Welcome to iniadalahcurhatku.blogspot.com | Please do not copy anything, hargai karya orang lain. Thankyou.

Rabu, 12 Oktober 2011

Hujan Kala Itu

Aku melongokkan kepalaku. memeluk sweater yang menempel ditubuhku yang kian dingin ini. Sesekali aku melirik jam tanganku. Sudah 20 menit aku disini, hujan sangat egois, kian melebat. Kau dimana? Aku kadang berharap sosokmu muncul menembus hujan menghampiriku, tapi ini tidak. Aku masih duduk membujur kaku.
"Chika, mengapa kau ada disini? Ini aku bawa payung" sebuah suara menyentakkan lamunanku.
"Terimakasih, tapi aku tidak memerlukannya" ujarku lembut.
Ia menghembuskan napas "Aku tau kau masih menunggunya kan?" jawab lelaki itu. Dia mas Leo.
Aku memalingkan wajah "Sudahlah mas, tinggalkan aku sendiri" Kataku getir.
"baiklah kalau itu yang kau mau" kemudian ia beranjak pergi. Aku tetap termenung. Aku memutuskan untuk pergi.
Tidak, hujan tak sekejam tadi. Hujan kian mereda. Angin sepoi-sepoi menerbangka anak-anak rambutku. Aku terus berjalan, hingga pada akhirnya aku terhenti sejenak.
Memoriku terbang kala itu. Aku masih mengingatnya. Lalu aku pun membeli satu buket bunga lily, kau pernah bercerita bahwa bunga lily menggambarkan sosokmu dan kau sangat menyukai bunga lily.
"Dek chika, mau ke tempat biasa yaa?" teriak kang Butet dari seberang jalan. Ia sudah mengenal kebiasaanku.
Aku tersenyum ramah "Iya kang, saya duluan yaa" jawabku. Aku pun beringsut pergi.
Akhirnya aku sampai ditempat tujuanku yang utama, disini kau berada. Angin-angin menerbangkan daun-daun yang rapuh itu. Aku melihat ke sekeliling. Kemudian bola mataku tertuju pada namamu yang tercetak kaku di sebuah batu nisan. Air mataku meleleh. Aku memeluk nisan yang dingin dan keras itu.

Cleopatra Elang Wijaya
Lahir: Samarinda, 03 Juli 1993
Wafat: Yogyakarta, 26 September 2010

Setahun sudah kau meninggalkanku. Air mataku meleleh kian deras. Teman-temanku berkata bahwa aku sudah gila. Aku memang masih menunggu kedatanganmu di taman favorit kita berdua dulu. Hujan yang menghangatkan kita.
Sayang, apa kamu kedinginan disana? Ini aku bawakan bunga kesukaan kamu. Lily. Maaf aku tak bisa menepati janjimu padamu. Janji bahwa setelah kau tiada, aku takkan menangis. Tapi nyatanya aku tak bisa. Maafkan aku. Aku rindu padamu, lebih dari yang kamu tau

Sayang, hujan kala itu mengingatkanku pada sosok dirimu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar