Welcome to iniadalahcurhatku.blogspot.com | Please do not copy anything, hargai karya orang lain. Thankyou.

Jumat, 30 Desember 2011

Stupid Name? Just Shut Up

Kita memang bodoh
Kita memang bertingkah konyol
Kita memang kandang berbuat semaunya
Kita memang selalu frontal

Tapi kita selalu bersama

Ini aku dan Power Eek
Nama yang bodoh?
Just shut your fuckin mouth up!

Kenangan yang terukir di waktu-waktu sekolah menengah pertama,
Kenangan yang terukir di setiap sudut tempat di sekolah,
Kenangan yang penuh canda dan tawa dimana pun kita ada,

Pernahkah kalian berfikir seperti apa nanti setelah kelulusan?
Menuju tempat yang kita inginkan masing-masing..
Melangkah ke masa depan yang akan kita hadapi masing-masing..

SMA N 2, SMA N 1, SMA N 8, Muh 1

Apa itu tempat yang sama seperti SMP MUHAMMADIYAH 3?
Tidak, tidak akan pernah sama jika tak ada kalian

Tempat kita selalu tertawa,
Tempat kita selalu bertingkah idiot,
Tempat kita mengungkapkan isi hati kita,
dan kadang kita menangis bersama,

Apa akan sama di masa yang akan datang?
Apakah kita masih seperti ini di hari esok di masa depan?

Bangku-bangku yang kini kita duduki menjadi saksi2 saat saat indah kita,
Meja dan papan tulis itu yang merekam masa-masa kita dulu :)
Dan, apabila kita pergi dari bangku-bangku itu
akan ada orang lain yang akan menempatinya.
tapi, bangku itu selalu mengingat kita, kenangan kita :')

Apa di akhir masa-masa SMP kita akan meneteskan airmata kita
di depan para kursi, meja dan papan tulis yg telah merekam semuanya?

Kita??

Kita
Kita itu,
Aku dan kamu!
Kita itu,
Aku dan kalian!
Kita adalah kita :')

Kenangan?
Kenangan itu saat-saat kita bersama :)
Saat duka maupun canda
Karena kita ada dan kita mampu

Dan Power Eek itu mereka
Ungu, Pink, Ijo, Putih, Biru
Kita Power Eek
Kenangan yang tak pernah hilang.

Disini..
Dihati kita semua
Kita berlima
Ninda, Salsa, Novi, Hani, Kenia

Dia

Dia yang selalu memukauku dengan tawa renyahnya
Dia yang selalu kunikmati wajah lelahnya
Dia yang selalu menyimpan sebagian besar hatiku
Dia yang selalu datang dan pergi dengan tiba-tiba
Dia yang selalu memberi sepotong harapan
Dia yang selalu mematahkan batang hatiku
Dia yang selalu berotasi dalam otakku
Dia yang selalu membuatku bertahan

Dan hanya dia
Hanya dia yang bisa membuatku
Tersenyum dan menangis
Cuma dia yang ada dan hilang

Dia yang selalu menjadi inspirasi terbesarku
Dia yang selalu membuat duniaku tanpa gravitasi
Dia yang selalu membuat perutku memunculkan kupu-kupu kecil
Dia yang selalu ada dalam doaku
Dia yang selalu ada dalam setiap tetes gerimis di mataku
Dia yang selalu menjadi tema dalam tulisan ini
Dia yang selalu membuatku ingin tetap menulis tulisan ini

Sekalipun dia tak membaca
Sekalipun dia tidak melihatku
Sekalipun ini tak berarti apa-apa
Hanya dia..
Cuma dia..

Kamis, 22 Desember 2011

Belum Puas Kau Menyakitiku?

Backsound: Jar Of Hearts – Christina Perri

Malem ini, kosong sekali rasanya. Ini hari ibu ya? Ah entahlah. Mengapa aku masih saja sibuk memikirkanmu? Mengapa hanya dirimu yang terus berotasi di otakku? Who the hell are you? Kemarin, seperti biasa aku membuka wall facebook ku, kudapati statusmu bertengger paling atas di recent update wall ku. Statusmu hanya ingin membuatku mati. Agar aku dapat berhenti mencintaimu. Tapi Tuhan masih memberiku waktu untuk tetap mencintaimu, untuk kali ini. Sekalipun kau saja tak peduli apa akibat dari status facebook mu itu. Bodoh!

Tak cukup sampai situ, jari jemariku pun penasaran apa yang kau tulis di comment status itu. Kubuka dan kubaca comment-comment dari teman-temanmu itu, ah aku tak peduli siapa saja teman-temanmu itu. Maksudku aku hanya peduli pada apa yang mereka tuliskan.

“Kau sudah lelah menunggu?” tulis temanmu pada saat itu

“Ya” jawabamu membuat tubuhku lemas

“Ada gadis lain yang mengganggu laju kerja otakmu selain dia ya?”

“Iya, ada. Dan kupikir aku mulai menyayangi gadis itu” tulismu

“Oh, lalu bagaimana dengan gadis yang kau tunggu selama ini itu?” tanya temanmu lagi

“Aku tak tau. Aku lelah menunggu”

Semudah itukah kau memutuskan itu? Gerimis di pelupuk mataku tak bisa kubendung lagi setelah aku melihat statusmu itu. Taukah kau itu MENYIKSA? Berjuta-juta pertanyaan yang membanjiri benakku. Siapa gadis yang kau maksud itu? Apa aku mengenalnya? Apa kau lelah menungguku? Kau ini tolol atau aku yang bodoh? Atau kita berdua sama-sama idiot? Hey! Seharusnya aku yang lelah menunggumu. Aku lelah menunggumu bertahun-tahun.

Apa aku harus mengikuti saran teman-temanku? Haruskah aku yang mengungkapkan duluan padamu? Aku harus apalagi untuk membuatmu percaya? Kalaupun aku bisa, ingin saja aku untuk berhenti mencintaimu, tapi ternyata Tuhan masih saja betah memberikan secuil perasaan itu.

Kau muak ya padaku? Maaf, aku tak bisa melakukan apalagi. Jujur sajalah, kau muak padaku? KAU MUAK KAN PADAKU? BILANG! TELL ME! Agar aku mati. Dan agar aku dapat membunuh perasaan ini. Agar aku dapat membunuh kenyataan ini. I’m sorry.

22/12/11

Kamis, 15 Desember 2011

Go Far Away!

Aku masih saja sibuk mencarimu
Kau menghilang untuk kesekian kalinya
Lagi-lagi secara tiba-tiba
Saat kau ada
Dulu kau sangat perhatian padaku
Memberikan sedikit waktumu
Ya!
Untuk si gadis tolol ini
Tapi kini aku tersadar
Kalau ini hanya masa lalu. Dulu :')

Entah mengapa aku merasa akrab
Akrab dengan kata 'pergi'
Dan itu kebiasaanmu, aku sudah mengerti :')
Tapi, boleh kah aku menyebutkan satu saja permintaanku?
Aku ingin kau disini sekali ini saja
Denganku, menemaniku, menina bobokanku
Seperti dulu
Kumohon..

Izinkan aku bertanya..
Aku yang bodoh?
Kau yang tolol
Atau kita berdua sama-sama idiot?
Persetan ah! masa bodoh!
Mengapa aku masih memikirkanmu?
Kamu, yang jelas-jelas saja menghilang
Entah tak ada jejakmu sama sekali

Baiklah kalau itu maumu
Pergi saja kau sana!
Pergi!
Pergi!
Yang jauh saja!
Dan biarkan aku mati
Untuk menunggumu kembali
Menghidupkanku yang telah mati

Rabu, 07 Desember 2011

Aku Merasa...

Waktu akan terus bergulir dengan kejamnya
Tanpa mau peduli dengan sekitarnya
Iya, itu adalah definisi KAMU
Sama seperti definisi waktu
Tanpa kau gunakan perasaan
Saat itu pula kau bunuh kenyataan

Hei!
Lihatlah aku
Aku semakin dewasa
Aku berani mencintai
Dan aku mencintai dengan berani
Tapi kau tau? Aku cengeng
Oh, ayolah sampai kapan?
Kapan kenyataan yang tak pasti itu?
Sebenarnya aku benci menunggu
Menunggu memang sebagian wujud dari mencintai

Rumit ya?
Ah, aku tak yakin kau mengerti
Karena aku merasakan
Apa yang tidak kau rasakan
Karena hanya Tuhan dan nuraniku yang tau
Jika aku mendefinisikan KAMU
Jari jemariku akan terus menari
Memanggil sosok yang selalu berotasi dalam otakku

Ku harap bukan hanya Tuhan dan nuraniku yang tau
Tapi kau juga
Dan ikut merasa apa yang kurasa :)

Ini Baru Romantis

"Ini yang namanya cinta, selalu punya alasan untuk memaafkan meski disakiti." -@nindandr

Aku tahu, aku kini bukanlah ABG yang harus selalu menjadikan jejaring sosial sebuah tempat untuk aku bergalau ria. Seperti dulu maksudku. Aku Disha dan umurku beranjak 18. Tapi, ternyata aku lemah. Arga, laki-laki yang 2 tahun terakhir ini selalu jadi alasan terbesarku saat menggalau di status facebook dan twitter. 2 tahun kami menjalani hubungan tak biasa, tanpa status. Kami sadar kalau kami saling menyayangi, ada usaha untuk saling memiliki, sayangnya semua itu sulit menjadi realita. Aku mencoba lebih mementingkan perasaanku daripada status kami. Kapasitasku memang hanya seorang teman, tapi perasaanku padamu lebih dari sekedar teman.
Dia terpaksa memutuskan untuk meninggalkan kota Yogyakarta untuk melanjutkan kuliahnya di Bandung. Tentu saja aku frustasi. Memang sih dia cuma menumpang kuliah disana.
Sayangnya, hal yang tidak pernah aku harapkan terjadi, dia berubah 180 derajat. Dia begitu cuek dan sering mengabaikan aku. Itu yang menyebabkan aku sebenarnya berat hati melepasnya.

***

1 minggu ini dia tidak memberikan kabar, ini memang bukan hal baru karena beberapa minggu sebelumnya dia juga melakukan hal yang sama. Perasaan campur aduk, khawatir, dan kangen. Kata orang rindu itu indah, namun bagiku ini menyiksa. Bukan cuma nyiksa, tapi nyiksa banget! Dia itu sebenarnya lari kemana?

***

Aku punya rencana entah rencana tolol, idiot, atau malah bagus. Di usianya yang ke-20, aku harus memberi kejutan yang berhasil buat dia! Yaa.. karena 1 tahun yang lalu rencanaku gagal dan 2 tahun yang lalu rencanaku pun juga gagal. Dan selalu saja gagal. Kali ini harus sukses! Telah lama ku memikirkannya, karena dipikirkan dengan matang, maka aku harus merealisasikannya dengan baik! Aku membeli dua tiket kereta api. Taksaka malam, 03 September 2010 , 03.35, dari stasiun Tugu dan di Jakarta, dan aku akan membeli tiket Senja Utama Yogyakarta, 03 September 2010 , 20:45 yang berangkat dari stasiun Senen. Sesuai info online, semoga sesuai perkiraanku. Semoga saja. Hari itu aku pergi, hari itupun aku juga harus pulang.

03 September 2010 , 02:00 WIB. Dengan mata setengah bangun yang masih terkantuk-kantu, aku memeriksa barang-barang bawaanku. Aku tahu ini gila dan agresif, tapi sungguh semua ini aku lakukan hanya untuk melihat senyum Arga lagi. Ya, hanya itu! Aku memang buta jalan, tidak tahu kota Bandung itu seperti apa, memang rencanaku tidak segampang yang aku perkirakan, tapi aku yakin, jika untuk hal yang baik, semua akan berjalan dengan baik. Ya! Keep moving forward! Terus bergerak ke depan!

***
16:00, setelah turun di stasiun, aku bertanya lagi pada petugas stasiun, setelah dari sini aku harus menaiki apa untuk menuju jalan Dago. Di Yogya, aku terbiasa menaiki bis jadi kalau naik angkot, agak sedikit linglung. Aku mencari angkot 06 jurusan terminal Bandung dan bertanya-tanya sedikit tentang toko kue sekitar Bandung. Hebatnya, supir ini tahu! Tepat di sebrang terminal Bandung, ada sebuah toko kue bernama Arga Bakery. Ya, Tuhan, semoga nama yang sama juga membawa kebaikan yang sama. Amin.

***

18:00, aku sampai di kos-kosan Arga di daerah sekitar Dago, dekat dengan warung-warung kaki lima. Catnya cukup bagus. Pagarnya di cat cokelat dan kost itu sendiri di cat krem. Aku membuka pagarnya sambil membawa kue yang memang tidak memakan budget terlalu banyak, yang penting niat ngasihnya bukan harganya. Aku mengirim sms padanya agar segera keluar tanpa memberitahu alasan kenapa dia harus keluar. Dalam jeda waktu itu, aku menyalakan lilin.
Tidak berapa lama kemudian, aku melihat dia berada tidak jauh denganku. Aku gugup, dia terlihat berbeda. Rambutnya, matanya, hidungnya, aku merindukannya. Dia tersenyum dan berjalan ke arahku. Malam itu, pukul 18 lewat, disinari cahaya lilin dan malamnya kota Bandung, aku bahagia. Sangat! Dia make a wish beberapa detik dan meniup lilinnya. Lalu, dia meletakkan kue itu di bangku, tidak jauh dari kami. Gelap. Aku merasa ada tangan hangat yang merangkulku dan memelukku.

“Maaf dan makasih ya Disha” Dia berbisik di telingaku. Aku merasa inilah dia yang dulu, yang tidak mengabaikanku. Tapi.. Woopss! Dia menarik tanganku dan menarikku hingga keluar dari pagar.

“Kamu pulang ya. Ibu kost disini galak banget! Ada mahluk hawa nginjek satu milimeter ke dalam pagar aja, dia udah teriak-teriak minta di timpuk pagar kabupaten. Pliss, jaga diri kamu baik-baik. Makasih sekali lagi.” Dia mengatakan hal yang menurutnya sepele itu dengan terburu-buru. Aku kaget, marah, dan kesal. Tentu saja itu!

“Argaaaaaaaaaa!!” Aku memanggilnya dengan suara lantang. Dia berlari terburu-buru ke arahku. Raut heran terpampang di wajah kuyunya.

“Kenapa lagi?”

“Makan nih!” Sontak, dengan sukses aku membiarkan kue itu mencium wajah Arga dengan agresif. Aku tahu itu sakit, tapi tidak sesakit perasaanku saat dia selalu mengabaikanku.

***

8 bulan berlalu, 30 Mei 2011 , hari itu usiaku menginjak 19 tahun. Mama dan papa lagi dan lagi pergi ke Jepara. Mereka hanya meninggalkan uang dan mengucapkan selamat ulang tahun via telephone. Sebenarnya itu adalah ulangtahunku yang sangat membosankan. Aku mengisi ulang tahunku yang hambar dengan bermain game online seharian di daerah Jalan Laksda Adisucipto, sejak pukul 10 pagi sampai pukul 7 malam.
***
Seusai bosan bermain game dari SierraNet, aku berjalan menikmati udara dinginnya Yogya malam itu. Kemudian aku langkahkan kaki ke toko pernak-pernik untuk cuci mata. Sebenarnya sih hanya ingin mengulur-ulur waktu saja. Setelah lelah, aku menuju shelter DeBritto Trans Jogja. Aku tahu, waktu telah menunjukan pukul 21:00, 30 menit lagi jam operasi Transjogja akan berakhir, aku harus segera menaiki bis sebelum pukul 21:30. Secepatnya..

Sesampainya di shelter DeBritto, shelter terlihat sangat sepi. Aku duduk di bangku shelter, sedangkan di bangku sebrang ada seorang laki-laki yang mengenakan jaket hitam dan penutup kepalanya. Aku perhatikan, laki-laki itu selalu mencuri pandang ke arahku. Ah! orang itu aneh sekali. Tiba-tiba, dia berdiri dan berjalan ke arahku. Aku berdiri berusaha untuk meninggalkan shelter, tapi langkahnya ternyata lebih cepat daripada langkahku, dia menarik tanganku, aku mencoba untuk melepaskan, dan…

“Eh Disha ini aku!” Pria itu membuka tutup kepalanya, ternyata dia adalah Arga. Aku tidak habis pikir, darimana dia tahu kalau aku disini.

“Kamu tau darimana aku ada disini?”

“Dari status foursquare mu. Makanya jangan terlalu eksis! Hehe. Aku tau kebiasaanmu pasti ngegame disekitar sini.”

“Tanganku dilepas aja bisa kali!” Aku berkata sinis, padahal aku merasa senang karena bisa melihat senyumnya lagi.

“Happy birthday ya. Aku gak tau kamu suka apa dan kamu mau apa, jadi aku gak bawa apa-apa deh. Hehe. Maaf yaa”

“Tawa terus aja deh ya! Dateng mendadak, pergi mendadak, berubah mendadak!”

“Aduh, dingin banget sih!”

“Ngaca dulu siapa yang lebih dingin! Kamu kali!” Aku membuang muka tanpa menatap matanya.

“Sorry, Aku gak mau mikir cinta-cintaan dulu deh.”

“Emang aku suka sama kamu? Ge-er dahsyat deh yaaa, pede!”

“Oh, aku kirain datang setiap tahun berturut-turut cuma buat ngasih surprise ke ulang tahunku itu adalah wujud perasaan suka, ternyata enggak ya?” Dia berkata dengan air muka polos, aku terdiam, lemas. Dia menyadari rencana-rencana mahamegaidiot-ku.

“Bukan suka, Ga. Tapi sayang! Kamu tau posisi aku sekarang? Aku terjepit diantara harapan kosong dan rindu yang lebih sering nyiksa.” Dengan jujur aku mengatakannya. Unek-unek selama 2 tahun dan ketahuilah 2 tahun bukan waktu yang sedikit.

Ada rasa saling mencintai namun bertahan untuk tidak saling memiliki. Lebih sakit daripada patah hati. Cen sangar ckck! Kalau 2 tahun kita bisa bertahan, tahun-tahun berikutnya harus lebih semangat dong! Ayolah”

“Semangat palamu! Aku emang gak pernah mentingin status yang penting perasaanku sama kamu dan kamu gak mengabaikannya!”

“Haduh haduh, Mbak, mau tau sesuatu?”

“Apa?”

“Ketika bangun pagi hari, aku memikirkan dirimu. Ketika bersiap-siap tidur, aku memikirkanmu juga. Dan diantara rentan waktu itu, aku memikirkan kita. Kamu gak usah takut, status itu tidak menjamin kesetiaan seseorang” Dia memegang tanganku, menariknya dan memelukku.

“Jadi, mau hadiah apa?” Dia berbisik sambil memelukku.

“Ya, Kamu-lah! You’re my something special. Tak peduli atas nama apa status dan ikatan kita, yang aku tau, aku sayang kamu walau dengan status hanya teman itu” Aku berbisik di telinganya diiringi suara bis yang meninggalkan shelter. Itu bis terakhir tepat pukul 21:30. Ah! ini baru yang namanya romantis!

Romantis bisa datang kapan saja, bahkan di waktu dan tempat yang tak terduga sekalipun.


PS: Dalam bayanganku saat menulis ini, Arga adalah sosok bertubuh 175cm, berhidung mancung, berkulit sawo matang, mempunyai lesung pipi yang manis :D

Minggu, 27 November 2011

Facebook Bodoh!

Sekarang siapa yang bodoh? Aku apa kamu? Debat, IYA! Debat sama kamu itu udah terjadi berkali-kali! Aku terpekur menatap layar laptopku yang masih menyala. Menampilkan layar profile facebook ku itu. Jelas saja, kau yang berulah lagi. Membuat air mata yang sejak tadi ku bendung tumpah begitu saja. Tuhan, sudah cukup kuatkah aku selama bertahun-tahun ini? Aku hanya menunggu jawaban atas semua doaku. Iya, doaku untukmu, siapa lagi kalo bukan kau. Mengingatmu hanya membuatku frustasi, tetapi melupakanmu merupakan cara agar kau bisa membunuhku.

Aku hanya dapat menyentuhmu lewat layar laptopku, melalui facebook yang tak kunjung menjadi nyata. Sebenarnya aku hanya membebani otakku tentang sosokmu, bahkan aku disebuut gila oleh teman-temanku. Tak cukup gila kah aku? Pertanyaan yang kusembunyikan hanya membusuk dalam mulutku, membuat bibirku terkatup. Ternyata, aku mencintai orang yang bodoh!! Ya, kau itu. Sudah kubilang berkali-kali, aku mencintaimu. Tak cukupkah sadar bagimu?

Aku selalu menulis apa yang aku rasakan tentang mu lewat status facebook. Dan aku tau, kebiasaanmu adalah hanya satu: mengomentari semua tulisanku! Dan itu mengharuskan aku berdebat serius tentang cinta denganmu. Padahal semua yang kutulis hanya karena kau. Alasannya ya kau itu! Aku bodoh ya? Ah persetan dengan omongan orang, aku tak peduli lagi. Apa sih yang membuatmu tertahan? Keraguan? Kebodohan? Atau malah gengsi? Kalau memang iya, apa aku yang harus mengambil keputusan lebih dulu? Baiklah kalau itu maumu. Aku akan mencoba.

Aku masih ingat percakapan dengan temanku pada waktu itu. Membuatku terdiam seribu bahasa. Membuat kerongkonganku tercekat.

“Bagaimana kabar kehidupan cintamu?” Tanyanya siang itu.

“Kabar cinta apa? Aku tak mengerti maksudmu” Jawabku bingung

Ia mendesah “Sudahlah, aku tak ingin debat denganmu lagi. Sampai sekarang kau masih memikirkan cowok bodoh itu kan?”

“Dia tidak bodoh!” Ujarku membela

“Tapi dia bodoh untuk urusan cinta. Apalagi berhadapan denganmu”

“........”

“Berhentilah menyiksa dirimu sendiri! Kau harus mencari pengganti, kau kan tak selamanya akan bersama dia. Dia juga masa bodoh denganmu, masih saja kau peduli dengannya. Aku saja capek mendengar semua ceritamu tentang dia, dia, dan dia lagi! Apa sih yang membuatmu seperti itu?” kalimat yang dilontarkan sangat menusuk, aku memalingkan wajah.

“Karena aku mencintainya”

“Maaf, aku memang bukan siapa-siapamu untuk menyuruhmu melupakannya. Tapi kau tak bisa seperti ini terus, aku juga sahabatmu. Apa perlu aku yang bilang ke dia?”

“Tidak usah, terimakasih”

Aku benci dirimu. Aku benci orang yang kucintai. Dapatkah kau berhenti? Setiap aku melihat layar facebook ku, semua mengingatkan tentangmu. I can’t removing you from my life, like i removed my activities on facebook. That’s too easy baby! Aku menangis setiap hari karenamu, tapi apa kau peduli? Tidak! Mencari pengganti itu mudah, hanya melupakan semua kenangan itu hal tersulit. Masa bodoh!

Yang jelas, aku membiarkan hidupku kosong hanya karena aku mencintaimu. Hanya karena aku mencintaimu. Sesederhana itu. Maaf, aku membuatmu muak padaku.

Sabtu, 19 November 2011

Izinkan Aku Menangis Karenamu

Kadang, menangis dapat melegakan hati kita. Tapi tidak semua masalah dapat diselesaikan hanya dengan menangis. - @nindandr

Kala itu, hujan di senja hari. Tidak ada yang aku lakukan, menatap langit-langit kamar kadang melirik layar handphone ku. Mendesah, lagi-lagi aku hanya melakukan hal seperti orang bodoh! Menunggu pesan pendekmu masuk. Tapi itu takkan mungkin terjadi, aku tau itu. Kau tak mungkin melakukan hal tak penting seperti itu hanya buat aku, itu suatu hal yang mustahil.

Aku menggigit bibir bawahku, rahangku mengeras, gerimis di pelupuk mata tak bisa kutahan lagi. HAHA! Aku menangis karenamu lagi. Tak cukupkah kau menggantungkan ini semua? Tak ada keputusan yang pastikah darimu? Sepatah kata yang kutunggu dari bibir mungilmu itu? Sial! Buat apa aku harus menyakiti diri sendiri seperti ini terus-menerus, kalau kau hanya acuh tak acuh terhadapku, menganggap semua ini remeh? Cinta itu gila, membuat kita tidak bisa berfikir secara rasional!

Mungkin kau takkan pernah membaca ini, melihat sekejap matapun tidak munkin, apalagi membaca hingga akhir paragraf ini. Mungkin kau tidak tau betapa usahaku menulis ini. Usahaku untuk mengundangmu berotasi di otakku, mengelilingi poros otak tengah, menjalar ke otak kiri, membias ke otak kanan. Hah! tak bisa kah kau lihat aku melantur memikirkanmu dan membuatku gila perlahan? Tak ada dasar apapun dan tak ada alasan apapun aku mengapa aku masih membiarkan jemariku menari dan menuliskan semua hal tentangmu, bahkan kau saja tak mau tau. Karena aku menemukan dirimu dalam setiap tulisanku. Maka dari itu, aku masih saja betah menulis ini.

Aku benci saat melakukan hal bodoh yang berhubungan denganmu. Itu tolol sekali. Membuat sistem respirasi ku tercekat, aliran darahku tersumbat, detak jantungku kian cepat. Tapi kau? tak ada yang berubah, normal-normal saja. Kau bahkan tak menanyakan kabarku, berhenti sejenak untuk memulihkan ragaku yang mulai 'sakit' ini. Dari jarak sejauh ini, mustahil jika aku bisa lagi menyorot bola mata hitammu dan menyerap sinarnya. Sinar yang tak lagi ada aku dimatamu.

Tak perlu lagi aku membiarkan air mataku terbujur kaku, menyerah saat menahan banjir yang tumpah di pelupuk mataku. Tapi ketauhilah, Aku yang sekarang adalah gadis yang kuat yang dulu belum kau kenal. Aku sedang membayangkanmu kali ini, mungkin hidungmu semakin mancung, mungkin seringai santaimu semakin manis, mungkin kau sibuk dengan kegiatan yang menyita waktumu dan mungkin kau telah melupakanku. Dan, izinkan aku menangis untuk kali ini saja, aku berjanji.

Kau mungkin berpendapat, jalanku dan jalanmu berbeda. Ah! kau tau? Biarlah Tuhan menyimpan rahasia dalam jemariNya untuk menyatukan jalan yang berbeda itu. Tapi ketauhilah, aku bukanlah bocah ingusan seperti dulu lagi, aku beranjak dewasa, dan kau pun juga. Aku tak suka permainan tentang cinta lagi. Kini aku serius. Keseriusan seorang gadis tentang pilihan cinta yang diambilnya. Hanya itu saja. Terdengar rumit bukan? Jadi izinkan aku menangis karenamu.

Kau, seseorang yang mengendap dalam sel otakku. Seseorang yang pernah terlupakan jemariku yang dulu sering menuliskan tentangmu.

Ditulis saat: Hidung tersumbat, kerongkongan tercekat, tak kuasa menahan gerimis di pelupuk mata, kegalauan menyerbu, sesekali melirik handphone yang tak kunjung datang satu pesanpun, tapi tetap menulis disaat orang yang ditulis tentangnya tidak memikirkannya sekalipun. :')

Sabtu, 05 November 2011

Berjalan Tanpa Ada Perubahan

Aku.. Kamu..
Berjalan dan terus berjalan
Waktu memang selalu egois
Selalu berjalan tanpa melihat sekelilingnya
Sekuat apapun kemampuanku
Aku takkan bisa menghentikan waktu

Apakah 2 tahun itu sebentar?
Selama itu apa ada perubahan?
Kurasa tidak
Sesimpel itu saja

Aku dan kamu memiliki dunia yang berbeda
Umur yang berbeda
Sekolah yang berbeda
Perasaan yang berbeda
Tertawalah, maka aku akan tertawa

Mengapa sulit untuk kau bilang sayang padaku?
Mengapa sulit untuk kau menghentikan ini semua?
Mengapa sulit untuk kau berbicara padaku?
Tembok yang kau buat semakin menebal
Semakin aku tak dapat menembusnya

Aku hanya berusaha menutupinya
Apa dia tau?
Peduli apa dia denganku
Bahkan kau saja tak pernah mengucapkannya
Bahkan kata-kata yang ingin kulontarkan saja
membeku dalam mulutku

Menunggumu membuat keputusan
Menunggumu untuk mengatakan kalimat-kalimat itu
Menunggumu mendekap hangat diriku
Hanya itu saja

Bukan ini yang aku mau
Hanya berjalan tanpa ada perubahan

Kamis, 03 November 2011

Bodoh! Persetan!

Mati..
Hidupku sudah mencapai batas expired
Busuk, dan kian membusuk
Semenjak sosokmu pergi
Mencoba menahan agar air mataku tak jatuh
Tapi percuma saja, sia-sia, nggak berguna
Aku masih terbakar dalam kenanganmu
Aku masih bersembunyi dalam kenanganmu

Satu hal
Kamu hanyalah satu alasan
Alasan mengapa air mataku jatuh dari panca indra ku
Aku menyesal

Sebesar itukah ego ku dulu?
Sebesar itukah kesombonganku dulu?
Sebesar itukah kebodohanku dulu?
Persetan!

Kadang aku berharap dapat memutar waktu
Dan merubah semua keputusanku
Ya, keputusan bodohku itu
Tapi aku sadar,
aku tak mungkin bisa melakukannya.
Karena aku sendiri yang telah merusaknya

Memang bodoh!
Aku bodoh!
Aku yang mencintaimu KINI
Aku yang dicintaimu DULU

Selasa, 01 November 2011

Maaf? :'(

Tidak semua orang dengan mudahnya memaafkan kesalahan di masa lalu. Sekalipun memaafkan orang yang dicintainya.

Aku senang, saat kau masih memperdulikanku. Menanyakan kabarku. Kabar seorang gadis yang kau cintai dulu. Iya, DULU. Bagaimana keluargamu? Apa mereka baik-baik saja? Aku tak pernah menjenguk mereka lagi setelah kesombonganku dulu. Kini aku tau, kau baik-baik saja selama aku pergi dengan semua ego ku. Maaf, karena saat kau kembali menanyakan kabarku, pergi mengunjungiku, aku masih dalam bayang sosokmu. Masih terbakar dalam otakmu, memorimu, kenanganmu. Kau memberiku setangkai mawar, dan aku membiarkannya mati. Maafkan aku.

Dan disinilah aku, berdiri di hadapanmu lagi. Seperti dulu, saat aku terbakar dalam egoku. Mencoba sekuat tenaga agar airmata yang tersimpan dalam panca indra ku tidak menetes. Akankah aku cukup kuat untuk mengatakan bahwa aku minta maaf atas hari yang lalu itu? Maaf, maaf, maaf, maaf. Hanya mataku yang dapat mengatakan saat aku menyorot pandangan ke arahmu. Aku tak cukup kuat untuk mengatakannya. Dan kini kenangan lalu itu kembali lagi setiap waktu.

Kini aku sadar, saat aku bebas darimu itu tidak berarti apa-apa. Aku rindu pada sosokmu. Berharap suatu waktu apa yang aku dapatkan saat aku bersamamu. Kebahagiaan, kau candu bagiku. Dan kenangan pahit itu selalu kembali lagi setiap waktu. Kucoba untuk memperbaiki keadaan, tetapi hanya sia-sia aja. Maaf aku menyakitimu dulu.

Saat bayangmu pergi, aku selalu saja terbangun dari mimpi burukku setiap malam. Selalu saja air mataku tumpah tak terbendung. Mengingat saat ulang tahunmu dan kau beranjak dewasa, dengan egoku aku tak menelpon mu, dengan kesombonganku aku tak mengucapkan selamat kepadamu. Sebesar itukah kesombonganku padamu dulu? Padamu dulu yang kucintai. Dan aku menyadari bahwa aku mencintaimu. Aku bodoh! sangat bodoh!

Semuanya begitu indah, kemudian sifat dinginku datang, hari yang kelam merayapi otakku. Membuatku lupa akan segalanya. Ego dan kesombonganku. Kau berikan padaku, semua cinta. Semua kebahagiaan, Seluruh hatimu. Tapi aku dengan kebodohanku, yang kuberikan hanyalah selamat tinggal. Ku biarkan kakiku menyeretku menjauh darimu. Maaf. Aku mengerti, kau tak mungkin memaafkanku dengan mudah. Tapi yakinlah, hingga kini aku masih mencintaimu.

Aku rindu kulit cokelat lembutmu, senyum manismu, dekap hangatmu, yang hanya kau berikan padaku DULU. Dan rindu bagaimana kau memelukku pada saat Mei lalu pada ulang tahunku. Dan pertama kali saat kau melihatku meneteskan airmata. Mungkin ini hanyalah harapan. Mungkin ini hanyalah mimpi yang tak mungkin terwujud. Jika kita saling mencintai lagi, aku berjanji akan mencintaimu benar, melupakan semua kesombonganku.
Aku ingin memutar balik waktu. Tetapi aku tidak bisa. Dan jika semua keputusan ada di tanganmu, aku mengerti. Memang aku yang salah.

Masihkah kau beri maafmu padaku? Orang yang SEKARANG mencintaimu dan orang yang kau cintai DULU.

Minggu, 16 Oktober 2011

Percakapan Antara Cinta Dan Agama

"Ketika aku dan kamu berbeda dimensi, saat itulah sebuah perasaan bertemakan cinta itu muncul menyatukan perbedaan dimensi kita"

Salwa: "Gimana hubunganmu dengan si gigantisme itu?
Aku: "Maksudmu kekasih ku? baik-baik saja"
Salwa: "Ah, si Protestan itu"
Aku: "Iya, dia memang religius"
Salwa: "Lalu, bagaimana bisa kau sangat mencintainya? Kau kan islam"
Aku: "Aku mencintainya. Bagaimanapun apa adanya seburuk atau sebaik apapun tingkahnya."
Salwa: "Ah, tak usahlah kau puitis begitu. Ini seperti bukan dirimu"
Aku: "Aku bukan orang yang puitis, si Protestan yang mengubahku"
Salwa: "Oh ayolah, gunakan akal sehatmu. Islam dan Protestan itu berbeda bukan?"
Aku: "Memang berbeda, tetapi aku mencintainya. Mengalir begitu saja"
Salwa: "Kau serius dengannya?"
Aku: "Berusaha serius walau dia cuek, begitu sibuk dan menyebalkan."
Salwa: "Lalu jika kalian berdua dipersatukan dalam sebuah ikatan bertemakan pernikahan, bagaimana?"
Aku: "Dia harus ikut agamaku"
Salwa: "Kau egois sekali"
Aku: " Aku berpegang teguh pada agamaku, apa itu salah?"
Salwa: "Entahlah"
Aku: "Kau sendiri bagaimana? Dengan si British itu?
Salwa: "Aku mencintainya, seperti kau mencintai Si Protestan itu."
Aku: "Cinta memang tak memandang agama, tapi kadang cinta gagal menyatukan agama walau mereka saling jatuh cinta."
Salwa: "Oh, serumit itukah?"
Aku: "Memangnya kapan sebuah cinta bisa menjadi sederhana?"
Salwa: "Terang tidak dapat bersatu dengan gelap, seperti air dan api, mereka tak dapat saling menggantikan dan melengkapi."
Aku: "Padahal kalau kita jatuh cinta, memangnya agama punya salah apa?"
Salwa: "Setahuku, dalam cinta tidak ada yang salah. Cuma soal waktu dan keadaan saja yang salah"
Aku: "Kalau kau tak bisa mencintai Tuhan-nya maka kau tak bisa mencintai dia."
Salwa: "Tidak ada istilah tuhan-ku atau tuhan-nya. Tuhan itu satu. Dia Esa"
Aku: "Tuhan memang satu, hanya manusia ciptaanNya saja yang berbeda.
Salwa: "Selama ini, kupikir dia yang terbaik."
Aku: "Kau hanya berpikir, belum mengetahui bagaimana realitasnya."
Salwa: "Kau serius dengannya?"
Aku: "Sejauh ini sih, iya."
Salwa: "Untuk dipersatukan dalam ikatan suci dihadapan Tuhan?"
Aku: "Ah. Entahlah."
Salwa: "Sebenarnya, apa yang salah dari mencintai seseorang yang tempat ibadahnya berbeda dengan kita?"
Aku: "Entahlah. Aku belum pernah berpikir sejauh itu. Lalu apa agama si British itu?"
Salwa: "Muslim. Sama seperti aku"

Rabu, 12 Oktober 2011

Hujan Kala Itu

Aku melongokkan kepalaku. memeluk sweater yang menempel ditubuhku yang kian dingin ini. Sesekali aku melirik jam tanganku. Sudah 20 menit aku disini, hujan sangat egois, kian melebat. Kau dimana? Aku kadang berharap sosokmu muncul menembus hujan menghampiriku, tapi ini tidak. Aku masih duduk membujur kaku.
"Chika, mengapa kau ada disini? Ini aku bawa payung" sebuah suara menyentakkan lamunanku.
"Terimakasih, tapi aku tidak memerlukannya" ujarku lembut.
Ia menghembuskan napas "Aku tau kau masih menunggunya kan?" jawab lelaki itu. Dia mas Leo.
Aku memalingkan wajah "Sudahlah mas, tinggalkan aku sendiri" Kataku getir.
"baiklah kalau itu yang kau mau" kemudian ia beranjak pergi. Aku tetap termenung. Aku memutuskan untuk pergi.
Tidak, hujan tak sekejam tadi. Hujan kian mereda. Angin sepoi-sepoi menerbangka anak-anak rambutku. Aku terus berjalan, hingga pada akhirnya aku terhenti sejenak.
Memoriku terbang kala itu. Aku masih mengingatnya. Lalu aku pun membeli satu buket bunga lily, kau pernah bercerita bahwa bunga lily menggambarkan sosokmu dan kau sangat menyukai bunga lily.
"Dek chika, mau ke tempat biasa yaa?" teriak kang Butet dari seberang jalan. Ia sudah mengenal kebiasaanku.
Aku tersenyum ramah "Iya kang, saya duluan yaa" jawabku. Aku pun beringsut pergi.
Akhirnya aku sampai ditempat tujuanku yang utama, disini kau berada. Angin-angin menerbangkan daun-daun yang rapuh itu. Aku melihat ke sekeliling. Kemudian bola mataku tertuju pada namamu yang tercetak kaku di sebuah batu nisan. Air mataku meleleh. Aku memeluk nisan yang dingin dan keras itu.

Cleopatra Elang Wijaya
Lahir: Samarinda, 03 Juli 1993
Wafat: Yogyakarta, 26 September 2010

Setahun sudah kau meninggalkanku. Air mataku meleleh kian deras. Teman-temanku berkata bahwa aku sudah gila. Aku memang masih menunggu kedatanganmu di taman favorit kita berdua dulu. Hujan yang menghangatkan kita.
Sayang, apa kamu kedinginan disana? Ini aku bawakan bunga kesukaan kamu. Lily. Maaf aku tak bisa menepati janjimu padamu. Janji bahwa setelah kau tiada, aku takkan menangis. Tapi nyatanya aku tak bisa. Maafkan aku. Aku rindu padamu, lebih dari yang kamu tau

Sayang, hujan kala itu mengingatkanku pada sosok dirimu...

Selasa, 11 Oktober 2011

Dari Balik Kaca Jendela Kelasku

Aku masih sibuk mencari-cari sosokmu dari balik jendela
Menatap jauh ke arah yang sulit kujangkau dengan pembatas kaca jendela itu
Kamu yang biasanya berjalan santai di koridor-doridor kelas
kali ini tak terlihat batang hidungnya sama sekali
Ah.. kubiarkan sosokmu tak terlihat mataku pagi ini
Padahal selalu saja aku benci kenyataan ini
Mataku tak benar-benar melihat kalau tidak melihatmu
Otakku tak benar-benar berpikir kalau tidak memikirkanmu
Aku masih menunggumu
Dari balik kaca jendela kelasku

Seorang guru sudah sibuk dengan pekerjaannya sendiri
Mengajar
menerangkan
menjelaskan
Ouch!
Sekali lagi aku menatap kaca jendela
Menatap koridor kelas yang mulai terlihat sepi
hanya ada tiupan angin yang bermesraan dengan daun-daun layu
Namun, angin tak membawamu kesini
ke depan mataku
Dari balik kaca jendela kelasku

Mataku masih tertuju pada pemandangan yang disajikan kaca jendela kelasku
Sambil memainkan pensil mekanik yang menempel malas di jemariku
aku masih saja tak mau tahu apa yang terjadi di dalam kelasku
Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi di luar sana
Apa yang terjadi di luar kelasku
yang selama ini selalu kucari tahu
Dari balik kaca jendela kelasku

Bel istirahat maraung lelah
Segera saja kutatap jendela itu
Siapa tahu ada kamu yang berdiri di dekat situ
dengan senyummu
dengan kerlingan matamu

Ah, ya!
Ternyata ada kamu!
20 meter dari jarakku mematung karena menemukan sosokmu
Dengan senyum tanpa tanda tanya
Kusentuh wajahmu
Kusentuh bibirmu yang sering melengkungkan senyum itu
Lalu, kumainkan rambutmu yang hitam itu
Aku bisa menyentuhmu
walau hanya dengan menyentuh kaca jendela dengan jari telunjukku
Dengan menyentuh kaca jendela
aku bisa terus merengkuhmu
Dengan menyentuh kaca jendela
aku bisa terus mencintaimu
dengan caraku sendiri
dengan kerahasiaanku sendiri
dengan sisi gelapku sendiri
Aku bisa mencintamu
walau hanya dari balik kaca jendela kelasku

Aku masih memperhatikanmu dari sini
Tempat yang mungkin tak kau tahu dan kau duga
Masih saja senyumku melebar
Masih saja helaan nafas bahagia terdengar lirih dari sistem respirasiku
Masih saja detak jantung tak beraturan mengacaukan perasaanku

Tiba-tiba saja...
Ah, dia lagi!
Dia menghampirimu lagi!
Seseorang yang tak lagi kau anggap teman
Seseorang yang kini bebas memelukmu dan menikmati senyummu
kapanpun dia mau
Dia menghampirimu
Lalu merangkul tubuhmu
Dia bergelayut manja dibahumu
Lalu kamu hanya tersenyum mesra menatapnya

Aku ragu
Tidak ada lagi detak jantung yang saling memburu kala itu
Kuhempaskan tubuhku hingga ke tempat duduk kaku
yang siap menopang kemarahanku
kemarahan yang tak berdasar pada hak yang kumiliki sebagai seseorang yang memang bukan siapa-siapanya
Seringkali aku bertanya-tanya
Seberapa sulitkah seseorang bisa mencintai dengan perasaan yang bebas?
Tanpa dikekang oleh rasa takut
Tanpa dikekang oleh rasa gengsi yang menjadikannya mati


Dari balik kaca jendela kelasku...


By: Dwitasarii.blogspot.com

Senin, 03 Oktober 2011

Betapa Bahaya Memilikimu

"'<3' Itu lambang love kan? Di matematika itu artinya kurang dari 3. Artinya, pacaran itu harus kurang dari 3 orang" - @Nindandr

Aku kian membusuk. Hari demi hari berganti. Dia yang tak kenal lagi dengan diriku. Pacarku yang tak ku kenal. Tuhan, mengapa harus dia? Jangan kau ambil dia dari hidupku ini yang sudah mencapai batas expired. Tuhan, dia kenapa?

Hidupku memang awalnya sudah membusuk. Setelah aku bertemu denganmu, semua berubah. Hidupku menjadi normal kembali. Dan kini mulai membusuk lagi. Entahlah, masa bodoh. Kita memang masih terlibat dalam hubungan yang rumit ini. Taukah kau hatiku sesak dipenuhi oleh berjuta pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu. Kamu terlalu berbahaya untuk kumiliki. Kamu terlalu sempurna bagi kebanyakan orang.

kenapa kamu tidak melihat ke arah ku? kau terdiam,menelan sejuta rahasia di dalam mulutmu. Aku tercekat, tak menyangka begini caramu membalas cinta ku. Tidak. Kau tak akan lolos semudah itu. Kau milik ku. Tak seorang pun boleh memilikimu salain aku. Posesif? Silahkan kau akan berkata apa. Aku hanya takut untuk kehilanganmu.

Masihkah kau mencintaiku?
Masihkah kau menyayangiku?
Mengapa kau membuatku sulit bernafas?
Mengapa kau masih memilihku?

Dia. Mengapa dia merusak hidup kita? -maksudku, aku dan kamu- Tak taukah dia bahwa kau adalah milikku? Dia datang tiba-tiba dalam hidupmu, mengatakan bahwa dia mencintaimu dan memintamu menjadi pacarnya saat kau telah menjadi milikku. Persetan dengan dia. Aku tak peduli. Yang ingin ku tau adalah kalimat yang keluar dari mulutmu. Kau bilang bahwa kau mencintaiku. Masihkah? Jangan tanyakan aku betapa aku mencintaimu. Kadang cinta memang tak bisa digambarkan, absurd, kadang pula tak nyata.

Aku percaya padamu. Padamu yang tak kenal lagi diriku. Itukah alasanmu berubah sikap padaku? Taukah kau aku rindu sosok dirimu yang dulu. Yang dulu tak henti-hentinya meramaikan handphone ku. Yang dulu selalu bertanya kabarku. Memang, kau masih melakukan hal itu semua. Tapi tak sesering dulu lagi. Hambar.

Perasaan apa yang melandaku ini? Cemburu? Entahlah. Aku akui, memilikimu adalah bahaya bagiku. Kau terlalu sempurna bagi sebagian orang. Dengan kacamatamu, behelmu, lesung pipimu, membuat kesempurnaanmu bagi sebagian orang bertambah. Hanya saja, aku cemburu dengan hal itu. Mereka bilang "Ah, cowok sempurna seperti dia tak pantas bagi kau yang standar saja, terkesan tidak level pacaran dengannya" Aku tak melawan. Aku tau itu benar. Betapa bahayanya jika aku memilikimu.

Cemburu Menguras Hati - Vidi Aldiano

Tiga hari kunanti
Jawabanmu oh kasih
Setiap saat ku harap
Ada keajaiban dalam dirimu

* Indahnya masa lalu
Tergores amarahku
Cemburu menguras hati
Galau kini menyiksa diri

Reff :
Kembalilah kau kekasihku
Jangan putuskan kau tinggalkan aku
Sekalipun sering ku menyakitimu
Tapi hanya kaulah pengisi hatiku

Oo... Maafkan aku
Oo... Maafkan egoku
Oo... Maafkan diriku

* Indahnya masa lalu
Tergores amarahku
Cemburu menguras hati
Galau kini menyiksa diri

Oo... (Maafkan aku)
Oo... Maafkaaaaaan egooooku
Oo... Maafkaaaan... diriku...

PS: Buat dirinya yang tak lagi kenal dengan diriku. Pahami liriknya dan kau tau apa yang ku maksud. Buat dirinya yang tak sadar bahwa aku cemburu.

Minggu, 02 Oktober 2011

Pacarku, Dunia Maya Dan Cinta Tanpa Logika

Cinta bisa berada dimanasaja. Bahkan di dunia maya, tempat yang kadang tidak diperlukan logika untuk melogiskannya. Karena cinta dunia maya, tak butuh LOGIKA.

Aku tahu sejak awal bahwa cinta kita langka. Cinta yang jatuh sempurna pada titik yang tak diduga. Cinta yang tercipta dari setiap karakter tulisan yang terbaca. Cinta yang menjelma menjadi nyata dan menggerogoti aku dan kamu, kita.

Apakah ini bisa disebut cinta? Saat hanya namamu selalu kueja dalam hatiku, walaupun sekalipun aku belum pernah memandang matamu. Apakah ini bisa disebut cinta? Saat aku merindukanmu, walaupun jemari kita belum saling menggenggam hingga detik ini. Apakah ini bisa disebut cinta? Saat frekuensi suara tangismu mengalir melalui mahluk tak berdenyut arteri bernama handphone itu.

Seberapa pentingkah perjumpaan nyata buatmu? Kita beradu pandang seakan tak ada sekat jarak dan waktu. Mengeja dalamnya diri dengan praduga. Aku hanya bisa mereka-reka, seberapa dalam perasaanmu padaku. Aku hanya bisa mengira-ngira, seberapa dalamkah virus yang kita sebut cinta itu menggerogoti hati dan pikiranmu. Yang aku tahu, cerita kita ada, walaupun begitu langka.

Mereka mengatakan bahwa perjumpaan nyata itu penting dan harus. Ya, karena tidak mungkin kita hanya bertahan pada suara lembut yang menggugat sepi dan huruf-huruf yang terangkai manis itu. Mereka bilang dunia maya itu abstrak, semua yang berada didalamnya selalu dipertanyakan kenyataannya. Tapi, bukankah cinta itu bisa datang darimana saja, bahkan dari jejaring sosial yang terlihat sepele dan mengenaskan itu.

Kita memang tak bisa memungkiri keadaan. Ada sekat jarak ratusan kilometer yang membatasi aku dan kamu. Ada gemerisik rindu yang berteriak keras jelas dalam hatiku untuk segera menemuimu, merasakan sinar matamu, dan hangat jemarimu saat menggenggam celah-celah jemariku.

Ku jumpai dirimu dalam rumitnya cinta dunia maya, saat semua orang jatuh cinta pada perjumpaan nyata mereka. Aku tidak. Mereka bilang bahwa aku abnormal saat mencintaimu? Masa bodohlah. Aku tak peduli. Pacarku adalah kau, kau yang ku jumpai dalam layar laptopku. Kau yang tak pernah kutemui sebelumnya. Ini tak serumit yang mereka kira.


Walaupun kamu jauh, aku tetap bisa menyentuhmu melalui doa. Walaupun kamu jauh, aku tetap bisa merasakan rindu yang begitu hebat mengobrak-abrik isi otakku sehingga bayanganmu semakin melebar dan membesar. Walaupun kamu jauh, kita tetap dapat melihat bulan yang sama, sayangnya aku dan kamu menatapnya dari tempat yang berbeda.

Kau pacarku. Entah apa yang sedang ku pikirkan saat itu. Cinta dunia maya memang cinta yang tak butuh logika. Perjumpaan nyata memang tak terlalu kupikirkan saat ini. Hanya karena kau, aku menjadi pecandu handphone. Aku menjadi sosok gila hanya karena menunggumu mengirimi ku sebuah pesan singkat yang mengabarkan bahwa kau baik-baik saja.

Aku mengenalmu melalui satu nama. Aku mengenalmu melalui satu doa.

Sayang.. Aku sakau..

Bisakah Kita Lebih Dari Teman?

Apakah kau juga memikirkan hal yang sama diotakmu?
Lima kata yang mungkin cukup berat untuk kau ketahui
"BISAKAH KITA LEBIH DARI TEMAN?"
Apa kau mau terus-menerus membuatku gila?
dengan segala ketololan yang kau ciptakan

HANYA TEMAN
Maksudku, apakah kau tahu betapa menyiksanya status “HANYA TEMAN” itu?
Luar biasa!
Hanya dengan kata-kata
kau membuatku tersiksa
Hanya dengan penolakan kecil
kau berhasil membuatku menggigil

Kita bisa kan saling mengungkapkan RINDU dengan cara yang biasa?
Tanpa harus membentak
Tanpa harus saling menyalahkan
Tanpa harus cekcok mulut terlebih dahulu

Kau mau mencoba membunuhku?
Saat aku mati-matian membela rasa yang tak kuketahui akhirnya
Tapi, dengan mudahnya kau menelantarkanku
dan membiarkan aku berdiri sendiri dari jatuh yang disebabkan oleh cinta
Bukankah kita tidak pernah merencanakan pertemuan?
Jadi, kenapa kita harus merencanakan perpisahan?

Bukankah setiap saat aku selalu merindukanmu?
Merindukan desah manja atau sekedar tawa renyahmu

Bukankah hanya perasaan meletup bisu itu yang selalu membuatku tersenyum malu?
Saat kau menggodaku
Saat ngambekmu menyiksaku
Saat ketidakhadiranmu membunuhku
Itulah saat-saat yang kuinginkan
agar kau tahu aku mengganggapmu bukan sekedar TEMAN
agar kau yakin bahwa kamu telah memegang kendali hatiku saat ini
agar kau percaya
bahwa rindu itu ada
walau jemari kita belum saling menggenggam hingga detik ini
walau senyummu yang kunikmati masih sekedar gambar dua dimensi

Untuk apa status HANYA TEMAN itu
jika perasaanku lebih dari sekedar TEMAN
Untuk apa kau mempertahankan status HANYA TEMAN itu
Jika dalam tingkah laku dan sapa luguku
kau segera tahu bahwa aku mencintaimu

Mataku masih terkunci
Pada banyangmu yang hanya berhasil mengundang tanda tanya
dengan jawaban yang sulit kureka.

Pemuja Rahasiamu

Dia yang kulihat

Tampak jelas itu kamu

Hati ini tersenyum lembut

Aku mengenalmu

Cukup dengan satu nama

Hanya sukup dari sini

Melihatmu aku tenang

Semampuku aku kuat

Tanpa harus kau tau

Hati ini menyayangimu

Aku sadar

Kita tak mungkin bersama

Aku mengagumimu

Aku menyayangimu

Aku mencintaimu

Gejolak itu kian membunuhku perlahan

Tapi tertahan dan terus tertahan

Tanpa harus kau tau

Selamanya akan tetap begini

Aku sayang padamu

Sekarang..

Mungkin untuk selamanya

Perasaan ini takkan berubah

Hanya dirimu

Aku tulus..

Senin, 19 September 2011

Kau Anggap Ini Lucu? HAHA!

Mantan. Saat mendengar kata itu, apa yang ada dibenak mu? Seseorang yang menyakiti dirimu, meninggalkanmu, saat kau rapuh dan masih menyayanginya.

Dulu, dia yang melengkapi hari-hariku. Merasa berarti di milikimu. Mungki ia berhasil membuatku menyayanginya, kemudian membencinya. HAHA, yaa sangat lucu. Saat sosok dirimu datang dalam hidupku. Kuyakin kau takkan pernah tinggalkan ku. Tapi saat itu pula kau memutar balikkan fakta. Kau membuangku seperti seonggok sampah

Mantan. Saat mendengar kata itu membuatku muak. Cerita cinta masa lalu kadang memang menyakitkan. Kau membuatku membenci untuk jatuh cinta.

Saat mengingatmu, membuatku terbang ke memori masa lalu. Yang selalu membuatku muak akan sebuah perasaan bernamakan "CINTA" itu. Pertemuan yang indah kadang memang tak seindah cerita akhirnya. Sampai aku mengenal kata "BENCI" menjadi suatu yang indah. Kau tertawa? HAHA, silahkan. Aku pun ikut tertawa mengikutimu. Semudah itukah kau menghancurkan sebuah rasa yang kau bentuk untukku? Kau anggap ini lucu?

Semudah itu kau datang, lalu kau tinggalkan. Semudah itu kau mengendalikkan hatiku, lalu kau merusak dan mengobrak-abriknya. Mantan. Masihkah kau pantas ku sebut 'mantan'? Sepertinya tidak. Kau lebih pantas untuk kupanggil 'pengecut'. Aku memang salah. Salah untuk memilihmu. Kau adalah kesalahan di masa laluku.

Setelah aku membenci kata "CINTA" dan berpikir bahwa kata "BENCI" adalah kata yang indah, kini aku tau kata "BARU" adalah yang lebih indah dari segalanya. HAHA, kau pikir aku tak bisa pergi dari bayang sosokmu? Kau salah! SANGAT SALAH! Kau bukanlah satu-satunya jawaban Tuhan yang diberikan padaku. Bukan hanya kau!

Mantan. Apa yang kau pikirkan dari kata itu? Mantan hanyalah seonggok sampah masa lalu yang tak pantas diingingat.

Jumat, 16 September 2011

Saat Mata Teduhmu Menatapku

Aku mengayuh sepedaku cepat-cepat. Sesekali ku melirik jam tanganku, menoleh sebentar ke arah samping, saudara perempuan di sebelahku itu masih berkonsentrasi untuk mengayuh. Aku akan bertemu dengannya sebentar lagi. Beberapa menit lagi. Setelah sekian lama, aku dan dirinya terbatasi oleh layar laptop dalam dunia maya.

Aku tak pernah bertemu dengan dirinya sebelumnya. Dua hari sebelum hari itu. Layar handphone ku berkedip. Dia mengirimku sebuah pesan.

"Dek, besok minggu kita ketemuan di Alkid yaa :) Jam 7 pagi. Gue tunggu, don't be late. Miss you :D"

Sender: Kak Dhika

Aku menahan napas membaca kalimat terakhir tersebut. Miss you. Kalimat itu membuatku melambung tinggi. Aku tersenyum. Membalas pesan itu dengan jawaban ya.

Aku meneruskan kayuhanku, hari itu aku semangat sekali. Saudara perempuanku yang bernama Laras itu pun menghentikan sepedanya. Kini aku berada di Alkid. Beberapa menit lagi. Aku melongok kan kepala, kiri kanan. Aku tak dapat menemukan sosoknya. Aku tak tau dia dimana. Ucapan Laras membuat pencarianku terhenti sejenak.

"Masih mencari cowok itu?" tanyanya. Aku hanya mengangguk dan terus celingukan.

Laras melihatku. "Oh, sudahlah. Sebaiknya kita makan terlebih dulu." Dan aku pun menyetujuinya.

Laras bertemu dengan teman-temannya saat itu. Alhasil, aku pun sendirian. Saat aku duduk di sebuah tempat duduk taman, aku masih mencari sosoknya. Tak mengenal lelah. Pandanganku pun tersita. Laki-laki yang berdiri tepat berada di samping sepedanya, orang itu sedang berbincang dengan teman-temannya. Aku memandangnya dari kejauhan. Aku tak yakin itu Dhika yang selama ini kucari. Kemudian ia melihatku. Ia berjalan mendekat ke arahku. Tentu saja aku panik. Aku merasa tak mengenal siapa laki-laki berkacamata itu.

Ia menatapku. Aku berdiri dari tempat duduk nyamanku. Dibalik kacamatanya itu, ia menatapku teduh. Kemudian laki-laki itu tersenyum menampakan gigi berpagarnya, bahasa gaulnya behel.

"Ninda?" suaranya lembut sekali saat menyebut namaku

Aku menatapnya canggung. "Ya, itu aku. Kau siapa?" tanyaku

Kemudian ia tersenyum. Ternyata dia mempunyai lesung pipi yang manis "Akhirnya gue ketemu juga ama lo. Gue Dhika" ujarnya menampakkan logat Jakarta nya.

"Dhika? Ini beneran kamu?" tanyaku dengan perasaan meluap-luap

"Akhirnya gue bisa ketemu sama lo. Gue kangen lo Nda" ungkapnya jujur. Aku hanya tersenyum simpul. Dia rindu dengan diriku.

Dia Dhika. Orang yang membuatku betah menatap layar handphone ku hanya karena menunggunya mengirimkan sebuah pesan. Pesan-pesan singkat yang membuatku terbang melayang. Ia manis sekali. Oh, apa perasaan yang sedang melandaku ini? Cinta? Ya, kurasa aku mencintai nya. Tidak, lebih tepatnya telah mencintainya sejak aku pertama kali berkenalan dengannya di sebuah jejaring sosial.

Kini, aku merasa aku menyayanginnya. Ingin rasanya kupeluk hangat tubuhnya. Tapi saat itu aku bukan siapa-siapa. hanya belum waktunya. Dan aku yakin, suatu saat aku dapat menyanganginya dan dia menyayangiku.

Dia kembali menatapku. Mata teduhnya membuatku menyunggingkan senyum. Ia juga tersenyum. Senyum yang tulus.

Kamis, 15 September 2011

Sosokmu Disana

Kau tau kalau aku sayang sama kamu?

Emang aku nggak tau gimana perasaanmu

Tapi aku mengerti

Bagaimana aku dapat mengungkapkannya?

Jika sosok dirimu jauh disana

Menyatukan hati

Cinta menjadi jembatan antara kau dan aku

Kau yang kusebut "I LOVE YOU"

Kau yang kusebut "I MISS YOU"

Kau yang kusebut pacarku

Mengusap puncak kepalaku

Belaian sayangmu yang tak usai-usai

Membuatku terbang lebih jauh

Merasakan hangat dirmu saat kau merengkuhku

Membenamkan kepala di dada bidangmu

Sosokmu disana

Bagaimana aku mengungkapkannya padamu?

Kau tau? Kau memang milikku

Tapi entah sampai kapan

Aku dapat mengungkapkan seuntai kalimat

Kalimat penuh makna itu

Bahwa aku mencintai sosok dirimu

Rabu, 14 September 2011

Perasaan Tak Karuan ini Cinta?

Biarkan ini menjadi cinta, jika segenap rasaku dan rasamu yang berbicara. Biarkan ini menjadi nyata, jika ini adalah hatiku dan hatimu yang jadi jembatannya

Awalnya, semua terasa biasa saja. Kadang, aku memperhatikanmu dari balik dunia maya yang tak tersentuh dan tak terjamah. Sikapku tak lebih, hanya rasa kekaguman biasa yang tak harus memunculkan alasan dan tanda tanya.

Tapi, sejak peristiwa itu, semua berubah. Hanya dengan sapa yang teretas dari mahluk tak bersuara bernama "twitter" itu, kau dan aku tiba-tiba menjadi dekat. Seberapa kuatkah kata “HEY” itu? 1 kata, 3 huruf, tapi bisa mendekatkan aku dan kamu dalam suatu lingkup sempurna bernama cinta. Apa aku terlalu tergesa-gesa untuk menyebutnya cinta? Setidaknya, itulah rasa yang pertama kali aku rasakan padamu sejak percakapan itu. Seperti mercon lebaran yang diledakan di alun-alun selatan, di bawah sinar rembulan, diiringi suara kendaraan yang lalu-lalang, perasaan campur aduk yang bahkan tak bisa aku persepsikan.

Bagaimanakah dengan perjumpaan nyata? Aku tentu merindukanmu, walaupun perkenalan kita berjalan dengan singkat dan instan. Dengan segala kemampuanmu menjentikan jemarimu di keyboard laptop, aku terpikat dan terjerat. Inikah jebakan yang tak sengaja kau ciptakan untuk mengurungku dalam kerinduan semu? seandainya aku dan kamu bisa saling menyentuh dan saling mengenggam tangan, mengisi celah-celah kecil jemarimu lalu kita melihat bulan, sungguh tak adil jika semua itu hanya angan-angan.

Seandainya kamu berada disini, seandainya kotamu tak berjarak ratusan kilometer dari sini, tentu kita bisa segera bertemu, tanpa harus bermimpi. Melihat matahari terbit dan terbenam, bernyanyi diiringi suara gitarmu dan nada-nada hujan yang hanya bisa didengar oleh aku dan kamu, melihat bintang yang berteman dengan bulan, lalu saling berpeluk saat dinginnya hujan.

Tuhan, lirikanlah mataMU pada kisah aku dan dia. Biarkan dia mengendap-endap berlari dari khayalanku lalu memasuki dunia nyataku. Walaupun sebenarnya, aku benci jatuh cinta, terutama dengan dia yang tak pernah kusentuh wajahnya. Saat jantungku harus berdegup kencang karena sapa mayanya, saat mataku rela tak terpejam hanya untuk membalas pesan singkatnya. Tapi, dibalik perasaan canggung, malu, dan rindu itu, aku temukan BAHAGIA :) Sesuatu yang belum tentu dapat diciptakan Einstein dengan kemampuan 10% otaknya, itulah cinta, yang membuat aku rela menatap handphone berjam-jam hanya untuk menunggu kabar darinya

Kau memelukku lewat dunia maya. Dunia maya bertemakan jejaring sosial bernama "twitter" tersebut. Memandangmu lewat layar laptopku. Perasaan tak karuan ini cinta? cinta padamu? Mungkin, dan itu memang terjadi padaku. Cinta yang tak pernah memakai logika, cinta dunia maya.

When You're Gone - Avril Lavigne

Verse 1:

I always needed time on my own
I never thought I'd need you there when I cry
And the days feel like years when I'm alone
And the bed where you lie is made up on your side

Refrain:

When you walk away I count the steps that you take
Do you see how much I need you right now?

Chorus:

When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face that came to know is missing too
When you're gone
All the words I need to hear to always get me through the day
And make it okay
I miss you

I've never felt this way before
Everything that I do remind me of you
And the clothes you left they lied on the floor
And they smell just like you
I love the things that you do


(Repeat refrain and chorus)
We were made for each other
Out here forever, I know we were
Yeah Yeah..

All I ever wanted was for you to know
Everything I do I give my heart and soul
I can hardly breathe, I need to feel you here with me
Yeah..

(Repeat chorus)


PS: Pahami liriknya. Entah kenapa lagu ini nusuk sekali buatku, Dan asal kalian tau saja, lagu ini sudah menjadi top of my playlist song :')

Selasa, 13 September 2011

Ku Sebut Namamu Dalam Doaku

Mungkin kau tak pernah tau, mungkin cinta yang tumbuh menghasilkan sebuah cerita yang indah. Mengeja namamu dalam setiap mimpiku. Aku memilikimu. Seseorang yang selalu membuatku tertawa disaat masalah menghampiri. Tak pernah ku lupa akan hal itu. Kau yang melakukannya.

Aku menangis. Bukan, ini bukan air mata kesedihan. Ini hanyalah luapan hati seorang gadis remaja yang bahagia. Mendekap hangat tubuhku dalam dada bidangnya. Mengusap rambutku dengan perlahan.

"Aku harus pergi. Aku tak bisa janji aku akan kembali" parau melanda suaranya. Aku hanya bergeming. Masih mendekap sosok itu.

Mungkin, kaulupa bahwa ada seseorang yang membiarkan air matanya terbujur kaku dipipinya, hanya karena dia tidak ingin melihat perubahanmu, hanya karena dia MENCINTAIMU.

Meyakini sosok itu bukanlah hal yang sulit bagiku. Aku masih bersamanya walau bulan-bulan yang kosong kulewati tanpa kehadiran sosok dirinya. Tapi ku tau, hatinya masih milikku. Aku yakin itu. Aku memantapkan hatiku padanya.

Dia memang kembali, dengan senyum hangat nya yang selalu menyejukkan hatiku itu. Perasaannya masih sama. Dia mencintaiku sama saat dia mengucap kalimat itu di hadapanku dulu. Aku masih mengingat itu.

Apa kau tau? Aku selalu mengeja nama nya saat aku di alam mimpiku. Menangis karenanya saat mataku terpejam dan terbuka menahan rasa yang menghentak dadaku, aku mengerti, ini perasaan rindu yang menggebu. Dan apa kau tau? Selalu ku sebut namamu dalam setiap doaku. Aku tau itu kata-kata yang terlalu berlebihan menurutmu, tapi ku mencoba menyangkal? tak pernah bisa, karena aku melakukannya.

Bercerita tentang sosok dirimu pada Tuhan dalam setiap ibadahku adalah kebiasaan baruku. Dan Tuhan selalu mendengarkan ceritaku dengan seksama.

Senin, 12 September 2011

Ini perpisahan?

"Ketika Tuhan mengambil orang yang kita cintai, Tuhan pasti akan mengganti dengan seseorang yang baru yang akan lebih kau cintai"

Ya, kata-kata yang kurangkai saat aku kehilangan sosok dirimu dari hidupku itu masih terngiang di kepalaku. Kenyataan terburuk yang harus ku terima adalah orang yang aku cintai itu akan hilang, untuk sementara atau mungkin selamanya. Aku takkan tau. Cinta memang rumit.

Apa kau pernah merasakan? Seseorang yang telah kau cintai sosoknya menghilang begitu saja dari hadapanmu. Dan saat dia kembali melihat dirimu, dia tak mengenalmu. Apa itu sakit? Ya, dan itu sakit! karena aku pernah merasakannya. Merasakan seperti palu godam menghantam hatiku dengan sangat pilu. Meninggalkan luka yang cukup dalam.

Setiap pertemuan pasti menghasilkan rasa. Entah rasa tertarik, rasa benci, rasa mencintai, rasa ingin melindungi, termasuk rasa takut kehilangan. Harus ku akui, kaulah yang menciptakan perasaan itu. Perasaan yang membuatku melambung terlalu jauh dan menghantam ku jatuh kembali ke dunia nyata. Kau kini bukan milikku lagi. Aku memang siapa mengharapkan sosok dirimu kembali? Aku siapa?

Kau melihatku tanpa mengenalku kembali, semudah itukah wahai cinta pertama? Aku tak pernah mengerti jalan pikiranmu. Kini aku pun melanjutkan hidupku. Menata hidupku. Menghapus sosok dirimu. Yang belum pernah terpikirkan dari suatu perpisahan adalah akan ada sebuah pertemuan lagi yang akan menyadarkan kita, bahwa kehilangan adalah tanda kita segera menemukan. Aku sadar, dirimu hanyalah bayangan semu bagiku. Sosokmu tak terlihat jelas dari pandanganku. Aku menemukan sosok baru. Dia yang aku yakini bahwa dia adalah jawaban setiap doaku.

Perpisahan adalah bagian dari rencana Tuhan untuk membuat kita lebih dewasa. Perpisahan memang awalnya pahit. Tapi jika kau yakin bahwa perpisahan adalah hal yang sejenak dapat membuatmu lebih dewasa. Yakinlah, dibalik perpisahan yang pahit itu, akan ada hal baru yang akan kau kenang. Menemukan sosok baru yang lebih kau cintai. Karena aku yakin Tuhan merencanakan hal yang terbaik bagimu.


Sosok itu kian mendekat. Dan kuyakin itu adalah dirimu. Dirimu yang telah membuat hatiku melambung, dan ku takkan takut untuk jatuh terjembap kembali. Karena kau menopang hati yang dibuat melambung olehmu ini :)

Blog Baru :')

Hallo stranger,
Ini blog baruku..
Nantinya aku bakalan curhat banyak disini, so yang gak suka, gak join juga gapapa :)
Ya, aku tau dan aku sadar, aku adalah gadis remaja yang labil. jika tidak pasti tidak normal
Kamu nggak perlu tau aku, yang penting kamu bisa menikmati setiap curhatku yang akan ku post.
Oh, iyaa.. kamu belum tau aku bakal cerita apa?
Aku akan bercerita tentang dia, laki-laki yang telah membuat hatiku melambung.
Dan bercerita tentang mereka, sahabat-sahabat ku.. aku tak ingin menyebut 'sahabat sejati' tapi mereka adalah 'sahabat selama aku bisa'
Kau tau alasan ku membuat blog ini?
Karena aku menyimpan sejuta cerita yang tak pernah kubagikan dengan siapapun.
Karena ku tau, Tuhan telah mendengarkan setiap cerita dalam setiap ibadahku :')

Aku gadis remaja yang ingin selalu mensyukuri hidupnya
You'll know who i am :)