Welcome to iniadalahcurhatku.blogspot.com | Please do not copy anything, hargai karya orang lain. Thankyou.

Kamis, 30 Agustus 2012

Ini Menyakitkan

Beberapa tweet galau milikku tentang dia..

- Cie yang careless nya muncul. Udah kayak nggak kenal aja ya sama aku.
- Halo yang careless. Sampe tadi aja nggak mau liat kearahku.
- Aku dianggep hantu yah tadi? Sampe-sampe kamu nggak liat aku. Apa sengaja?
- Liat ke arahku aja nggak mau ya. Apalagi natap sama senyum. Udah nggak kenal ya sama aku? Cie careless banget sih.
- Kalo careless-man award itu ada, aku pasti langsung pilih kamu.
- Tadi ketemu aku, kamu nggak mau natap ke arahku kayak dulu lagi. Kenapa? Kamu ngerasa nggak kenal ya sama aku?
- Eh, apa kita emang belum saling kenal? Aku kenal kamu, tapi kok kamu nggak kenal aku ya?
- Wah yang careless nya semakin menjadi-jadi. Tadi emang nggak liat atau pura-pura nggak liat aku?
- Tadi aku di depanmu loh. Kamu nunduk-nunduk, sengaja nggak mau liat ke arahku ya?
- Kelakuanmu tadi bikin nyesek loh. Tau nggak? Pasti enggak, hebat yah kamu.
- Eh, tadi aku teriak-teriak di depanmu kasih kode, nggak denger ya? Wah, selain jadi manusia, aku bisa jadi hantu juga yah.
- Thanks, ke-careless-an mu itu adalah hal yang paling menyakitkan dari kamu.


Hai careless-man. Sebenernya aku punya berjuta-juta pertanyaan yang mengendap dalam memori otakku.
1. Kenapa kamu jadi berubah sikap sama aku? Sakit rasanya diginiin.
2. Apa aku udah terlanjur "speak now" sama kamu trus kamu tau semuanya?
3. Kenapa kamu menghindar? Ini kayak bukan kamu lagi.
4. Kemana kamu yang selalu manggil aku "directioner"? Aku kangen panggilan itu.
5. Salah nggak sih seorang junior berharap lebih sama kakak seniornya?
6. Kenapa kamu careless kayak gini? Sakitnya nggak bisa kamu rasain

Mungkin, cuma itu yang baru bisa aku tanyain ke kamu. Walaupun aku tau, kamu nggak bakal jawab satupun dari pertanyaan-pertanyaan itu. Bagimu memang nggak penting kak. Tapi, aku cuma bisa berharap kamu yang dulu lagi. Yang selalu manggil aku "directioner". Senyum ke aku. Ramah sama aku. Bukan kayak gini.

Bukan kamu yang selalu nunduk kalo ketemu aku. Nggak mau natap aku. Nggak senyum lagi sama aku. Nggak pernah lagi panggil aku "directioner". Selalu menghindar kalau ketemu aku. Nggak pernah ngejek 1D lagi. Nggak pernah nyapa aku lagi lewat whatsapp atau jbjb in tweet-tweet aku.

Aku pengen kamu panggil aku "directioner" lagi dan ngejek-ngejek 1D lagi kayak dulu.. Aku nggak pernah marah, sama sekali nggak marah ataupun tersinggung dengan itu semua. Asalkan kamu jadi kamu yang dulu lagi kak. I miss the old you. Karena ini menyakitkan. Apa alasan kamu melakukan itu semua? Apa secara nggak sengaja aku udah "speak now" sama kamu dan kamu nggak suka sama aku terus menjauh?

Ninda bego.. mana suka dia sama kamu. Itu hal yang nggak mungkin.

Selasa, 28 Agustus 2012

Cie, yang potong rambut. Makin ganteng. Hehe *guling-guling*

Jumat, 24 Agustus 2012

Ini Gila

Hai. Sebenernya aku bingung mau posting tentang apa. Yang jelas saat ini aku rindu sekali dengannya. Iya, kakak kelasku yang super careless itu. Uhuk. Well, sebenarnya libur lebaran ini sedikit menyiksa karena aku tidak bisa bertemu sosoknya yang sering kuperhatikan dalam diam di sudut rahasiaku yang tidak diketahui olehnya.

Well, bisa kau sebut aku ini stalker. Aku adalah seseorang selalu mengendap-endap dalam setiap akun sosial medianya. Dan.. hey, kurasa aku menyukai caraku ini. Uh, selama ia tidak mengetahuinya tentu saja. Jujur, aku kangen sekali sosoknya. Semua yang ada padanya aku suka.

Post ini mungkin adalah postingan paling tidak penting dari semua postinganku. Perlu kau tau, aku ini masih gadis labil. Wajar kan? Aku melantur. Sampai mana aku tadi? Oh ya, semenjak hari kedua lebaran, dia rajin menyapaku melalui Whatsapp. Entah apa maksudnya aku tak tau. Tetapi, aku suka itu. Kata-katamu yang tidak jelas sekalipun selalu membuatku tersenyum malu-malu.

Dan di Whatsapp itu chat mu selalu berisikan yang tidak penting-penting. Pernah kala itu kita berperang emoticon-emoticon yang selalu membuatku hanya bisa geleng-geleng kepala. Tapi entah mengapa, jari-jemariku masih saja menari-nari lembut di atas keypad untuk membalas sapaan konyolmu itu.

Hey, tapi aku rindu sosok nyatamu. Apa kau juga?

Minggu, 19 Agustus 2012

Cinta Pertama, Kau Kah Itu? (bagian 3)

2 bulan berlalu semenjak terakhir kali pertemuanku dengan Heffin di lembah UGM. Ia tak pernah mengontakku sama sekali. Aku yakin, ia sudah bahagia dengan Bianca. Carissa, bicara apa kau ini? Aku seharusnya bisa menyikapi ini dengan dewasa, umurku sudah genap berusia 22 tahun. Masih pantaskah aku berharap lebih kepada kekasih seseorang?

"Vanilla Late satu" ujar pelayan itu membuyarkan segala lamunanku. Aku berada di Cafe Dixie saat ini. Sendirian. Ya, sendirian.

"Iya, terimakasih mbak" jawabku lalu pelayan itu pergi.

Aku mengaduk perlahan vanilla late ku. Berbagai kejadian lalu berkecamuk dalam pikiranku. Kemudian aku teringat sesuatu yang tadi sempat aku masukkan kedalam tas sebelum pergi ke kafe ini yang dikirimkan langsung kerumahku. Aku belum sempat membacanya. Aku mengaduk-aduk isi tas. Akhirnya aku temukan benda yang kucari...... sebuah undangan pernikahan?

Menikah? Siapa yang akan menikah? Di amplopnya tidak tertera nama pengirim. Dengan penasaran, aku buka isi amplop itu. Aku membaca dengan teliti nama yang tertera di undangan pernikahan itu. Aku tak percaya. Mario Heffin Barathayuda & Bianca Tamara Widhy. Aku rafal dua nama itu berulang ulang. Heffin dan Bianca akan menikah? Heffin baru berusia 23 tahun! Oh ayolah! Dan Heffin pernah bilang padaku bahwa Bianca lebih tua darinya.

"AH, SHIT!" umpatku. Ada seorang laki-laki yang tidak sengaja menumpahkaan sebagian jus alpukat yang dibawanya mengenai bajuku.

"Ah, sorry sorry..  Aku nggak sengaja. Ini aku ada tisu" ujarnya panik.

"Its okay, nggak papa" jawabku sambil memijat pelipisku. Entah kenapa terasa pusing sekali. Heffin dan Bianca akan menikah. Pikiran itu terus menghantuiku.

"Kamu kenapa? Sakit?" tanya laki-laki itu lagi masih panik melihatku yang terus memegang kepala. Heffin dan Bianca akan menikah.

"I'm ok--"

Lalu semuanya mendadak gelap. Aku tidak ingat apa-apa lagi.

***

Terang. Semuanya terang saat aku membuka mata. Aku ingat terakhir kali aku masih di kafe. Sekarang aku dimana? Mengapa badanku sulit sekali untuk digerakkan? Ruangan ini seperti kamar, bukan kamarku. Lalu kamar siapa?

"Hei, kamu udah sadar?" tanya sebuah suara. Refleks aku menoleh.

"Kamu siapa? Aku dimana? Kenapa aku disini?" tanyaku tak menanggapi pertanyaannya

"Jangan panik, aku Andru. Kamu ada dirumahku, tepatnya di kamar tamu. Tadi kamu tiba-tiba pingsan di kafe, terus aku bawa kesini. Dokter udah meriksa kamu, katanya kamu cuma lagi kebanyakan pikiran" jelas laki-laki bermata cokelat hazel itu.

"Hah?!" Otakku tak bereaksi. Butuh beberapa detik untuk mencerna itu semua. "Oh ya, aku mengerti" lanjutku.

"Oh ya, siapa namamu?" tanya Andru sambil tersenyum. Jujur, senyumnya manis sekali.

"Eh, eum aku Carissa" jawabku mengulum senyum.

"By the way.. aku minta maaf ya soal yang tadi di kafe. Gara-gara aku, bajumu jadi kotor gitu. Oh ya, ini aku bawain baju ganti. Ini punya adikku. Kamu pake aja dulu, mudah-mudahan pas dibadanmu" ujarnya ramah.

Aku melihat kearah baju itu "iya nggak papa, makasih ya. Kamu baik banget" lalu aku menatap mata hazelnya.

Ia terkekeh pelan "Aku keluar dulu ya" kata Andru kemudian berlalu pergi. Oh, Carissa mengapa kau dengan mudahnya percaya dengan orang baru? Bahkan yang baru aku kenal beberapa menit yang lalu. Ah entahlah, orang itu kelihatannya baik.

Ketika aku akan ke kamar mandi, aku melihat dompet tergeletak di meja. Apa itu dompet Andru? Dengan penasaran aku membukanya. Ada KTP dan kartu nama Andru disitu. Aku mengambil dan membacanya. Mahaka Andru Fathanino. 23 tahun. Lahir di Perancis. Belum menikah. Lalu aku membaca kartu namanya. Cukup tertera Andru Fathanino. Direktur. Dan sederet no handphone nya. Aku memembalik kartu nama itu. 'Mahaka Coorperation'.

Aku membacanya lagi tak percaya. Direktur Mahaka Coorperation? Setauku, Mahaka adalah salah satu perusahaan terbesar di Jawa. Menarik. Aku lalu mengambil satu kartu  namanya dan menyimpannya di tas. Lalu aku bergegas menuju kamar mandi.

***

Aku memang berniat untuk cepat-cepat bergegas pulang. Sampai di halaman depan, aku bertemu dengan bibi yang sedang menyapu halaman rumah Andru yang super megah ini.

"Non, temennya den Andru ya?" tanya bibi yang tidak kuketahui namanya itu.

"Iya bi, Andru nya kemana ya? Saya mau pamit pulang soalnya" tanyaku.

"Oalah non, tadi den Andru pergi buru-buru ke kantor katanya ada urusan. Mau titip pesan ndak buat den Andru?"

"Bi, tolong bilangin terimakasih banyak sama Andru buat tadi udah repot-repot bantuin saya. Makasih banyak ya bi. Saya pamit dulu" ujarku pada bibi itu.

"Oh ya, baik non" sahutnya.

"Asalamuallaikum"

"Wallaikumsalam"

Dan aku menuju motor vespa ku yang telah terparkir rapi. Kemudian menstarter vespaku lalu melaju pergi menjauh dari rumah megah milik seseorang yang baru aku kenal beberapa jam yang lalu. Andru Fathanino. Direktur perusahaan Mahaka. Perusahaan terbesar di Jawa. Andru, pemilik mata hazel dan berdarah Indo-Perancis itu.

Selasa, 14 Agustus 2012

Surat Untuk 'KAMU' #2

My dearest-stalkerman, KAMU

Hai. Ini surat kedua aku buat kamu setelah surat pertama dibulan Juni lalu. Aku harap kamu baca.
Ralat. Errr.. Nggak jadi berharapnya. Nggak berharap kamu baca ini. Udah capek berharapnya. Hehe.

Jadi, aku pengen kamu baca..
Ralat. Nggak jadi pengennya. Udah capek pengen sesuatu tapi nggak pernah dapet.

Oke, jadi aku cuma pengen kamu tau..
Ralat. Nggak jadi ngasih tau kamu. Kamunya nggak pernah peka sih *eh?

Ralat yang terakhir. Sebenernya kamu tau dan kamu peka. Tapi pura-pura nggak tau dan pura-pura nggak peka..

Ninda masih inget pas kamu senyum sama Ninda. Terus langsung pergi gitu aja kearah temen-temen yang lain. Ninda juga masih inget gimana caranya kamu manggil nama Ninda. Dan Ninda masih inget gimana pas waktu itu Ninda duduk didepan kelas 7F ngeliat kamu dari kejauhan. Terus mata Ninda menerawang dan bilang "Aku nggak bakal semudah itu ngelupain kamu" yang nggak lebih dari sekedar gumaman.

Dan itu semua benar.
Nggak semudah itu ngelupain kamu.
Butuh waktu 3 tahun buatku.

Enggak, tolong jangan berfikir kalo aku disini tuh buat berharap jadi pacar kamu atau gimana. Terus jadi desperate karena kamu nggak suka aku. Enggak. Aku mulai ngerti kenapa aku nungguin kamu padahal tau akhirnya bakal kayak gini..

Duh tolong, jangan careless lagi dong kamu. Disurat ini aku cuma bilang kalo aku udah nggak berharap apapun lagi. Mungkin nama tenarnya move on. Iya, kamu harus percaya.

Duh tolong, aku nggak minta kamu untuk peka. Jangan tatap dan perlakukan ku layaknya gadis tolol yang desperate karena jatuh cinta sendirian melulu. Lupain apapun yang pernah aku harapin ke kamu. Tatap dan perlakukan ku layaknya teman.

Duh tolong, kamu bisa kan bantu aku? Aku enggak ngelupain kamu. Aku cuma udah capek berharap sama kamu yang terus-terusan careless sama aku dan pura-pura nggak peka.

Duh tolong, jangan marah ya kamu. Aku udah nemuin pengganti kamu. Semoga dia bisa lebih baik dari kamu. Enggak, aku nggak bilang kamu nggak baik. Kamu selalu baik dimataku. Dan semoga dia nggak se-careless kamu yaa. *guling-guling*

Kalo kamu pernah baca posting sebelum ini, kamu pasti tau dia siapa..

Tapi aku nggak berharap kamu baca kok. Hehe.


Udah malem, selamat tidur.


Oh ya, selamat ya. Kamu masuk Stemsa ya? Cie yang udah SMA, sekolah baru. Sekolah barumu deket ya sama sekolah baruku Muhi loh. Eh, Aku jadi ngelantur. Hehe. *guling-guling*


Hehe, malem.


Sincerely,
Ninda

Sabtu, 04 Agustus 2012

Jatuh Cinta

Maaf buat pembaca "Cinta Pertama, Kaukah itu?" karena cerita lanjutannya tertunda. Si penulis sedang tidak ada inspirasi. Maaf sekali lagi.


*****

Bukan. Ini bukan tentang dia yang sering kutuliskan sosoknya dalam setiap kalimat di blog ini. Asal kalian tau, mungkin semenjak aku memasuki masa-masa putih abu-abu, aku move on. Rasanya asing memang mendengar kata move on. Iya, move on..

'Sejak kapan kamu move on Nin?' 'Gara-gara apa kamu bisa move on?' 'Serius Nin, kamu udah move on beneran?' menghadapi berbagai pertanyaan-pertanyaan itu, aku pun ingin membahasnya lewat posting kecil kali ini. Aku ingin menceritakan sedikit tentang sosoknya yang membuatku mulai ber move on dari laki-laki pemilik batik ungu dari masa laluku itu.

Berat memang, move on dari seseorang yang telah kutunggu hadirnya selama bertahun-tahun. Sampai suatu ketika hari pertama memasuki sekolah baru (pra mos). Sabtu, 14 Juli 2012. Aku datang tepat waktu kala itu. Lalu berkumpul di aula dan mencari kelas. Namaku terdaftar di kelas X-H (ICT-MSN). Sesaat setelah itu, aku duduk sesuai kelasku di aula yang cukup luas itu. Tak lama, datanglah 2 kakak kelas untuk membimbing kami. Dari sinilah cerita bermula..

Dua kakak kelas tersebut 1 perempuan dan 1 laki-laki. Mereka berdua tersenyum. Lalu aku mendongak untuk menatap keduanya. Pandanganku tersita ketika kakak kelas yang laki-laki tersenyum. Aku membeku. Ia memiliki senyum yang sangat-sangat manis, sungguh. Tersenyum manis memperlihatkan gigi besarnya yang putih berderet rapi. Lalu ia memperkenalkan diri. Aku ingat secara detail apa yang ia ucapkan. Kakak manis itu berasal dari XI IPA SBI. Bisakah kalian percaya? Kelas SBI! Berbasis internasional! Pintar. Itu yang pertama terpikirkan olehku.

Kakak-kakak itu memegang divisi Wali Kelas yang otomatis menjadi Kakak Wali Kelas (Kakak WK) di X-H. Kelasku! Saat memasuki ruang kelas baruku ia pun menjelaskan tentang ini itu yang.. oh jujur aku tidak terlalu menghiraukannya. Aku sibuk memandang lekat matanya, senyumnya, wajahnya. Oh apakah aku sudah menjelaskan betapa tampannya dia?

Ia memiliki senyum yang sangat-sangatlah manis
Ia memiliki mata elang. Tajam dan bola mata cokelat jernih
Ia memiliki kulit yang putih dan berpawakan jangkung
Ia memiliki rambut yang sedikit ikal
Ia memiliki bulu mata yang lebat dan lentik
Dia sempurna!

Kurasa, sejak saat itu aku menyukainya. Hey, aku jatuh cinta. Dan perlu kau tau, ia suka sekali mengejek One Direction didepanku, dengan nada bercanda tentunya, setelah ia tau bahwa aku seorang Directioner. Apakah kau bisa bayangkan betapa senangnya aku saat itu?

Hari demi hari berlalu. Fortasi/mos itu pun berakhir. Aku mulai berfikir, aku takkan bisa menikmati senyum manis dan mata cokelatnya itu lagi. Aku akan merindukannya. Dan ternyata benar, sampai dengan hari ini aku sangat-sangat merindukannya. Memang sih, setelah fortasi itu berakhir aku beberapa kali bertemu dengannya bahkan kemarin pun juga. Dan dengan gaya khasnya, ia masih saja mengejek One Direction. Aku tidak marah, aku menyukainya! Sungguh.

Aku kangen candaannya di kelas
Aku kangen dia yang selalu ngejek One Direction
Aku kangen tingkah laku konyolnya itu
Aku kangen polahnya memperagakan yel-yel
Aku kangen dia yang selalu memakai peci kebesaran
Aku kangen suara khasnya dia
Aku kangen manggil namanya
Aku kangen natap mata cokelatnya
Aku kangen senyumnya yang selalu menghasi wajahnya
Aku kangen dia bilang ke aku kalo 1D itu gay
Aku kangen dia nunjuk ke aku sambil senyum
Aku kangen pas dia memperagakan gaya Cherrybelle
Aku kangen semangatnya dia waktu teriak SEPULUH H
Aku kangen pedenya dia yang selangit itu

Aku kangen semua yang ada di dia

Aku rasa, aku sayang sama kamu kak.
Cuma sesimpel itu.

Kamis, 02 Agustus 2012

American Day Baby!







AMERICAN DAY BABY:

T-shirt: from NYC (My mum gave it)
Jacket: from NYC (My mum gave it)
Jeans: D&G
Shoes: Crocs
Photographer: Andre Suryaman