Welcome to iniadalahcurhatku.blogspot.com | Please do not copy anything, hargai karya orang lain. Thankyou.

Minggu, 30 Desember 2012

Bye 2012!

Well.. mumpung lagi ada free wifi disebuah hotel tempat
aku menginap malam ini. maka aku memutuskan
yah.. menulis sedikit di blog.
Kiiwwkiww!

***

Saat aku nulis ini sih masih tanggal 29 Desember 2012 yang artinya 2 hari lagi kita akan meninggalkan tahun 2012 yang penuh kenangan -setidaknya buatku-. Dan aku cuma bisa liat bayangan diriku di cermin dan oh, apa yang telah kamu lakukan di tahun ini? Well, nothing aku rasa. But i don't know exactly. Oke, coba kita flashback..

SCHOOL LIFE

Terlalu banyak perubahan di tahun ini.

Awal 2012 lalu yang perhitungannya sih aku kelas 9 pertengahan. Pada saat itu sih.. everything's fine. Seneng susah aku lewati bareng Neon. Neon adalah kelasku yang merupakan singkatan dari Nine One. Disana sih aku nggak terlalu menonjol dikelas. Tempat dudukku nomaden juga. Kadang bareng Layla yang pintar dan rajin melebihi diriku sendiri, dan kadang bareng Desita yang mempunyai kesamaan hobi sama aku, yaitu baca novel dan itu yang membuat aku sama dia klik.

Setelah itu, awal kelas 9 adalah dimana aku menemukan sahabat-sahabat yang 'gila', awesome, cerewet, labil, kayak Novi, Hani, Salsa dan Kenia. Dan sepakatlah kita membentuk geng yang bernama Power Eek. Usul dari Novi yang berasal dari kata power ranger dan karena kita berlima terlalu sering ngomong eek. Kiwkiw! :"}

Nggak lama setelah itu, perkumpulan cewek-cewek aneh di Neon yang gila, seru, frontal, dan pede abis-abisan mendominasi Neon yang bermula dari Nisa, Sasha, Diva, Fara, Ayak, Novi, Salsa. Setelah itu Novi merekrut aku untuk ikut gabung, dan aku setuju. Yang terakhir gabung adalah Nadia. Dan akhirnya kita sepakat untuk memberi nama kumpulan ini adalah GNS! Kepanjangannya adalah Gang Near Station. Loh kok namanya aneh? Ceritanya panjaaaaaang :)

I have an amazing adventure with Neon. Gimana kerja kerasnya kita bikin yearbook kelas yang sebenernya ilegal karena nggak dapet persetujuan guru-guru. Panitia-panitia yearbook, termasuk aku sebagai fotografer yang sebenernya dimaksudkan untuk menghemat biaya. Hahaha.

April 2012 adalah masa-masa tersulit buatku. Yak, ujian nasional.

Dan alhamdulillah aku udah ngelewatin itu semua dengan hasil nilai yang em.. yah lumayan. Peraih nem tertinggi dari Neon, yaitu Manda. Congrats for her. We're proud of ya.

Ujian nasional udah berakhir itu artinya harus pisah sama Neon. Semacam nggak rela...

Bahagia itu cobaan. Bahagia karena aku memasuki masa SMA dan bisa sekolah di sekolah keren kayak SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan ketemu temen-temen baru. Sedih karena itu artinya bakal ninggalin Neon, sahabat-sahabatku. Sebenernya nggak gitu juga sih. Cuma pasti jadi jarang ketemu sama mereka. Takut karena takut mereka bakal ngelupain aku, atau malah berbalik membenci. Kemungkinan itu semua bisa terjadi kan?

Tapi sekarang aku bahagia. Ketemu temen-temen Sparta015 yang ramah-ramah, amazing lah pokoknya. Semoga masa-masa SMA ini nggak sesulit yang aku duga. Amin

Thanks to big family of Neon012 (Ryan, Sasha, Ara, Sasa-ndut, Nisa, AY, Ayak, Salsa, Bintang, Piyek, Cellin, Isti, Desi, Dilla-simak, Dika, Diva, Fara, Galang-item, Gusti, Ilham-geger, Jalu, Keni, Khusna, Tsmi, Layla, Lusi, Manda, Irvan, Reza, Nadia-ndut, Nadya, Rafi, Hani, Fira, Yogana)

Thanks to big family of Sparta015 (Attim-Pak camat, Aldo, Alma-present, Sasha-budhe, Icha-bu camat, Lina-aceh, Rina, Bella-pesek, Billi-ratu lebah,  Dayana, Deshka-jokowi, Sani-tante, Gigih-pak bean, Harids-om, Harin-bu guru, Aryok-kimcil hitam, Ican, Ilham, Khalis-papa, Mega, Fadhil-pak guru, Ihsan-ibe, Ega-acenk, Sari-obat kuat, Vigur-gotik, Randi-bontang, Satya-baja hitam, Nining, Vianda-simbok, Lia-jupe, Zahra)

I just love you all.. so much..


***

@NIALLHORANID'S FAMILY

Terimakasih buat semua yang udah menghadirkan keluarga baru buatku. 9 temen-temen baru yaitu admin dari @NiallHoranID. Sebuah fanbase yang aku buat untuk di dedikasikan buat my-charming-one Niall James Horan.

Ada Amirah, Jessi, Kahyla, Novi, Shafa, Illona, Jasmin, Andya, dan Kelvin. 9 cewek dan 1 cowok. Big applause buat Kelvin karena dia tetap bertahan dikelilingi 9 cewek super cerewet. Hahaha. Dan terimakasih ribuan followers @NiallHoranID yaitu para directioners sudah menjadi warna tersendiri di tahun 2012 ini. Semoga impian kita terwujud untuk nerbitin buku fanfiction

Dan aku sayang kalian semua directioners.

***

REAL LIFE

2012 akhir adalah masa-masa terpuruk. Saat dimana mimpi-mimpi hilang begitu aja. 2 buah kamera slr canon EOS 60D dan 100D, lensa kamera ultrasonic, 18-55mm, wide, netbook beserta isinya, hp nokia dan iPad... SEMUANYA LENYAP!

Iya, semua barang-barang berharga punyaku itu udah pindah tangan ke tangan seorang maling. Disaat itu pula, aku rasa hidup kayak udah hancur. Mimpi-mimpiku untuk menjadi fotografer dan penulis yang tinggal selangkah lagi itu rusak, musnah, hancur.

Tapi setelah itu aku berpikiri bahwa, hei hidupku nggak sampai situ aja. Akhirnya aku coba buat ikhlasin itu semua. Mungkin udah jalannya kayak gini. Semoga maling itu di sadarkan :)

Dan aku memulai semuanya lagi dari awal :)

***

LOVE LIFE

The hardest part of this post is talk about love life. And, as you know, tahun 2012 ini aku mengalami perpindahan. Iya, move on. Dan as you know lagi, selama 3 tahun penuh aku stuck pada seseorang di masa lalu, dia Embry Call. Tenang, cuma nama samaran. Masa-masa move on itu nggak terlalu lama.

Masa itu terjadi disaat memasuki SMA, yaitu pra-fortasi. Aku bertemu seorang cowok. Kamu percaya cinta pada pandangan pertama? Aku percaya, karena aku merasakan hal itu ketika melihat Seth Clearwater. Nama samarannya.

Dan begonya, sepertinya aku stuck lagi. Iya, sama Seth.

Yah walaupun aku nggak terlalu waiting for a miracle banget, tapi hati udah jatuh duluan buat cowok bermata hazel berambut ikal yang kalo ke sekolah naik scoopy-violet nya dengan balutan jaket warna  abu-abu favoritnya. Manusia yang paling careless ya dia.

Dan itu menyedihkan :"}

Dan eum ya, tahun ini aku sempet nggak jomblo selama......... 3 bulan. I've ever taken by Ridho Ris Junior for 2 months. Dan aku sama dia sekarang temenan baik. Well, dan yang 1 bulan aku taken by Fadhil Firmansyah, kakak kelas di Muhi yang harusnya nggak perlu disebutin disini. Dan well, saya tidak mau tau dan tidak akan pernah mau tau lagi tentang manusia itu. Whatever!

Aku stuck lagi. Seth masih belum mau pergi dari hati. Sudah 5 bulan lebih aku jatuh cinta dengan seorang Seth yang careless nya minta ampun itu. Jatuh cinta itu sakit, yang namanya jatuh pasti sakit.

Aku memutuskan untuk belum mau move on dari Seth :"}

***

Setelah ngomong panjang lebar gini, aku cuma mau bilang terimakasih banyak buat kalian semua, keluargaku, Neon012, Power Eek, GNS, Sparta015, followers @nindandr dan @NiallHoranID, blog readers ku, sahabat-sahabatku yang selalu semangatin, jadi pendengar yang baik dan bantuin aku untuk bangun ketika aku jatuh dan galau kronis gara-gara Seth. Hehehe.

Makasih banyaaaaaak buat yang udah meluangkan waktunya buat baca cerita-ceritaku, curhatan-curhatanku yang panjang-panjang dan isinya itu itu aja. Kalo nggak Seth ya Embry...

Dan di hari-hari terakhir tahun 2012 ini aku mau ngucapin, semoga kita selalu mendapatkan berkah dari Allah dan menjadikan tahun 2013 menjadi tahun yang lebih lebih lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya. Amin(:o

Maaf kalo aku punya banyak salah sama kalian. Aku khilaf. I'm sorry, hehehe. I love you guys and i love you too Seth. Miss you, a lot. Okesip. Lupakan.

HAPPY HOLIDAY! LOVE YA!<33 ({})

Rabu, 19 Desember 2012

Kamu Seniorku

Aku terduduk malas ditempatku
Mengeluh melihat waktu
Dan aku tersadar dari lamunanku
Ada sesuatu yang menarik dalam dirimu
Kubiarkan gadis disebelahmu mengoceh
Aku hanya ingin menatapmu
Menikmati raut lelahmu
Mengerti kau pasti sangat lelah

Kau sibuk membimbing juniormu
Menanggapi pertanyaan polos mereka
Sama sepertiku
Kau hanya menganggapku juniormu
Kau bersemangat walau aku tau kau lelah
Andai kala itu aku di sampingmu
Berbagi canda tawa denganku
Tapi siapa aku?
Bahkan mungkin kau lupa namaku

Aku melihat kenyataan yang ada
Kau seniorku, dan aku juniormu
Aku takkan bisa meminta lebih darimu
Tapi, sejak awal pertemuanku denganmu
Ya, aku telah jatuh cinta
Dan kali ini aku tidak salah
Aku jatuh cinta padamu, seniorku.

Fortasi X-H
Ruang T303
Fortasi hari-1

Kamis, 22 November 2012

Cinta Pertama, Kau Kah Itu? (bagian 5)

"Sebenarnya, aku ini mau kau bawa kemana lagi?" tanyaku kebingungan

Andru hanya tersenyum "Udah deh nurut aja. Kamu kedinginan kan?" tanyanya. Akupun segera menganggukan kepala.

"Wedang ronde maksudmu?" tanyaku setelah terhenti didepan gerobak kayu bertuliskan Ronde tersebut. Wedang ronde adalah minuman tradisional asli dari Jawa. Berkuah air jahe hangat dan berisikan ronde, kacang tanah, potongan roti tawar, dan kolang-kaling.


Lagi-lagi Andru hanya menampilkan senyum ice-breaker nya lagi "Iya hehe. Kamu nggak suka?"

"Hah? Enggak kok, aku suka sumpah" jawabku

"Yaudah yuk pesen. Aku yang traktir" aku hanya bisa nyengir pasrah. Lalu ia pun memesan 2 mangkuk wedang ronde dan mencari tempat yang nyaman buatku dan dia. Akhirnya, ia memilih tikar yang didekat pinggiran jalan. Aku pun duduk. Tak lama, pesanan kami datang.

"Jadi, kamu ini orang Jogja asli?" tanya Andru membuka pembicaraan

"Iya Jogja tulen, kamu sendiri kak Andru?" aku memanggilnya kak, mengingat dia satu tahun lebih tua dibandingkan dengan diriku.

"Bukan, aku asli Jakarta dan lahir disana. Tapi saat SMA kelas 1 aku pindah Jogja karena bisnis ayahku merambah ke Jogja" ia bercerita, aku hanya menyimak. "Oh ya, dan tolong jangan panggil aku kak. Cukup Andru saja. Ayolah, kita hanya beda 1 tahun" lanjutnya menatapku serius

"Oh oke, baiklah kalau itu yang kau mau"

"Well.. Oh ya, aku penasaran. Bagaimana kamu bisa mengenal Heffin? Suami Bianca" tanyanya membuatku setengah terkejut, mataku membulat.

Aku menarik napas panjang "Heffin.. Dia temanku sejak aku duduk di bangku SMP" mataku menerawang jauuh. Mengembalikan memori-memori manis itu kedalam ingatanku. Aku melirik Andru, dia terdiam. Siap untuk mendengarkan ceritaku "Dia cinta pertamaku, duduknya persis di meja sebelahku depan meja guru. Dia tau aku menyukainya, dan tak kuduga dia pun punya perasaan yang sama. Tapi kami malu untuk mengungkapkan satu sama lain, kami berdua tidak pernah pacaran" aku terdiam sejenak

"Lalu?" tanya Andru

"Lalu, sahabatku Shinta datang padaku dan bercerita bahwa dia sedang menyukai seseorang. Seseorang itu adalah Heffin. Aku mencoba untuk tetap tenang dan tidak menceritakan bahwa aku juga sangat mencintainya kala itu. Aku hanya takut untuk kehilangan Shinta. Pada akhirnya aku hanya mengalah. Sulit rasanya untuk menahan perasaan 'hanya teman' pada Heffin."

"Pada akhirnya?" timpal Andru

Aku meliriknya sekilas "Pada akhirnya, antara kami bertiga saling menahan perasaan. Kami tidak mau merusak persahabatan kami, tidak ada yang pacaran. Kini Shinta melanjutkan studi nya di luar negeri menjadi koki, lalu Heffin pun menikah dengan Bianca, dan aku... aku disini. Tidak tau akan melanjutkan hidup bagaimana. Entahlah" aku menutup ceritaku yang panjang

"Kau sungguh....." kata Andru

Aku menaikkan alis "Sungguh apa?"

"Kau sungguh sosok gadis yang kuat" ujarnya membuat tatapan mataku bertemu dengan mata hazel nya. Aku hanya terdiam. Sungguh, ada sesuatu yang menarik dalam diri laki-laki ini.

Aku merasakan hembusan napasnya yang hangat. Wajahku hanya beberapa centi lagi dengan wajahnya. Bibirku bersentuhan dengan bibirnya yang tipis itu, hangat menjalar di pipiku. Aku memejamkan mata. Bibirnya yang lembut, seperti marshmallow. Aku membalas ciuman manisnya. Menikmati setiap detik bersamanya. Aku tersadar, aku segera melepas ciumanku. Ia sedikit terkejut.

"Aku sungguh minta maaf, aku lepas kontrol. Maafkan aku Carissa" ujarnya meminta mohon

"Tidak apa-apa. Maafkan aku juga." aku memaafkannya

"Sudah jam setengah sepuluh malam. Kau harus pulang Carissa. Aku antar ya" tawarnya padaku. Aku hanya bisa mengangguk canggung. Tidak berani menatap mata hazel itu dan berjalan menuju mobil Andru.

***

Andru membukakan pintu mobil setelah sampai tepat di depan rumahku. Lalu ia tersenyum ringan. Aku masih sedikit canggung untuk berbicara padanya.

"Well.. terimakasih untuk malam ini kau sudah mau menemaniku" ujar Andru memecah kesunyian diantara kita.

"Aku yang harusnya berterimakasih karena mengajakku jalan-jalan" jawabku

"Jujur, aku seneng bisa jalan sama kamu malam ini. Walaupun, maaf tadi ada kejadian tidak mengenakkan terjadi. Maaf sekali, aku tidak bermak--"

Aku tersenyum kecil "Sudah, nggak papa. Nggak usah diungkit lagi" Ia pun menangguk "Uh oh.. well.. aku masuk dulu ya" lanjutku terbata lalu berjalan memasuki rumah.

"Carissa!" teriak Andru. Refleks akupun menoleh

"Terimakasih banyak" ia menyeringai manis menampilkan deretan gigi yang rapi dan satu lesung pipi di pipi kanannya. Aku hanya bisa mengangguk lalu tersenyum. Sungguh laki-laki itu sangat menarik.

Rabu, 21 November 2012

4 Bulan Yang Lalu...

Sabtu, 14 Juli 2012
Aula SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Fortasi Moehi YK



Tuhan sudah merencanakan aku dan kamu
bertemu di suatu waktu.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Cinta Pertama, Kau Kah Itu? (bagian 4)

Maaf readers, telah menunggu lama cerita ini untuk
terbit. Ada sedikit masalah dengan laptop saya.
Selamat membaca

***

Aku sibuk memainkan gelas berisikan minuman bersoda berwarna merah sendiri. Malam ini aku benar-benar datang kesini, ketempat ini. Pernikahan Heffin dengan gadis yang bernama Bianca itu. Entah ada dorongan apa aku mendapat kekuatan untuk datang kesini. Sendirian. Rasanya sakit sekali, seperti dihantam oleh palu godam. Rasa ini tidak dapat didefinisikan dengan frase-frase kalimat.

"Excuse me madamoiselle?" sapa satu suara tepat di depanku. Lamunanku buyar seketika.

Aku tersenyum "Eh kau?" heran, mengapa ia ada disini?

"Senang bertemu denganmu lagi Carissa" ujarnya dengan senyum yang menawan.

"Tentu. Senang bertemu denganmu lagi....?" aku melupakan nama laki-laki bermata hazel ini!

"Andru" jawabnya tersenyum ramah padaku

"Eh hei, bagaimana kau bisa ada disini?" tanyaku penasaran.

"Aku teman lama Bianca. Dan kau? Bagaimana denganmu?" tanyanya

"Hmm.. aku mant- aku teman dekat Heffin" kataku terbata. Bodoh! Kamu hampir saja melakukan kebodohan Carissa! Heffin bukan mantan kekasihmu. Dia tidak pernah menganggapmu lebih dari teman dekat. Hadapi kenyataan yang ada Carissa!

Ia menganggukkan kepala tanda mengerti "Oh ya, pada waktu itu kau kemana? Saat aku kembali, kau sudah tidak ada. Aku mencarimu, tapi kata bibi kau sudah pulang" lanjutnya

"Oh, maaf aku tidak memberitahumu terlebih dulu. Aku buru-buru. Aku takut orang tuaku mencariku. Oh ya, ngomong-ngomong terimakasih banyak ya atas bantuanmu. Aku tidak tau bagaimana membalasnya" jelasku padanya.

Ia tertawa renyah. Aku heran apanya yang lucu? "Kamu ini lucu ya. Kamu yakin mau membalas itu semua?" tanyanya skeptis sambil menaikkan alis dengan jenaka. Aku menganggukkan kepala dengan cepat.

"Haha. Baiklah. Kalau begitu, besok datang ke titik nol Jogja jam 7 malam. Kau tau kan dimana itu?" aku mengangguk cepat sekali lagi.

"Kamu lucu ya. Haha. Kalau begitu datang, dan jangan telat"

"Siap bos besar Andru!" timpalku lalu ikut tertawa. Dan seketika rasa sakit yang ada di dadaku mereda untuk sejenak.

"Carissa" seseorang menepuk pundakku perlahan.

"Heffin? Ada apa?" sosok Heffin yang muncul tiba-tiba dibelakangku.

Andru berdeham pelan "Permisi, aku keliling dulu ya. Sampai ketemu besok Carissa" lanjutnya. Aku hanya menimpalinya dengan senyum seadanya. Lalu ia berlalu pergi meninggalkanku dengan Heffin berdua.

"Harusnya aku yang bertanya. Apa kau baik-baik saja?" tanya Heffin menatapku lekat. Hatiku remuk. Hancur berkeping-keping. Menatap mata Heffin selalu membuatku gelisah.

"Tidak.. Aku.. aku baik-baik saja Fin" aku melempar pandangan ke arah yang lain. Aku tak au beradu pandangan dengan Heffin. Karena aku selalu kalah. Pertahananku runtuh jika menatap mata sayunya.

Ia menghela nafas berat "Maafkan aku Carissa. Aku tau, butuh perjuangan yang kuat dan pertahanan yang kokoh untuk kau bisa datang kemari"

"Kau sahabat terbaik yang paling aku sayangi. Kau datang di pernikahanku, itu sudah lebih dari cukup Carissa. Kau wanita yang kuat" ucapannya benar-benar membuat dinding pertahanan yang kubangun runtuh seketika...

***

Aku menatap langit-langit kamarku yang berwana baby pink itu. Kosong. Berbagai pikiran berkecamuk dalam otakku. Aku lelah dengan semua ini. Ini bukan film. Terlalu konyol bila kisah hidupku ini berakhir dengan happy-ending seperti di film-film. Kau bukan seorang putri Carissa!

Kisah masa lalu itu terlalu indah untuk dikenang. Juga terlalu sulit untuk dilupakan. Kisah manis itu. 3 tahun yang lalu, mengukir cinta dihatiku. Menorehkan luka kini. Aku harus bangkit. Aku tidak mau terus-terusan terpuruk dalam kesedihan. Aku tidak mau menjadi gadis payah dan tolol hanya karena stuck di satu nama. Heffin. Aku harus kuat. Carissa pasti bisa. Heffin saja bisa, mengapa aku tidak bisa seperti dia?

Find the new one.. Iya, aku pasti bisa...

***

Aku melirik jam ditanganku. Jam tujuh kurang lima. Sial, aku pasti terlambat. Aku sudah besar, tapi kenapa setiap ada janji aku tidak dapat datang tepat waktu?

"tujuh lebih sepuluh menit. Kau terlambat" ujarnya dingin.

Nafasku tersengal-sengal "Aku tau. Maaf. Kau mau memaafkanku?"

"Satu syarat, kau harus mau menemaniku pergi kemanapun aku mau. Deal?" putusnya

"Oke, baiklah" kataku menyetujui. Tiba-tiba ia menggandeng tanganku dan menarikku hingga setengah berlari. "Hei.. hei.. mau kemana kita? Tunggu!" teriakku mensejajarkan langkahku dengannya.

"Sudah jangan banyak bicara. Ikuti aku saja." aku hanya bisa menurut.

*

"Alun-alun kidul?" tanyaku begitu sampai disana

"Yap! Kau belum capek?"

"Belum. Tidak terlalu" jawabku. Lalu ia mendatangi tempat penyewaan kendaraan yang berbentuk seperti odong-odong. Kendaraan itu dihiasi oleh lampu-lampu warna-warni dan bertenaga manusia.


Andru terlihat sibuk berbicara dengan bapak-bapak tua yang menjaga kendaraan-kendaraan itu. Entah apa yang mereka bicarakan. Lalu Andru mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan memberikannya pada bapak itu. Setelah itu Andru menghampiriku.

"Ayo kita naik itu!" ujarnya tiba-tiba menarik tanganku untuk naik kedalam kendaraan lucu ini.

Aku terkikik geli "Haha apaan sih kamu kayak anak kecil aja"

"Ayo kita keliling alun-alun!" putusnya lalu tersenyum memamerkan derertan giginya yang rapi. Aku hanya bisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihatnya.

Ia mengayuh dengan semangat. Aku melihat ke sekeliling. Yogyakarta terlihat indah sekali malam hari. Sudah lama aku tidak merasakan sebebas ini. Aku tersenyum kecil mengingat masa kecilku. Aku suka sekali bermain disini, bersama... Heffin.. Ah nama itu lagi. Lalu pandanganku teralih pada laki-laki beraroma maskulin disampingku ini. Aku meliriknya. Ia terlihat sangat.. tampan. Hidung bangirnya, bibir kemerahan yang tipis, rambutnya yang sedikit ikal..

"Ada apa?" tanya Andru yang sadar sedari tadi kuperhatikan

"Tidak apa-apa. Hanya saja, kau terlihat semangat sekali" aku tertawa kecil

"Harus dong! Biar kamu semangat juga" jawabnya lalu tersenyum tulus. Itu tadi putaran yang terakhir. Aku dan Andru kembali ketempat peminjaman tadi. Aku hanya bisa berdiri memeluk lenganku. Udara malam yang dingin menusuk-nusuk tulangku.

"Kau kedinginan?" tanyanya. Aku hanya bisa menatapnya sambil terus menggosok-gosok telapak tangan. Aku tidak berharap diberi jaket olehnya. Aku tau ini bukanlah film ataupun novel kebanyakan. Ia juga tidak sedang memakai jaket. Hanya kaos biasa.

"Aku tau.. Ayo ikut aku" timpalnya kemudian.

Aku tak tau akan dibawa kemana lagi. Ia tersenyum penuh arti. Lalu menggenggam tanganku dan menarikku lembut. Tanganku yang dingin bersentuhan dengan tangannya yang hangat. Lagi-lagi, aku hanya bisa menurut.

Selasa, 16 Oktober 2012

Galau Tapi Nggak Galau

Hai. Entah, sudah berapa lama blog ini kemarau panjang? 1 bulan? Mungkin. Disini aku cuma pengen cerita sedikit. Sedikit, eh banyak sih... eh nggak juga deh..

Well, seperti biasanya. Aku, yang selalu tiap malem update akun twitter buat ajang penggalauan. Iya, penggalauan. Tentang kepastian, peka, rindu, menunggu, nyesek, cemburu, dan mungkin masih banyak lagi yang nggak bisa aku sebutin satu-satu.

Twitter bagi aku udah kayak sahabat. Ajang buat curhat dan ditanggepin dengan sebuah tombol RETWEET yang artinya setuju sama tweets yang aku buat. HAHAHA.

Permasalahan cinta selalu sama ya. Sederhana, tapi kitanya yang bikin semuanya jadi ribet.

Nggak tau, pas nulis ini semua mood lagi rusak. Moodbooster hilang entah kemana tanpa kabar yang ngakunya lagi sibuk latihan futsal buat acara PAF. Uhuk. Tau kok yang sibuk, aku ngerti. Hehe *guling-guling*

And.. here we go..

Note: Baca dari bawah ke atas ya


Dan yang ngeRETWEET banyak banget. HAHAHA. Sian ya pada nggak di peka in, dan nggantung tanpa kepastian. Sebenernya aku sadar, ngomong ini harusnya sambil berdiri menghadap cermin. Dan iya, memang aku ngerasain hal yang sama.

Sepertinya, aku memang belum mau move on. Uhuk.

Cie, yang katanya lagi sibuk, nggak tau pergi kemana, keseringan main futsal juga nggak baik loh, disekolah nggak pernah nyapa "One Directioner" lagi. Kangen.... hehe. Selamat malam, Kamu<3

Kamis, 30 Agustus 2012

Ini Menyakitkan

Beberapa tweet galau milikku tentang dia..

- Cie yang careless nya muncul. Udah kayak nggak kenal aja ya sama aku.
- Halo yang careless. Sampe tadi aja nggak mau liat kearahku.
- Aku dianggep hantu yah tadi? Sampe-sampe kamu nggak liat aku. Apa sengaja?
- Liat ke arahku aja nggak mau ya. Apalagi natap sama senyum. Udah nggak kenal ya sama aku? Cie careless banget sih.
- Kalo careless-man award itu ada, aku pasti langsung pilih kamu.
- Tadi ketemu aku, kamu nggak mau natap ke arahku kayak dulu lagi. Kenapa? Kamu ngerasa nggak kenal ya sama aku?
- Eh, apa kita emang belum saling kenal? Aku kenal kamu, tapi kok kamu nggak kenal aku ya?
- Wah yang careless nya semakin menjadi-jadi. Tadi emang nggak liat atau pura-pura nggak liat aku?
- Tadi aku di depanmu loh. Kamu nunduk-nunduk, sengaja nggak mau liat ke arahku ya?
- Kelakuanmu tadi bikin nyesek loh. Tau nggak? Pasti enggak, hebat yah kamu.
- Eh, tadi aku teriak-teriak di depanmu kasih kode, nggak denger ya? Wah, selain jadi manusia, aku bisa jadi hantu juga yah.
- Thanks, ke-careless-an mu itu adalah hal yang paling menyakitkan dari kamu.


Hai careless-man. Sebenernya aku punya berjuta-juta pertanyaan yang mengendap dalam memori otakku.
1. Kenapa kamu jadi berubah sikap sama aku? Sakit rasanya diginiin.
2. Apa aku udah terlanjur "speak now" sama kamu trus kamu tau semuanya?
3. Kenapa kamu menghindar? Ini kayak bukan kamu lagi.
4. Kemana kamu yang selalu manggil aku "directioner"? Aku kangen panggilan itu.
5. Salah nggak sih seorang junior berharap lebih sama kakak seniornya?
6. Kenapa kamu careless kayak gini? Sakitnya nggak bisa kamu rasain

Mungkin, cuma itu yang baru bisa aku tanyain ke kamu. Walaupun aku tau, kamu nggak bakal jawab satupun dari pertanyaan-pertanyaan itu. Bagimu memang nggak penting kak. Tapi, aku cuma bisa berharap kamu yang dulu lagi. Yang selalu manggil aku "directioner". Senyum ke aku. Ramah sama aku. Bukan kayak gini.

Bukan kamu yang selalu nunduk kalo ketemu aku. Nggak mau natap aku. Nggak senyum lagi sama aku. Nggak pernah lagi panggil aku "directioner". Selalu menghindar kalau ketemu aku. Nggak pernah ngejek 1D lagi. Nggak pernah nyapa aku lagi lewat whatsapp atau jbjb in tweet-tweet aku.

Aku pengen kamu panggil aku "directioner" lagi dan ngejek-ngejek 1D lagi kayak dulu.. Aku nggak pernah marah, sama sekali nggak marah ataupun tersinggung dengan itu semua. Asalkan kamu jadi kamu yang dulu lagi kak. I miss the old you. Karena ini menyakitkan. Apa alasan kamu melakukan itu semua? Apa secara nggak sengaja aku udah "speak now" sama kamu dan kamu nggak suka sama aku terus menjauh?

Ninda bego.. mana suka dia sama kamu. Itu hal yang nggak mungkin.

Selasa, 28 Agustus 2012

Cie, yang potong rambut. Makin ganteng. Hehe *guling-guling*

Jumat, 24 Agustus 2012

Ini Gila

Hai. Sebenernya aku bingung mau posting tentang apa. Yang jelas saat ini aku rindu sekali dengannya. Iya, kakak kelasku yang super careless itu. Uhuk. Well, sebenarnya libur lebaran ini sedikit menyiksa karena aku tidak bisa bertemu sosoknya yang sering kuperhatikan dalam diam di sudut rahasiaku yang tidak diketahui olehnya.

Well, bisa kau sebut aku ini stalker. Aku adalah seseorang selalu mengendap-endap dalam setiap akun sosial medianya. Dan.. hey, kurasa aku menyukai caraku ini. Uh, selama ia tidak mengetahuinya tentu saja. Jujur, aku kangen sekali sosoknya. Semua yang ada padanya aku suka.

Post ini mungkin adalah postingan paling tidak penting dari semua postinganku. Perlu kau tau, aku ini masih gadis labil. Wajar kan? Aku melantur. Sampai mana aku tadi? Oh ya, semenjak hari kedua lebaran, dia rajin menyapaku melalui Whatsapp. Entah apa maksudnya aku tak tau. Tetapi, aku suka itu. Kata-katamu yang tidak jelas sekalipun selalu membuatku tersenyum malu-malu.

Dan di Whatsapp itu chat mu selalu berisikan yang tidak penting-penting. Pernah kala itu kita berperang emoticon-emoticon yang selalu membuatku hanya bisa geleng-geleng kepala. Tapi entah mengapa, jari-jemariku masih saja menari-nari lembut di atas keypad untuk membalas sapaan konyolmu itu.

Hey, tapi aku rindu sosok nyatamu. Apa kau juga?

Minggu, 19 Agustus 2012

Cinta Pertama, Kau Kah Itu? (bagian 3)

2 bulan berlalu semenjak terakhir kali pertemuanku dengan Heffin di lembah UGM. Ia tak pernah mengontakku sama sekali. Aku yakin, ia sudah bahagia dengan Bianca. Carissa, bicara apa kau ini? Aku seharusnya bisa menyikapi ini dengan dewasa, umurku sudah genap berusia 22 tahun. Masih pantaskah aku berharap lebih kepada kekasih seseorang?

"Vanilla Late satu" ujar pelayan itu membuyarkan segala lamunanku. Aku berada di Cafe Dixie saat ini. Sendirian. Ya, sendirian.

"Iya, terimakasih mbak" jawabku lalu pelayan itu pergi.

Aku mengaduk perlahan vanilla late ku. Berbagai kejadian lalu berkecamuk dalam pikiranku. Kemudian aku teringat sesuatu yang tadi sempat aku masukkan kedalam tas sebelum pergi ke kafe ini yang dikirimkan langsung kerumahku. Aku belum sempat membacanya. Aku mengaduk-aduk isi tas. Akhirnya aku temukan benda yang kucari...... sebuah undangan pernikahan?

Menikah? Siapa yang akan menikah? Di amplopnya tidak tertera nama pengirim. Dengan penasaran, aku buka isi amplop itu. Aku membaca dengan teliti nama yang tertera di undangan pernikahan itu. Aku tak percaya. Mario Heffin Barathayuda & Bianca Tamara Widhy. Aku rafal dua nama itu berulang ulang. Heffin dan Bianca akan menikah? Heffin baru berusia 23 tahun! Oh ayolah! Dan Heffin pernah bilang padaku bahwa Bianca lebih tua darinya.

"AH, SHIT!" umpatku. Ada seorang laki-laki yang tidak sengaja menumpahkaan sebagian jus alpukat yang dibawanya mengenai bajuku.

"Ah, sorry sorry..  Aku nggak sengaja. Ini aku ada tisu" ujarnya panik.

"Its okay, nggak papa" jawabku sambil memijat pelipisku. Entah kenapa terasa pusing sekali. Heffin dan Bianca akan menikah. Pikiran itu terus menghantuiku.

"Kamu kenapa? Sakit?" tanya laki-laki itu lagi masih panik melihatku yang terus memegang kepala. Heffin dan Bianca akan menikah.

"I'm ok--"

Lalu semuanya mendadak gelap. Aku tidak ingat apa-apa lagi.

***

Terang. Semuanya terang saat aku membuka mata. Aku ingat terakhir kali aku masih di kafe. Sekarang aku dimana? Mengapa badanku sulit sekali untuk digerakkan? Ruangan ini seperti kamar, bukan kamarku. Lalu kamar siapa?

"Hei, kamu udah sadar?" tanya sebuah suara. Refleks aku menoleh.

"Kamu siapa? Aku dimana? Kenapa aku disini?" tanyaku tak menanggapi pertanyaannya

"Jangan panik, aku Andru. Kamu ada dirumahku, tepatnya di kamar tamu. Tadi kamu tiba-tiba pingsan di kafe, terus aku bawa kesini. Dokter udah meriksa kamu, katanya kamu cuma lagi kebanyakan pikiran" jelas laki-laki bermata cokelat hazel itu.

"Hah?!" Otakku tak bereaksi. Butuh beberapa detik untuk mencerna itu semua. "Oh ya, aku mengerti" lanjutku.

"Oh ya, siapa namamu?" tanya Andru sambil tersenyum. Jujur, senyumnya manis sekali.

"Eh, eum aku Carissa" jawabku mengulum senyum.

"By the way.. aku minta maaf ya soal yang tadi di kafe. Gara-gara aku, bajumu jadi kotor gitu. Oh ya, ini aku bawain baju ganti. Ini punya adikku. Kamu pake aja dulu, mudah-mudahan pas dibadanmu" ujarnya ramah.

Aku melihat kearah baju itu "iya nggak papa, makasih ya. Kamu baik banget" lalu aku menatap mata hazelnya.

Ia terkekeh pelan "Aku keluar dulu ya" kata Andru kemudian berlalu pergi. Oh, Carissa mengapa kau dengan mudahnya percaya dengan orang baru? Bahkan yang baru aku kenal beberapa menit yang lalu. Ah entahlah, orang itu kelihatannya baik.

Ketika aku akan ke kamar mandi, aku melihat dompet tergeletak di meja. Apa itu dompet Andru? Dengan penasaran aku membukanya. Ada KTP dan kartu nama Andru disitu. Aku mengambil dan membacanya. Mahaka Andru Fathanino. 23 tahun. Lahir di Perancis. Belum menikah. Lalu aku membaca kartu namanya. Cukup tertera Andru Fathanino. Direktur. Dan sederet no handphone nya. Aku memembalik kartu nama itu. 'Mahaka Coorperation'.

Aku membacanya lagi tak percaya. Direktur Mahaka Coorperation? Setauku, Mahaka adalah salah satu perusahaan terbesar di Jawa. Menarik. Aku lalu mengambil satu kartu  namanya dan menyimpannya di tas. Lalu aku bergegas menuju kamar mandi.

***

Aku memang berniat untuk cepat-cepat bergegas pulang. Sampai di halaman depan, aku bertemu dengan bibi yang sedang menyapu halaman rumah Andru yang super megah ini.

"Non, temennya den Andru ya?" tanya bibi yang tidak kuketahui namanya itu.

"Iya bi, Andru nya kemana ya? Saya mau pamit pulang soalnya" tanyaku.

"Oalah non, tadi den Andru pergi buru-buru ke kantor katanya ada urusan. Mau titip pesan ndak buat den Andru?"

"Bi, tolong bilangin terimakasih banyak sama Andru buat tadi udah repot-repot bantuin saya. Makasih banyak ya bi. Saya pamit dulu" ujarku pada bibi itu.

"Oh ya, baik non" sahutnya.

"Asalamuallaikum"

"Wallaikumsalam"

Dan aku menuju motor vespa ku yang telah terparkir rapi. Kemudian menstarter vespaku lalu melaju pergi menjauh dari rumah megah milik seseorang yang baru aku kenal beberapa jam yang lalu. Andru Fathanino. Direktur perusahaan Mahaka. Perusahaan terbesar di Jawa. Andru, pemilik mata hazel dan berdarah Indo-Perancis itu.

Selasa, 14 Agustus 2012

Surat Untuk 'KAMU' #2

My dearest-stalkerman, KAMU

Hai. Ini surat kedua aku buat kamu setelah surat pertama dibulan Juni lalu. Aku harap kamu baca.
Ralat. Errr.. Nggak jadi berharapnya. Nggak berharap kamu baca ini. Udah capek berharapnya. Hehe.

Jadi, aku pengen kamu baca..
Ralat. Nggak jadi pengennya. Udah capek pengen sesuatu tapi nggak pernah dapet.

Oke, jadi aku cuma pengen kamu tau..
Ralat. Nggak jadi ngasih tau kamu. Kamunya nggak pernah peka sih *eh?

Ralat yang terakhir. Sebenernya kamu tau dan kamu peka. Tapi pura-pura nggak tau dan pura-pura nggak peka..

Ninda masih inget pas kamu senyum sama Ninda. Terus langsung pergi gitu aja kearah temen-temen yang lain. Ninda juga masih inget gimana caranya kamu manggil nama Ninda. Dan Ninda masih inget gimana pas waktu itu Ninda duduk didepan kelas 7F ngeliat kamu dari kejauhan. Terus mata Ninda menerawang dan bilang "Aku nggak bakal semudah itu ngelupain kamu" yang nggak lebih dari sekedar gumaman.

Dan itu semua benar.
Nggak semudah itu ngelupain kamu.
Butuh waktu 3 tahun buatku.

Enggak, tolong jangan berfikir kalo aku disini tuh buat berharap jadi pacar kamu atau gimana. Terus jadi desperate karena kamu nggak suka aku. Enggak. Aku mulai ngerti kenapa aku nungguin kamu padahal tau akhirnya bakal kayak gini..

Duh tolong, jangan careless lagi dong kamu. Disurat ini aku cuma bilang kalo aku udah nggak berharap apapun lagi. Mungkin nama tenarnya move on. Iya, kamu harus percaya.

Duh tolong, aku nggak minta kamu untuk peka. Jangan tatap dan perlakukan ku layaknya gadis tolol yang desperate karena jatuh cinta sendirian melulu. Lupain apapun yang pernah aku harapin ke kamu. Tatap dan perlakukan ku layaknya teman.

Duh tolong, kamu bisa kan bantu aku? Aku enggak ngelupain kamu. Aku cuma udah capek berharap sama kamu yang terus-terusan careless sama aku dan pura-pura nggak peka.

Duh tolong, jangan marah ya kamu. Aku udah nemuin pengganti kamu. Semoga dia bisa lebih baik dari kamu. Enggak, aku nggak bilang kamu nggak baik. Kamu selalu baik dimataku. Dan semoga dia nggak se-careless kamu yaa. *guling-guling*

Kalo kamu pernah baca posting sebelum ini, kamu pasti tau dia siapa..

Tapi aku nggak berharap kamu baca kok. Hehe.


Udah malem, selamat tidur.


Oh ya, selamat ya. Kamu masuk Stemsa ya? Cie yang udah SMA, sekolah baru. Sekolah barumu deket ya sama sekolah baruku Muhi loh. Eh, Aku jadi ngelantur. Hehe. *guling-guling*


Hehe, malem.


Sincerely,
Ninda

Sabtu, 04 Agustus 2012

Jatuh Cinta

Maaf buat pembaca "Cinta Pertama, Kaukah itu?" karena cerita lanjutannya tertunda. Si penulis sedang tidak ada inspirasi. Maaf sekali lagi.


*****

Bukan. Ini bukan tentang dia yang sering kutuliskan sosoknya dalam setiap kalimat di blog ini. Asal kalian tau, mungkin semenjak aku memasuki masa-masa putih abu-abu, aku move on. Rasanya asing memang mendengar kata move on. Iya, move on..

'Sejak kapan kamu move on Nin?' 'Gara-gara apa kamu bisa move on?' 'Serius Nin, kamu udah move on beneran?' menghadapi berbagai pertanyaan-pertanyaan itu, aku pun ingin membahasnya lewat posting kecil kali ini. Aku ingin menceritakan sedikit tentang sosoknya yang membuatku mulai ber move on dari laki-laki pemilik batik ungu dari masa laluku itu.

Berat memang, move on dari seseorang yang telah kutunggu hadirnya selama bertahun-tahun. Sampai suatu ketika hari pertama memasuki sekolah baru (pra mos). Sabtu, 14 Juli 2012. Aku datang tepat waktu kala itu. Lalu berkumpul di aula dan mencari kelas. Namaku terdaftar di kelas X-H (ICT-MSN). Sesaat setelah itu, aku duduk sesuai kelasku di aula yang cukup luas itu. Tak lama, datanglah 2 kakak kelas untuk membimbing kami. Dari sinilah cerita bermula..

Dua kakak kelas tersebut 1 perempuan dan 1 laki-laki. Mereka berdua tersenyum. Lalu aku mendongak untuk menatap keduanya. Pandanganku tersita ketika kakak kelas yang laki-laki tersenyum. Aku membeku. Ia memiliki senyum yang sangat-sangat manis, sungguh. Tersenyum manis memperlihatkan gigi besarnya yang putih berderet rapi. Lalu ia memperkenalkan diri. Aku ingat secara detail apa yang ia ucapkan. Kakak manis itu berasal dari XI IPA SBI. Bisakah kalian percaya? Kelas SBI! Berbasis internasional! Pintar. Itu yang pertama terpikirkan olehku.

Kakak-kakak itu memegang divisi Wali Kelas yang otomatis menjadi Kakak Wali Kelas (Kakak WK) di X-H. Kelasku! Saat memasuki ruang kelas baruku ia pun menjelaskan tentang ini itu yang.. oh jujur aku tidak terlalu menghiraukannya. Aku sibuk memandang lekat matanya, senyumnya, wajahnya. Oh apakah aku sudah menjelaskan betapa tampannya dia?

Ia memiliki senyum yang sangat-sangatlah manis
Ia memiliki mata elang. Tajam dan bola mata cokelat jernih
Ia memiliki kulit yang putih dan berpawakan jangkung
Ia memiliki rambut yang sedikit ikal
Ia memiliki bulu mata yang lebat dan lentik
Dia sempurna!

Kurasa, sejak saat itu aku menyukainya. Hey, aku jatuh cinta. Dan perlu kau tau, ia suka sekali mengejek One Direction didepanku, dengan nada bercanda tentunya, setelah ia tau bahwa aku seorang Directioner. Apakah kau bisa bayangkan betapa senangnya aku saat itu?

Hari demi hari berlalu. Fortasi/mos itu pun berakhir. Aku mulai berfikir, aku takkan bisa menikmati senyum manis dan mata cokelatnya itu lagi. Aku akan merindukannya. Dan ternyata benar, sampai dengan hari ini aku sangat-sangat merindukannya. Memang sih, setelah fortasi itu berakhir aku beberapa kali bertemu dengannya bahkan kemarin pun juga. Dan dengan gaya khasnya, ia masih saja mengejek One Direction. Aku tidak marah, aku menyukainya! Sungguh.

Aku kangen candaannya di kelas
Aku kangen dia yang selalu ngejek One Direction
Aku kangen tingkah laku konyolnya itu
Aku kangen polahnya memperagakan yel-yel
Aku kangen dia yang selalu memakai peci kebesaran
Aku kangen suara khasnya dia
Aku kangen manggil namanya
Aku kangen natap mata cokelatnya
Aku kangen senyumnya yang selalu menghasi wajahnya
Aku kangen dia bilang ke aku kalo 1D itu gay
Aku kangen dia nunjuk ke aku sambil senyum
Aku kangen pas dia memperagakan gaya Cherrybelle
Aku kangen semangatnya dia waktu teriak SEPULUH H
Aku kangen pedenya dia yang selangit itu

Aku kangen semua yang ada di dia

Aku rasa, aku sayang sama kamu kak.
Cuma sesimpel itu.

Kamis, 02 Agustus 2012

American Day Baby!







AMERICAN DAY BABY:

T-shirt: from NYC (My mum gave it)
Jacket: from NYC (My mum gave it)
Jeans: D&G
Shoes: Crocs
Photographer: Andre Suryaman

Minggu, 29 Juli 2012

Sunny Day







SUNNY DAY:

Shirt: Unbranded
Jeans: D&G
Outer: Zara
Belt: Unbranded
Necklace: my mum's stuff
Shoes: Crocs
Photographer: Andre Suryaman

Simple Blue Stripes





SIMPLE BLUE STRIPES:

Dress: Prive
Shoes: Rotelli
Photographer: Jasmine Amelia

Sabtu, 28 Juli 2012

Chic On Vintage







CHIC ON VINTAGE

Dress: POMS
Outer: POMS
Shoes: Crocs wedges
Necklace: My mum stuff
Photographer: Jasmine Amelia

Sabtu, 21 Juli 2012

Cinta Pertama, Kau Kah Itu? (bagian 2)

Aku mengambil keputusan yang salah mengajak Laras bersepeda ke lembah UGM hari minggu, pagi ini. Anak gaulnya Jogja menyebut tempat ini sunmor. Entahlah. Pagi ini aku berniat untuk bersepeda merefresh kembali pikiranku dan mengajak sepupuku, Laras. Tapi apa daya, ia malah mengajak pacarnya untuk ikut. Yah jadilah aku disini, sendiri. Mereka berdua menghilang entah kemana.

Setelah aku memarkir rapi sepedaku, akupun berjalan diantara padatnya jalanan lembah UGM entah aku tak tau kemana. Aku tak punya tujuan. Akhirnya aku memutuskan untuk membeli es goreng. Jajanan yang harganya hanya 2000 rupiah. Nama jajanan itu memang kedengarannya aneh, tapi rasanya tak kalah lezatnya. Aku pun harus mengantre untuk mendapatkannya. Setelah aku mendapatkannya, tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang yang menepuk pundakku.

"Carissa?" sapa suara itu. Mau tak mau akupun menoleh

"Heffin? Kok kamu bisa ada disini?" tanyaku penasaran

Ia tersenyum lembut "Iya, tadi aku cuma mau niat sepedaan doang sih"

"Loh kamu sendiri? Nggak sama... emm.. pacarmu itu?" tanyaku hati-hati

"Enggak. Aku sendiri" jawabnya singkat "Kamu sendiri juga kan? Keliling yuk" lanjutnya

"Yaudah, yuk!" Sebelumnya aku sama sekali tak menyangka akan bertemu Heffin disni. Aku pun berkeliling lembah UGM, Yogyakarta kala itu. Seaat setelah itu, Heffin pun mengajakku sarapan di salah satu warung-warung tenda di pinggir jalan.

Aku memesan lontong opor, dan dia memesan bubur ayam dan 2 gelas teh hangat. Masih sama. Seperti dulu. Belum ada yang berubah semenjak 3 tahun yang lalu. Selalu lontong opor, bubur ayam, dan 2 gelas teh hangat. Aku menatapnya. Aku rindu sorot matanya yang tajam. Lalu ia pun tersadar sejak tadi aku memperhatikannya.

"Kenapa?" tanyanya, alisnya hingga bertaut

aku tersenyum simpul "Nggak papa, pesenannya masih sama kayak dulu. Nggak pernah berubah"

Dia hanya tersenyum "Car, aku seneng bisa jalan kayak gini lagi sama kamu"

"Sama, aku juga Fin. Kalo boleh aku tau, kemaren itu pacarmu?" aku memelankan suara. Takut salah bicara

"Iya. Namanya Bianca" ujarnya. Lalu aku hanya terdiam dan kembali menyeruput teh hangatku. "Gimana kabar kamu sama Reza? Kalian putus?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Iya, cuma masalah sepele kok" jawabku. Dia hanya terdiam tak menanggapi "Semua sudah berubah Fin.." lanjutku. Dia menatapku dalam, aku bisa melihat dari sinar matanya. Sebuah kesedihan. Pandangan mata kita bertemu. Lalu ia tersadar dan mengalihkan pandangan.

"Udah yuk cabut, bayar dulu" ujarku memecah kesunyian yang sempat terjadi tadi. Ia pun berdiri dan segera membayar. Lalu berjalan keluar warung tenda itu menuju parkiran sepeda.

"Fin?" kataku. Ia hanya menjawab dengan gumaman

"Boleh aku jujur Fin? Aku kangen kamu. Kangen kita yang dulu, dulu 3 tahun yang lalu. Seandainya aku bisa mutar balik waktu, aku pengen ke masa-masa dimana kita bercandaan dan gila-gilaan bareng kayak dulu lagi. Aku sadar Fin, sadar itu semua kalo itu sekarang udah cuma sekedar kenangan aja. Sekranag itu bukan dulu kan Fin? Beda Kan?" ujarku lalu mengatur nafasku. Airmataku yang tak dapat kubendung pun mengalir.

"Udah Car.." ujarnya menghapus airmataku. Ia lalu memelukku, mencoba menenangkanku. Hangat rasanya.

"Aku. Kamu. Kita. Semua udah berubah Fin, semua udah beda. Aku sadar dan tau, aku nggak mungkin bisa menghabiskan waktu berdua sama kamu kayak dulu Fin. Dulu kita bebas, kayak nggak ada beban. Aku emang nggak secantik pacarmu, tapi aku sayang kamu. Dulu hingga saat ini Fin." ujarku masih sesengukan.

Ia mendekapku lebih erat, lalu mencium puncak kepalaku. Tak lama, ponsel Heffin berbunyi dan menyadarkanku dan Heffin untuk segera melepaskan pelukkan. Heffin pun mengangkat telfonnya.

"Hallo sayang?" oh, jadi itu Bianca.
"Hallo sayang, kamu tuh dimana sih?"
"Aku kan di sunmor"
"Sayaaang, ini tuh udah jam berapa? Pokoknya kamu kesini sekarang juga!"
"Kerumahmu? Ada apa?"
"Pokoknya kamu anterin aku"
"Tapi sayang...."
"Nggak mau tau, kamu kesini sekarang. Titik!"
"Oke oke, aku kesana sekarang" KLIK, telepon sudah terputus.

"Bianca?" tanyaku kemudian

"Iya." sahutnya singkat

"Yaudah gih buruan kesana. Nanti ada apa-apa lagi sama Bianca" jawabku getir

"Kamu nggak apa-apa kalo aku tinggal?" tanyanya khawatir

"I'm okay Fin" jawabku sok santai

"Oke, aku pergi dulu ya Car. See you" lalu ia mengayuh sepedanya dengan cepat. Melaju hingga menghilang dari pandanganku. Kamu nggak keliatan bahagia Fin sama Bianca. Aku nggak mengharapkanmu jadi pacarku Fin. Aku udah cukup bahagia kalo kita bisa mengulang masa-masa yang dulu sering kita lakuin. Lamunanku buyar ketika ada tangan menyentuh pundakku. Refleks aku menoleh.

"Laras? Darimana aja kamu?"

Kamis, 12 Juli 2012

Cinta Pertama, Kau Kah Itu? (bagian I)

Aku merebahkan diri di kasur empuk berwarna biru kesukaanku. Aku lelah dengan semua apa yang kubuat. Kepalsuan. Ya! Kepalsuan. Aku hanya memandangi langit-langit kamar dan terus mendesah. Betapa banyak kepalsuan yang berkecamuk dalam otakku. Kemudian pikiranku melayang kejadian tadi siang.

"Oh ya?! Puas kamu?!" Lengking suara laki-laki itu memecah keheningan

Aku menatapnya merasa bersalah "Maaf.. Aku minta maaf banget Za" menahan isak tangisku

Laki-laki bernama Reza tersebut menghela nafas "Udahlah ya, cukup buat semua ini"

"Aku udah coba Za, tapi aku nggak bisa. Maafin aku.." Tangisku pun pecah. Aku tak peduli orang-orang memperhatikanku dengan tatapan sinis. Alun-alun kidul Yogyakarta serasa semakin luas dan aku semakin menciut.

"Carrisa, hapus airmatamu. Jangan jadi cewek cengeng dong, aku nggak suka" ujar Reza menghapus airmataku

"Tapi aku emang sal-"

"Enggak, kamu nggak salah apa-apa. Aku yang salah. Aku dateng tiba-tiba di kehidupan kalian, merusak semuanya. Sorry for everything" sela Reza menatapku nanar

"Za.. Tapi ak-"

"Shhh.." telunjuknya tepat didepan bibirku membuatku terbungkam. "Aku yakin dia masih mencintaimu, percaya padaku. Mungkin kita emang lebih baik berteman. Kamu mau kan? Untuk memperbaiki semua ini?" ia tersenyum simpul

Aku menatap bola mata hitamnya. Ada kilat ketulusan disana "Kamu pasti dapetin cewek yang lebih baik dari aku. Yang lebih mencintai kamu. Dan aku percaya, betapa beruntungnya dia memiliki dirimu"

Reza tertawa pelan "Kejar dia Carisa"

"Makasih atas semua cinta yang kamu beri. Maaf aku belum bisa membalasnya" Aku merengkuhnya, sebagai seorang adik yang sayang terhadap kakaknya

"It's okay Carisa. You're still my little sister" ujarnya mengacak rambutku lembut.

***
Stadion Kridosono kala ini ramai sekali. Ya, sore ini tim sepakbola Reza bertanding. Aku tak mau mengecewakannya. Sayangnya aku cuma sendirian, memilih bangku penonton yang masih kosong. Aku pun duduk dan menyamankan tubuhku. Pertandingan memang belum dimulai, tapi Kridosono sudah riuh saja. 
Kejar dia.. Kejar dia.. tiba-tiba kata-kata itu masih saja menari-nari dalam otakku. Haruskah aku yang memulai duluan? Apa benar yang dikatakan Reza, dia masih mencintaiku? Tuhan, bantu aku.

Semua penonton berteriak riuh ketika tim Reza berhasil mencetak gol. Yah, sebenarnya aku memang tidak terlalu mengerti dengan pertandingan sepakbola, tapi hanya karena aku memenuhi undangan Reza, dengan sedikit terpaksa aku datang kesini, Stadion Kridosono Yogyakarta.

Saat pertandingan selesai, aku beranjak untuk meninggalkan tribun. Tapi langkahku terhenti. Laki-laki itu seperti tak asing dimataku. Itu.. Heffin? Lalu aku pun tersadar sedari tadi aku hanya berdiam memandangi laki-laki itu beranjak pergi. Aku harus mengejarnya. Sepertinya Heffin memang tidak menyadari keberadaanku.

"Tunggu!!" teriakku, percuma saja dia tak mendengar. Ia berbelok kearah kamar mandi. Aku pun menunggunya diluar, mengatur nafas ku yang terengah-engah. Lalu sosok yang kutunggu-tunggu pun keluar. Dia benar-benar Heffin.

"Hey Fin?" ucapku malu-malu menatapnya

Dia menoleh, memperhatikan sosok wajahku "Carisa? Kok ada disini?" karena aku hanya terdiam dia pun melanjutkan kalimatnya "Nonton pertandingan juga?"

"Cuma nonton, tapi ga terlalu fokus" jawabku masih memandang bola mata yang kurindukan itu

"Oh ya, gimana kabar ayahmu Car? Aku kangen sekali main catur dengannya. Haha" ujarnya mengenang masa lalu

"Eheh.. baik, eh? Sudah 3 tahun yang lalu ya?" kataku tersenyum miris.

"Iya, hehe. Kamu masih pacaran sama Reza kan? Langgeng ya kalian" tanyanya

"Eh kita udah putus. Jujur aku kangen kamu Fin, kangen kita yang dulu" ujarku menunduk. kuucapkan kata-kata yang belum kusaring oleh otakku.

"Emm.. Aku..."

Tiba-tiba ada seorang perempuan cantik keluar dari toilet, menarik kasar tangan Heffin. "Sayang, udah lama nunggunya? Maaf ya, balik yuk!" ujar perempuan itu bergelayut manja di lengan Heffin. Aku hanya menampilkan senyum miris. Heffin tampan, dan perempuan itu cantik sekali. Rambutnya terurai panjang bergelombang. Dan sangat pantas disebut 'perempuan' sedangkan aku? Jauh dari yang disebut perempuan, rambutku saja dibuat skinhead. Jauh sekali dengan perempuan itu.

Dengan langkah terpaksa, Heffin perlahan meninggalkanku. Diam-diam, ia menyelipkan kartu namanya di jemariku. Aku kembali tersenyum miris. Dia memutar sedikit kepalanya menoleh kepadaku. Tangan kanannya digenggam paksa oleh perempuan itu. Dan tangan kirinya memberi isyarat 'call me' padaku. Lalu perlahan, sosoknya menghilang dari hadapanku.

Hah, cinta pertama. Serumit itukah kamu? Airmataku perlahan mengalir di pipi tembamku. Heffin, aku kangen kamu. Kangen kita 3 tahun yang lalu Fin. Seandainya aku bisa memutar balik waktu. Aku akan memperbaiki semuanya. Aku kangen bercandaan sama kamu Fin..

Minggu, 08 Juli 2012

I'm Stuck On You

KAMU!
Damn! Kamu lagi?
Aku? Bodoh?
Haha, memang bodoh!

Aku benci kenyataan kalo aku sayang kamu
Aku benci kenyataan kalo kamu itu cuma butiran memori
Aku benci kenyataan kalo akhirnya kamu nggak sama aku
Aku benci kenyataan kalo aku stuck sama kamu
Egois? Persetan

Semua sudah berubah
Aku.. Kamu.. Kita
Udah nggak ada lagi yang sama
Aku tau kamu bosen, dan bener-bener bosen
Denger omonganku yang nggak penting ini

Haha, entah aku ini bego atau setia
Tapi aku masih aja nungguin sms dari dia
Masih aja berharap waktu keulang lagi
Masih aja berharap dapat merubah takdir
Emang dasarnya bego sama setia itu beda tipis ya..
Oke aku mengerti,
Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang
Kita berdua udah sama-sama berubah
Waktu nggak bakal bisa balik kan?

Aku sadar, kita semakin dewasa
Kamu dan aku udah sama-sama SMA
Harusnya aku melihat kedepan kan? bukan kebelakang
Kamu juga pernah bilang kan sama aku
'Life must go on'
Aku tau apa yang harus aku lakuin
Aku harus menjauh dari kehidupanmu
Nggak ganggu kehidupanmu lagi
Aku lelah, capek
Aku selalu dikejar waktu
Waktu itu egois, nggak tau rasanya jadi aku




Move on? Kira-kira bisa nggak ya? Kamu tolong ya bantu aku buat move on dari kamu. Aku udah lelah, lari terus-terusan menghindari waktu. Selamat malam, KAMU! :)

Selasa, 03 Juli 2012

Siapa Dia?

Beberapa minggu ini, kamu tak ada kabar. Kamu tak kunjung membalas pesanku. Kamu dimana? Aku sungguh merindukan hadirmu. Salahkah aku berharap lebih padamu? Salahkah jika aku bertahun-tahun menunggumu? Cukup, ini tidak ada hubungannya dengan judul yang kutuliskan.

Beberapa hari yang lalu, ada seseorang yang tak kukenal menyapaku lewat sebuah sosial media. Aku memang tak pernah mengenalnya sebelumnya. Dia berkenalan denganku. Laki-laki yang lebih tua 2 tahun diatasku, aku pun tak masalah dengan itu. Semua berjalan biasa saja. Setelah dia menyebutkan biodata tentang dirinya pun aku biasa saja.

Tapi, ada satu hal yang ternyata belum aku tau. Dia sudah mengenalku terlebih dahulu beberapa bulan yang lalu. Bagaimana ia bisa tau? Dia bilang, dia seringkali menyapaku lewat jejaring sosial bertemakan twitter itu. Ternyata dia mengubah username nya. Bahkan, setiap ia menyapaku, aku pun tak pernah sekalipun membalas sapaannya. Aku tak peduli. Sama sekali tak peduli dengannya.

Hingga hari ini saat kutuliskan coretan tak penting ini, aku masih membalas sapaan-sapaannya. Entah ada suatu yang berbeda dariku saat aku melihat new mention darinya untukku. Dan tak segan-segan, aku pun dengan semangat membalas tweetnya. Semangat? Aku juga tidak mengerti apa yang kurasakan.

Saat melihat sapaannya untukku tertera di new mention, aku merasa... bahagia? Aku penasaran. Siapa sebenarnya dia? Aku tak pernah mengenalnya sebelumnya, tak pernah bertemu dengannya, tapi mengapa perasaan ini begitu tiba-tiba muncul? Terlalu cepatkah aku bilang bahwa aku.... suka? Ini pasti salah. Aku tak mungkin menyukai orang yang hanya dapat aku pandangi wajahnya lewat layar laptop.

Kamu menghilang secara tiba-tiba. Tanpa kabar untukku. Lalu muncul sosoknya, yang tak pernah kutahu sebelumnya. Perlahan, ia menggantikan posisimu. Apa ini rencana Tuhan untukku agar aku terus melangkah melanjutkan hidupku? Tanpamu? Apa aku bisa hidup tanpamu?


Tuhan berikan dirinya hanya sementara. Ya, hanya sementara. Hanya sekedar untuk mengisi kekosongan hidupku tanpa sosok dirimu. Karena aku yakin, kau pasti kembali. Tapi... bagaimana jika tidak? Apakah ia bisa menggantikan dirimu?


Aku rasa tidak,
Kamu selalu membawa kepingan puzzle hatiku
Yang tak bisa digantikan
Aku butuh dirimu disini


Beri kabar ya, padaku?
Aku menunggu satu pesan baru darimu

Rabu, 20 Juni 2012

Payphone - Maroon5 ft Wiz Khalifah

I'm at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you
Where have the times gone
Baby it's all wrong, where are the plans we made for two?

Yeah, I, I know it's hard to remember
The people we used to be
It's even harder to picture
That you're not here next to me
You say it's too late to make it
But is it too late to try?
And in our time that you wasted
All of our bridges burned down

I've wasted my nights
You turned out the lights
Now I'm paralyzed
Still stuck in that time when we called it love
But even the sun sets in paradise

I'm at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you
Where have the times gone
Baby it's all wrong, where are the plans we made for two?

If happy ever after did exist
I would still be holding you like this
All those fairytales are full of sh*t
One more stupid love song I'll be sick

You turned your back on tomorrow
Cause you forgot yesterday
I gave you my love to borrow
But just gave it away
You can't expect me to be fine
I don't expect you to care
I know I've said it before
But all of our bridges burned down

I've wasted my nights
You turned out the lights
Now I'm paralyzed
Still stuck in that time when we called it love
But even the sun sets in paradise

I'm at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you
Where have the times gone
Baby it's all wrong, where are the plans we made for two?

If happy ever after did exist
I would still be holding you like this
All those fairytales are full of sh*t
One more stupid love song I'll be sick

Now I'm at a payphone....

[Wiz Khalifa]
Man work that sh*t
I'll be out spending all this money while you sitting round
Wondering why it wasn't you who came up from nothing
Made it from the bottom
Now when you see me I'm stunning
And all of my cars start with the push up a button
Telling me the chances I blew up or whatever you call it
Switched the number to my phone
So you never could call it
Don't need my name on my show
You can tell it I'm ballin'
Swish, what a shame could have got picked
Had a really good game but you missed your last shot
So you talk about who you see at the top
Or what you could've saw
But sad to say it's over for
Phantom pulled up valet open doors
Wiz like go away, got what you was looking for
Now ask me who they want
So you can go and take that little piece of sh*t with you

I'm at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you
Where have the times gone
Baby it's all wrong, where are the plans we made for two?

If happy ever after did exist
I would still be holding you like this
All those fairytales are full of sh*t
One more stupid love song I'll be sick

Now I'm at a payphone

Kamis, 14 Juni 2012

Surat Untuk 'KAMU'

My dearest-stalkerman, KAMU

Euhm, hai. Lama nggak ketemu. Apa kabar? Baik-baik aja kan? Aku harap sih baik. Oh ya, katanya kamu mau lanjut sekolah di Jawa Timur ya? Kalo boleh jujur sama kamu, aku sebenernya sedih. Aku takut. Frontal nggak papa kan? Aku takut kehilangan kamu. Uhuk.

Gimana UN kamu? Lancar kan ngerjainnya? Kalo aku sih alhamdulillah lancar, emang nilai nggak sesuai keinginan. Mungkin aku kurang belajar kali ya? Hehe, lagi banyak pikiran. Oke, cukup! Kembali ke topik awal.

Gimana kabar sekolahmu? Sekolahmu yang sempet jadi sekolahku juga. Gimana kabar temen-temenmu? Temen-temenmu yang sempet jadi temenku juga. Gimana SSB nya? Udah dapet juara berapa aja? Kamu masih suka main sepakbola kan? Uhuk.. Kamu setia banget ya..

Eh? Setia? *guling-guling*

Anyway, cie yang katanya sih nem UN kamu tinggi, makin banyak fans nya dong kamu. Hehe, selamat yah buat kamu.

By the way, makasih ya. Aku nggak tau kenapa akhir-akhir ini kamu mulai sering sms. Kamu masih hidup kan? Aku nggak tau, kenapa kamu tiba-tiba berubah jadi orang yang menurutku lumayan perhatian. Bukan maksudku aku kepedean atau gimana. Sms mu malah bikin nyesek se nyesek-nyeseknya. Harusnya aku seneng kan? Tapi kenapa malah nyesek dan ksbb?

Oh ya, inget nggak dulu pertama kali kita masuk sekolah? Aku duduk di meja yang berseberangan sama kamu. Waktu itu aku nggak terlalu ngeh sama kamu, kamunya juga. Dan aku masih inget, waktu itu kamu duduk sendiri. Inget nggak? Pasti enggak ya?

Itu dulu.. Sekarang bukan dulu. Dulu bukan sekarang. Beda ya...

Sebenernya banyak banget hal yang mau diceritain sama kamu, tapi aku bingung mau mulainya dari mana. Semuanya bikin bingung.. Ya, paling aku cuma mau cerita kalo aku kangen kamu. Uhuk. Maaf kalo aku terlalu frontal. Tapi buat apa aku cerita ke kamu kalo aku kangen terus ngegalauria? Toh kamu nggak bakal peduli kan?


Kamu yang nggak bakal peduli, atau aku emang yang berharap terlalu tinggi? Emang salah kalo aku berharap terlalu tinggi?


Oh ya, Aku baru sadar kalo Juli 2010 aku pertama kali ketemu kamu dan perasaan ini muncul dan berharap terus-terusan sama kamu. Dan itu berlanjut sampe sekarang. Hampir 3 tahun dong ya? Kamu itu candu ya ternyata. Hehe.


Duh seharusnya dari awal aku nggak usah ketemu kamu. Ini rencana Tuhan bukan sih? Duh bego, harusnya nggak usah bawa-bawa nama Tuhan..


Oke, sekarang aku mengerti. Aku nulis surat panjang lebar gini nggak berguna juga kan? Nggak bisa ngerubah apapun. Toh, aku juga bukan siapa-siapamu kan? Aku ngerasa useless banget. Dulu ya dulu. Sekarang ya sekarang. Semua sudah berubah.


Oke, cukup galaunya. Kamu baik-baik ya, belajar jangan main game online aja, semangat latihan SSB nya, jangan sampe kecapekan trus sakit, istirahat yang cukup. Kalo ada cewek yang sayang sama kamu, jangan sia-siain dia, jangan cuek-cuek sama cewek juga! Errr.. Ya begitulah pokoknya.




I know this letter is useless. But I'm still writing about you




Aku menyayangimu tanpa syarat. Eh? Lupakan. Selamat malam, KAMU


Sincerely,
Ninda.