang mereka, sahabat-sahabat ku.. aku tak ingin menyebut 'sahabat sejati' tapi mereka adalah 'sahabat selama aku bisa'
Kau tau alasan ku membuat blog ini?
Karena aku menyimpan sejuta cerita yang tak pernah kubagikan dengan siapapun.
Karena ku tau, Tuhan telah mendengarkan setiap cerita dalam setiap ibadahku :')
Aku gadis remaja yang ingin selalu mensyukuri hidupnya
You'll know who i am :)