Tidak semua orang dengan mudahnya memaafkan kesalahan di masa lalu. Sekalipun memaafkan orang yang dicintainya.
Aku senang, saat kau masih memperdulikanku. Menanyakan kabarku. Kabar seorang gadis yang kau cintai dulu. Iya, DULU. Bagaimana keluargamu? Apa mereka baik-baik saja? Aku tak pernah menjenguk mereka lagi setelah kesombonganku dulu. Kini aku tau, kau baik-baik saja selama aku pergi dengan semua ego ku. Maaf, karena saat kau kembali menanyakan kabarku, pergi mengunjungiku, aku masih dalam bayang sosokmu. Masih terbakar dalam otakmu, memorimu, kenanganmu. Kau memberiku setangkai mawar, dan aku membiarkannya mati. Maafkan aku.
Dan disinilah aku, berdiri di hadapanmu lagi. Seperti dulu, saat aku terbakar dalam egoku. Mencoba sekuat tenaga agar airmata yang tersimpan dalam panca indra ku tidak menetes. Akankah aku cukup kuat untuk mengatakan bahwa aku minta maaf atas hari yang lalu itu? Maaf, maaf, maaf, maaf. Hanya mataku yang dapat mengatakan saat aku menyorot pandangan ke arahmu. Aku tak cukup kuat untuk mengatakannya. Dan kini kenangan lalu itu kembali lagi setiap waktu.
Kini aku sadar, saat aku bebas darimu itu tidak berarti apa-apa. Aku rindu pada sosokmu. Berharap suatu waktu apa yang aku dapatkan saat aku bersamamu. Kebahagiaan, kau candu bagiku. Dan kenangan pahit itu selalu kembali lagi setiap waktu. Kucoba untuk memperbaiki keadaan, tetapi hanya sia-sia aja. Maaf aku menyakitimu dulu.
Saat bayangmu pergi, aku selalu saja terbangun dari mimpi burukku setiap malam. Selalu saja air mataku tumpah tak terbendung. Mengingat saat ulang tahunmu dan kau beranjak dewasa, dengan egoku aku tak menelpon mu, dengan kesombonganku aku tak mengucapkan selamat kepadamu. Sebesar itukah kesombonganku padamu dulu? Padamu dulu yang kucintai. Dan aku menyadari bahwa aku mencintaimu. Aku bodoh! sangat bodoh!
Semuanya begitu indah, kemudian sifat dinginku datang, hari yang kelam merayapi otakku. Membuatku lupa akan segalanya. Ego dan kesombonganku. Kau berikan padaku, semua cinta. Semua kebahagiaan, Seluruh hatimu. Tapi aku dengan kebodohanku, yang kuberikan hanyalah selamat tinggal. Ku biarkan kakiku menyeretku menjauh darimu. Maaf. Aku mengerti, kau tak mungkin memaafkanku dengan mudah. Tapi yakinlah, hingga kini aku masih mencintaimu.
Aku rindu kulit cokelat lembutmu, senyum manismu, dekap hangatmu, yang hanya kau berikan padaku DULU. Dan rindu bagaimana kau memelukku pada saat Mei lalu pada ulang tahunku. Dan pertama kali saat kau melihatku meneteskan airmata. Mungkin ini hanyalah harapan. Mungkin ini hanyalah mimpi yang tak mungkin terwujud. Jika kita saling mencintai lagi, aku berjanji akan mencintaimu benar, melupakan semua kesombonganku.
Aku ingin memutar balik waktu. Tetapi aku tidak bisa. Dan jika semua keputusan ada di tanganmu, aku mengerti. Memang aku yang salah.
Masihkah kau beri maafmu padaku? Orang yang SEKARANG mencintaimu dan orang yang kau cintai DULU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar